Tindakan sepihak Israel terus membangun unit-unitbangunan baru di di permukiman Yahudi di Tepi Barat dan Al-Quds terus menuaikecaman dan protes dari dunia internasional. Turki dan Yordania mengecam kerastindakan Israel mengumumkan tender pembangunan permukiman baru.
Kementerian Luar Negeri Turki mengecam keraskeputusan pemerintah Israel yang mengumumkan tender baru bagi pembangunan 2572unit hunian baru di permukiman di Tepi Barat dan Al-Quds.
Dalam keterangannya Kemenlu Turki menyatakaneskalasi Israel melakukan prosedur pembangunan permukiman seperti ini sebelumdilakukan pemilu Israel adalah dalam rangka menghalangi pendirian negara Palestinadengan integrasi geografis dalam kerangka &rdquosolusi dua negara&rdquo dan mengubahstatus quo Al-Quds. Ini mencerminkan akal licik Israel yang berbahaya dalamrangka memanfaatkan situasi untuk kepentingan mereka. Dengan cara seperti ini Israelingin menghalangi segala cara terwujudnya perdamaian di kawasan.
Turki meminta masyarakat internasional untukbergerak segera melindungi hak-hak Palestina dan wilayah Palestina darikelicikan Israel penjajah.
Dalam konteks yang sama Kementerian LuarNegeri Yordania juga mengecam Israel yang mengumumkan tender baru bagipembangunan 2572 unit hunian baru di sejumlah permukiman di Tepi Barat danAl-Quds.
Juru bicara resmi Kementerian Luar NegeriDubes Dhaifullah Ali Al-Fayez menjelaskan aktivitas pembangunan permukiman tersebuttidak legal dan tidak konstitusional patut dikecam dan ditolak serta melanggarundang-undang internasional terutama resolusi DK PBB nomer 2334.
Politik pembangunan pemukiman Yahudi apapunbentuknya adalah pelanggaran terhadap undang-undang internasional dan memberangusprinsip-prinsip perdamaian dan upaya mewudjukannya dan menutup peluang solusi pendiriandua negara didasarkan kepada resolusi-resolusi internasional.
Al-Fayez menyerukan masyarakat internasionalbergerak menjalankan tanggungjawabnya menekan Israel menghentikan politikmembangun permukiman Yahudi. (at/pip)