Thu 8-May-2025

Otoritas Alam Israel Jadi Ujung Tombak Ekspansi Permukiman Yahudi

Rabu 20-Januari-2021

Pertempuran yang dilancarkan Otoritas Alam Israel terus berlanjutdalam menyita tanah Palestina di Tepi Barat yang diduduki dengan dalih untukdiubah menjadi cagar alam sebelum akhirnya permukiman-permukiman Israeldidirikan lokas-lokasi yang awalnya disebut sebagai cagar alam tersebut.

Tindakan Otoritas Alam Israel tersebut merupakan langkah pertamadalam menyita tanah Palestina di Tepi Barat untuk kepentingan ekspansi permukiman-permukimanYahudi memanfaatkan catatan dan arsip kepemilikan dari era Ottoman dan mandatoriInggris.

Menurut Perjanjian Oslo yang ditandatangani antara OtoritasPalestina dan penjajah Israel tahun 1993 terdapat 2-3 cagar alam di Tepi Baratdan al-Quds yang diduduki penjajah Israel. Akan tetapi roda ekspansi permukimanYahudi yang begitu cepat telah mengubah ribuan hektar tanah menjadi 13 cagaralam dari tanah yang pemiliknya tidak dapat mengambil hak mereka daripemerintah pendudukan penjajah Israel.

Tur kini semakin intensif dilakukan di kawasan Bab Rababa di kotaSilwan sebelah selatan area Masjid Al-Aqsha setelah pendudukan penjajahIsrael menguasai tanah warga di sana dengan dalih kesakralan kawasan tersebut dalamagama Yahudi dan tidak adanya pemilik pada beberapa tanah yang diwakafkankarena mereka ada di luar Palestina.

Strategi ekspansi permukiman Yahudi bekerja sesuai dengan tujuanagama tugas politik dan terkadang dengan dalih untuk kepentingan pariwisataIsrael atas dasar bahwa tanah Negara Israel berkembang dan tidak menyusut.

Cagar Alam

Ntuk Orang-orang Palestina yang menjadi pemilik tanah dikejutkanoleh patroli-patroli tentara penjajah Israel yang menyita sebagian besarproperti mereka melalui keputusan yang dikeluarkan oleh Otoritas Alam Israeldengan dalih untuk diubah menjadi cagar alam.

Otoritas Alam Israel memilih titik-titik lemah di wilayah yang menjaditarget. Seperti tanah yang tergolong dalam “properti yang tidak bertuan&rdquo (pemiliknyatidak ada karena berada di luar negeri) sebelum dimulainya tindakan lapangandengan dukungan polisi penjajah Israel yang mencegah orang Palestina mendekati tanahtersebut dari jarak 300 meter dengandalih sedang pandemi Corona yang dimanfaatkan oleh pendudukan penjajah Israel untukmemperkuat ekspansi permukiman Yahudi secara terus menerus dan diam-diam.

Gamal Amr seorang ahli dalam urusan permukiman Yahudi menegaskanbahwa para pegawai Otoritas Alam Israel di antara mereka adalah pensiunanpetugas keamanan yang membantu Otoritas Alam Israel aktif dalam menyita tanahPalestina di Tepi Barat yang terdaftar di Arsip Ottoman sebagai “properti tidakbertuan”.

Dalam pernyataan khusus kepada Pusat Informasi Palestinadia menyatakan &ldquoMereka memiliki patroli dan anggaran yang bekerja denganorganisasi ekstremis Yahudi yang didukung oleh orang-orang Yahudi di seluruhdunia dengan menggunakan arsip dan dokumen tanah untuk mencuri properti wargaPalestina yang tinggal di luar Palestina.”

Biasanya setelah Otoritas Alam Israel memutuskan untuk menargettanah Palestina mana pun penjajah Israel mendirikan pos sementara kemudianmenanam beberapa pohon di sekitarnya dan memasang tempat-tempat duduk sebagaipersiapan untuk mendirikan permukiman baru dengan dalih bahwa daerah tersebutadalah milik Otoritas Alam Israel.

