Hingga hari Sabtu 23/1/2021) sekelompok pasukan pendudukan penjajahIsrael masih menyerbu area Masjid Al-Aqsha. Mereka menyebar secarabesar-besaran di gerbang-gerbang masjid.
Sumber-sumber di al-Quds melaporkan bahwa sejumlah besar tentara penjajahIsrael menyerbu Masjid Al-Aqsha untuk hari kedua berturut-turut. Mereka berkeliarandi sekitar halaman masjid serta mengintensifkan kehadiran mereka di gerbang-gerbangdan jalan-jalan menuju masjid.
Imam dan Khatib Masjid Al-Aqsha Syaikh Ikrimah Sabri dalampernyataan pers sebelumnya menegaskan bahwa pendudukan penjajah Israel memanfaatkansituasi pandemi saat ini untuk menerapkan rencana politik dan membatasiorang-orang al-Quds di Kota Tua terutama pada hari Jumat.
Sabri menyatakan bahwa serangan para pemukim Yahudi dan tentarapendudukan penjajah Israel ke Masjid Al-Aqsha tidak pernah berhenti ataudibatasi karena terkait dengan protokol pembatasan kesehatan. Dia mengingatkan bahwapembatasan ini hanya diberlakukan pada warga al-Quds dan menekan mereka untukmengurangi jumlah jamaah di Masjid Al-Aqsha.
Sabri mengimbau warga al-Quds agar sebisa mungkin datang ke Masjidal-Aqsha dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan seperti memakai maskermembawa sajadah sendiri dan menjaga jarak dalam shalat. Karena area Masjid Al-Aqshaluas dan menampung ribuan orang.
Para pemukim Yahudi dan tentara penjajah Israel terus melakukanpenyerbuan meskipun Kota Suci al-Quds terus lockdown dan warga al-Qudsdibatasi dengan sengat ketat untuk mencapai Masjid Al-Aqsha.
Sebelumnya pada hari Jumat (22/1/2021) pasukan pendudukan penjajahIsrael mencegah non-penduduk al-Quds menuju Masjid Al-Aqsha untuk melakukanshalat Jumat dengan dalih penutupan (lockdown) yang diberlakukan olehpemerintah Israel sejak empat pekan lalu.
Pasukan penjajah Israel menutup pintu masuk ke Kota Tua al-Quds danMasjid Al-Aqsha serta memperketat prosedur di Gerbang al-Amud GerbangAl-Sahira dan pintu-pintu lainnya untuk menghalangi akses jamaah ke Al-Aqshamenggeledah dan memeriksa identitas mereka. (was/pip)