RepublikMesir mengecam keras langkah Israel menyetujui rencana pembangunan 780 unithunian baru di Tepi Barat terjajah yang dianggapnya sebagai pelanggaran baruterhadap resolusi PBB.
Jurubicara kementerian luar negeri Mesir dubes Ahmad Hafidz menegaskan penolakannegaranya terhadap kelanjutan proyek permukiman Israel di wilayah Palestinaterjajah termasuk di kota Al-Quds timur dan sangat penting untuk segeradihentikan secara keseluruhan.
Dubesmemaparkan kekhawatiran Mesir terhadap aktifitas permukiman Israel ini yangakan menghambat realisasi solusi dua negara berdampingan di sampingmenyulitkan upaya perdamaian lewat perundingan antara pihak Palestina danIsrael.
Dalamkonteks terkait juru bicara resmi Uni Eropa Petter Stano mengatakan keputusanIsrael terakhir untuk terus melanjutkan dan menyetujui pembangunan sekitar 800unit hunian pemukiman baru yahudi di Tepi Barat bertentangan denganundang-undang internasional dan menghabisi peluang solusi dua negara.
UniEropa menegaskan dalam keterangannya kemarin bahwa kementerian pemerintahpenjajah Israel harus membatalkan pembangunan tersebut untuk komplek permukimanbaru yang disebut dengan Javad Matos. Uni Eropa sebelumnya telah meminta kepadaIsrael berkali-kali agar mengakhiri semua tindakan kekerasan perluasanpermukiman dan membekukan kompleks pemukiman Yahudi yang dibangun sejak Maret2001.
UniEropa mengatakan sikap Uni Eropa masih tegas bahwa permukiman Yahudi tidakkonstitusional dan tidak sesuai dengan hukum internasional. Uni Eropa kembalimempertegas agar kepada kedua pihak menghindari langkah-langkah sepihak yangbisa membatalkan dan bisa menghancurkan peluang solusi dua negara.
Jurubicara resmi Uni Eropa meminta kepada pemerintah Israel agar meralatkeputusannya terkait dengan permukiman Yahudi dan menunjukkan itikad baikantara kedua pihak dan memulai perundingan Israel Palestina secara serius.(mq/pip)