Tue 6-May-2025

Wadi Rababa Manjadi Target Yahudisasi dan Permukiman di al-Quds

Senin 18-Januari-2021

Dalam menghadapi Yuhudisasi dan ekspansi permukiman Yahudi sebanyak800 warga al-Quds berjuang dengan kegigihan dan ketabahan mereka di Wadi Rababadi kota Silwan di sebelah selatan Masjid Al-Aqsha di kota suci al-Quds yangdiduduki penjajah Israel.

Wadi Rababa terletak di area sekitar 210.000 meter persegi. Untukbisa tetap bertahan kelangsungan hidupnya para penduduknya harus menghadapi kebijakanpenjajah Israel dan praktik-praktik para pemukim Yahudi yang bertujuan untukmengusir mereka dari tanahnya.

Penjajah Israel berusaha untuk mendapatkan kendali atas Wadi Rababadengan melaksanakan proyek dan rencana ekspansi permukiman Yahudi. Proyek yangpaling menonjol belakangan ini adalah proyek “Jembatan Gantung” yangdimulai dari kampung Al-Tsauri melalui kampung Wadi Rababa hingga ke daerahNabi Dawud. Di samping pekerjaan lain di tanah kampung tersebut untukmengubahnya menjadi “jalan dan taman taurat” ditambah lagi denganmembuat kuburan palsu di beberapa bagian lainnya dari kampung tersebut.

Sisi yang lemah

Pakar urusan al-Quds Nasser Al-Hidmi menegaskan bahwa Wadi Rababamerupakan perpanjangan dari daerah Silwan yang berada dekat dengan MasjidAl-Aqsha.

Dalam pernyataan khusus kepada Pusat Informasi Palestina Al-Hidmimenyatakan bahwa penjajah Israel sedang fokus menarget Lembah Rababa. Karena daerahtersebut dekat dengan Masjid Al-Aqsha dan dianggap sebagai sisi yang agaklemah.&nbsp

Dia menjelaskan bahwa banyak tanah di daerah Wadi Rababa kepemilikantidak jelas dan bukti kepemilikan tidak sesuai dengan yang semestinya. Olehkarena itu penjajah Israel menargetnya dengan memintar agar masyarakat di kampungtersebut membuktikan kepemilikan mereka. Dia menyatakan bahwa jika warga tidakbisa membuktikan kepemilikan atau tidak terdaftar secara resmi maka dikonversidari tanah pendudukan menjadi tanah yang dianggap sebagai “properti tanpapemilik”. Yang pada gilirannya bisa dialihkan kepemilikannya keorganisasi permukiman Yahudi untuk pembangunan permukiman.

Dia menekankan bahwa penjajah Israel ingin masuk melalui sisi iniuntuk menembus perkampungan al-Quds dan memecah-mecahnya melalui koloni-kolonipermukiman yang dihuni oleh para pemukim ekstrim Yahudi untuk menguasai kota al-Qudsdan mencegah komunitas-komunitas warga al-Quds terintegrasi dan saling terhubung.

Kampung ini disebut Wadi Rababa karena bagian atasnya sempit danbagian bawahnya berkembang melebar secara bertahap mirip seperti alat musikArab kuno &ldquoRababa&rdquo.

Pemberian nama ini termasuk baru dibandingkan dengan penamaanlama. Dulu di periode Kanaan lembah ini disebut dengan &ldquoJai Hinom&rdquo yangartinya adalah &ldquoLembah Neraka&rdquo. Sementara itu orang-orang tua penduduk al-Qudsmenyebutnya dengan nama &ldquoTanah Tak Bertuan&rdquo karena merupakan garis pemisahantara bagian timur dan barat kota.

Al-Hidmi menjelaskan bahwa lembah tersebut membentang dari lembahyang memanjang dari sisi Wadi al-Jauz dan bertemu dengan Wadi Qadrun (lembahNeraka) dan meluas ke arah Wadi Rababa yang mengelilingi di bukit tempatdibangunnya Masjid Al-Aqsha yang diberkati.

Dia menyatakan bahwa wilayah Wadi Rababa dianggap tempat suci oleh semuaagama yang pernah ada di wilayah tersebut. Dia mengingatkan bahwa Wadi Rababa menghadapke Gerbang Al-Rahma yang oleh kaum muslimin dijadikan sebagai kuburan menghadapke kuburan untuk orang Kristen dan juga kuburan untuk orang Yahudi di sampingkuburan pagan tua yang berasal dari zaman Firaun yang disebut oleh orang Yahudi”Avi Shalim “.

Dia mengatakan &ldquoPenyerbuan dan aksi-aksi perataan tanah yangterjadi di Wadi Rababa merupakan bagian dari kelanjutan yang terjadi di daerahAl Bustan di Silwan tentang surat-surat pemberitahuan penghancuran rumah danmengosongkan daerah tersebut. Dia mengingatkan 80 rumah yang oleh pihakpenjajah Israel telah diberi surat pemberitahuan penghancuran dengan dalihbahwa rumah-rumah tersebut merupakan bangunan yang dibangun di atas tanah yang kepemilikannyatidak jelas atau dibangun tanpa memperoleh izin yang semestinya di wilayah itu.&rdquo

Kampung Wadi Rababa adalah wilayah yang tersisa bagi masyarakatSilwan untuk membangun rumah dan sekolah serta membuat taman pribadi. Akan tetapiotoritas pendudukan penjajah Israel menolak untuk mengeluarkan izin untuk itu. Merekamengejar dan memburu warga ketika membangun atau memperluas atau bahkanmengolah tanah dan membangun pagar.

Rencana yahudisasi

Hanna Issa Sekretaris Jenderal Organisasi Islam-Kristenmengatakan bahwa kampung Wadi Rababa merupakan bagian integral dari Tanah SuciKota al-Quds selain lembah-lembah lainnya.

Dalam pernyataan khusus kepada Pusat Informasi PalestinaIssa menyatakan bahwa penjajah Israel sekarang berencana untuk mendirikan apayang disebut &ldquoYerusalem Raya&rdquo di atas lahan seluas 600 kilometer persegi. Dengantujuan untuk melakukan yahudisasi kota tersebut menciptakan karakter Yahudibaru dan membangun “Yerusalem Raya” yang mirip dengan ibu kotaInggris London.

Dia menjelaskan bahwa penjajah Israel telah memulai rencananya diWadi Al-Jauz Wadi Rababa dan kampung-kampung lain di al-Quds. Dia menyatakan bahwapenjajah Israel mengerahkan semua tekanan pada penduduk Silwan dan sedangmengerjakan pembongkaran besar-besaran untuk mengosongkan daerah tersebut dari warganyameratakan wilayah dan memperluas permukiman-permukiman Yahudi serta mendirikankampung-kampung permukiman Yahudi yang sejalan dengan &ldquoYerusalem Raya&rdquo.

Dia mengatakan “Kita sebagai orang Palestina harusmemikirkan tentang bagaimana mengubah aturan konfrontasi dengan penjajah Israeldengan asas-asas baru. Harus ada pemikiran baru perjuangan baru dan persatuannasional berdasarkan fondasi yang kuat dan upaya kolektif semua orangPalestina.” (was/pip)

Tautan Pendek:

Copied