Ratib Jabour koordinator Komite Perlawanan terhadap Permukiman Yahudidi Tepi Barat bagian selatan melihat bahwa keputusan Otoritas Alam Israel telahmenjadi dalih bagi proyek permukiman Yahudi untuk menyita tanah Palestina dalambeberapa tahun terakhir.

Kepada Pusat Informasi Palestina dia menambahkan”Setelah keputusan untuk mengubah tanah menjadi cagar alam warga Palestinadilarang memasuki tanah mereka. Menurut Persetujuan Oslo ada dua cagar alamsatu di Lembah Jordan dan yang kedua di kota Bani Naim tetapi sekarangjumlahnya telah mencapai 13.”

Perdebatan hukum

Setelah memberlakukan kebijakan de-facto atas tanah yang disitapemerintah pendudukan penjajah Israel mengizinkan warga Palestina untuk secarahukum mengajukan keberatan atas keputusan penyitaan tersebut tetapi hasil daridebat hukum ini sering kali sudah diputuskan terlebih dahulu oleh keputusanyudisial yang mendukung Otoritas Alam Israel.

Gamal Amr mengatakan bahwa pekerjaan dimulai di lapangan melaluipatroli Otoritas Alam Israel yang disebut “Patroli Hijau”. Jika wargaPalestina terburu-buru untuk melawan dan menghadang maka serangkaian prosedur hukumdimulai sebelum putusan dikeluarkan.

Otoritas Alam Israel membentengi rencananya untuk menyita tanah Palestinadengan para pengacara ahli dan anggaran keuangan yang besar yang biasanyatidak dapat dihadapi oleh warga Palestina sehingga yang disebut terakhir inipasti kalah dalam pertempuran hukum di pengadilan Israel.

Adegan ini yang diulang oleh Otoritas Alam Israel untuk melahapribuan hektar tanah sebelumnya di kota Issawiya pinggiran al-Quds yangdiduduki penjajah Israel dan di daerah Al-Tur Khan Al-Ahmar dan sekarang di WadiRababa.

Otoritas Alam Isrsel berusaha untuk menguasai lereng Wadi Rababayang bersebelahan dengan makam Nabi Daud dan mengubahnya menjadi sebuahsinagoga Yahudi yang awalnya merupakan wakaf Islam yang bertahan selamabeberapa dekade di bawah naungan keluarga al-Quds Dajani sejak dari eraOttoman.

Gamal Amr melanjutkan “Wadi Rababa adalah pintu gerbangAl-Aqsha dari sisi al-Qibaliah dan jalan bagi mereka yang datang dariBetlehem Beit Sahour dan Hebron. Sementara penjajah Israel berusaha memaksakanwarna religius untuk mengatakan bahwa tempat tersebut adalah situs suci. Maka penjajahIsrael mendirikan sebuah permukiman yang menjadi tempat perayaan malam yangterus kita dengar.”

Penjajah Israel juga berencana menguasai Wadi Rababa untuk menyitatanah milik keluarga “Samrin Siam dan Al-Abbasi” sesuati penugasan politikyang melayani ekspansi permukiman Yahudi dalam rencana aneksasi. Sementara asosiasipermukiman Yahudi “Elad” aktif menggunakan setiap permukiman darisudut pandang agama.

Ratib Jabour koordinator Komite Perlawanan terhadap Pemukiman Yahudidi selatan Tepi Barat mengatakan bahwa seluruh wilayah Tepi Barat dan al-Quds yangdiduduki penjajah Israel telah menjadi ladang rencana Otoritas Alam Israel danbaru-baru ini mereka telah mendirikan beberapa permukiman di antaranya adalah permukimanmodern di sebelah timur Yatta di Hebron yang dulunya merupakan hutan alam danberubah menjadi permukiman Yahudi.

Bermacam-macam kesaksian yang disampaikan orang-orang Palestinapada tahap awal pendirian permukiman-permukiman Yahudi seputar penghlihatan merekapada aktivitas penggalian untuk mengubur artefak Yahudi buatan. Batu-batu nisanpada kuburan kuno membuktikan upaya menanam warga religius dan historis di atastanah yang menjadi target untuk kepentingan ekspansi permukiman Yahudi.(was/pip)

Tautan Pendek:

Copied