Dengan penuh kerinduan keluarga Dr. Muhammad al-Hudriperwakilan gerakan Hamas menunggu bertemu dengan penuh kerinduan bertemu dengannyadan anak tertuanya tersebut setelah dua tahun ditahan Saudi. Padahal Al-Hudrimemiliki ijin tinggal resmi dan legal serta telah tinggal selama 25 tahun.
Selama bertahun-tahun itu Al Hudri dan anaknya menghabiskanhidupnya untuk berkhidmat demi Palestina dan merajut hubungan persaudaraan denganSaudi sebelum keduanya ditangkap. Sejak itu keduanya menjalani sejumlahpersidangan. Bersama tahanan lain keduanya menunggu keputusan akhir darisidang yang akan digelar 18 Januari ini.
Sebelum persidangan itu Abdul Majid Hidri saudara kandung Hidrimengatakan tuntutan umum Saudi memberikan penjelasan dan keputusan dalam sidang.
Kepada Pusat Informasi Palestina Al Hidri mengatakan pihaknyaberharap bisa terbebas dari tuntutan dan mendapatkan keputusan yang adil.
Sementara itu keluarga Palestina dan Saudi yang anggotakeluarganya ditahan sedang menunggu sidang tersebut. Pengacara pribadinya sudahmengajukan permohonan agar di sidang agar kliennya ditahan di rumah karenakondisi kesehatannya yang sulit dan hakim menyetujuinya. Akan tetapi keputusanitu belum dijalankan akibat absennya ketua mahkamah saat sidang. Saat iniketua pengadilan sudah ada. Sehingga pihaknya menunggu keputusan yang adilterhadap saudaranya.
Keluarga Al-Hidri mengkhawatirkan kondisi kedua anggotakeluarga mereka yang ditahan di tengah pandemi covid 19. Dr. Muhammad yangusianya 83 tahun menderita kanker prostat sejak 10 tahun terakhir. Sementaraanaknya Hani 48 tahun menderita sejumlah penyakit.
Berdasarkan pantauan Pusat Informasi Palestina Al-Hidri padatahun 1993 tiba di Saudi setelah tinggal di negara Kuwait sejak tahun 1961hingga tahun 90-an. Dia berpindah-pindah dengan memiliki jabatan dan tugassosial yang berbeda-beda. Terakhir ia menjabat direktur pelaksana rumah sakitmiliter di Kuwait.
Al-Hidri juga bekerja di perusahaan minyak dan satuanpasukan di Kuwait yang ikut di dalam perang Irak dan dan memiliki hubungan yangbaik dengan pemerintah Saudi.
Pihak Saudi kemudian menangkap Al Hidri pada 19 September2019 dan juga menangkap anaknya pada 4 April tahun di tahun yang sama.
Seperti yang dijelaskan oleh Hamas bahwasanya dia adalahpejabat dinas hubungan Hamas dengan kerajaan Saudi selama dua dekade. Dia memilikijabatan penting di gerakan Hamas.
Hamas menegaskan penangkapannya merupakan bagian darioperasi penangkapan yang menyasar sejumlah warga Palestina di Saudi.
Dalam konteks Komite Tahanan Yordania dan Palestina di Saudimenjelaskan keluarga tahanan sedang menunggu sidang yang akan dilakukan hariini karena akan memberikan keputusan yang pasti.
Sumber di Komite tersebut menyatakan keluarga tahanan mengharapkanagar keputusan tersebut akan meringankan tersangka yang sudah merasakankekerasan selama beberapa tahun terakhir.
Menurut Dewan HAM di Jenewa pemerintah Saudi menangkap 68warga Palestina dan Yordania pada Februari 2019 lalu tanpa dasar hukum yangjelas. Mereka ditahan secara paksa dan bahkan sebagiannya disiksa pemerintah.
Saudi mulai melakukan persidangan massal terhadap tahanan dantahanan pada 8 Maret 2020 di Mahkamah Kriminal yang khusus menanganianti-terorisme di kerajaan tersebut. Hamas meminta berkali-kali kepada Saudiagar membebaskan anggotamya yang ditahan. Hamas melakukan komunikasi langsungatau melalui media dengan kerajaan Saudi untuk tujuan ini. (at/pip)