Sejumlah mantan anggota legislatif dan pakar darinegara-negara Arab sore kemarin Sabtu mengecam sikap politik resmi Arab yangberdamai dan membangun hubungan normalisasi dengan Israel di saat penjajah inimeningkatkan pelanggaran-pelanggarannya terhadap warga Palestina.
Para pembicara menegaskan pentingnya menghadapinormalisasi Arab &ndash Israel dan mematahkan segala upaya menghabisi Palestina dan hak-hakrakyatnya serta menentukan mekanisme politik rakyat asosiasi untuk menghadangnormalisasi ini.
Hal itu disampaikan dalam zoominari yangdiselenggarakan oleh Konferensi Rakyat Palestina Luar Negeri kemarin Sabtudengan tema Isu Palestina dan Normalisasi Merugikan yang dimoderatori oleh jurnalisDua Salem.
Zoominari ini bagian dari rangkaian kegiatan prologKonferensi Internasional Anti Normalisasi yang akan digelar antara 27 Februarihingga 3 Maret nanti.
Demah Tahyub Anti Normalisasi Disuport GerakanBoikot Israel
Mantan anggota parlemen Yordania Demah Tahyubmenyatakan bahwa upaya menghilangkan sekat-sekat kejiwaan antara bangsa Arabdan penjajah Israel tidak akan berhasil. Istilah normalisasi sendiri dipahamitidak biasa. Secara diplomasi gagasan ini belum didiskusikan namun hanyamenjadi dinamisasi konflik Arab &ndash Israel.
Ia menjelaskan normalisasi sebenarnya sudahdilakukan melalui sikap melempam dan mengabaikan Palestina serta memiskinkanbangsa Arab serta melalaikan mereka dari isu sentral yakni Palestina.
Negara-negara Arab yang melakukan normalisasidinilai meyakini bahwa Israel menjadi tembok menjaga rezim dengan bekerjasamadengan Washington agar rezim tersebut langgeng.
Anti normalisasi Arab &ndash Israel sesungguhnyadisuport oleh gerakan boikot Israel.
Faraj Shalhub: Yang Paling Berbahaya BelumDimulai
Kolumnis Faraj Shalhub menyatakan normalisasipaling berbaya belum dimulai. Bahkan yang paling berbahaya adalah Saudi akan menempuhlangkah yang sama apalagi negara ini belum menyatakan menolak normalisasi.
Kondisi di Israel makin mengarah kepada kananekstrim bukan ada arus kanan kiri. Ini artinya hak Palestina dalam waktu dekatmakin tidak dianggap.
Shalhub menilai negara-negara Arab sudahmelakukan normalisasi dalam arti memiliki titik lemah mendasar yang bisadimanfaatkan Israel atau berupa kebutuhan yang bisa dipaksakan oleh rezim sepertiyang terjadi di Maroko terkait haknya terhadap sahara barat juga Sudan yangingin agar dihapus dari daftar negara teroris sementara negara-negara telukmembutuhkan perlindungan dan sponsor AS. (at/pip)