Dewan Hubungan Internasional &ndash Palestina di parlemen Palestinakemarin Selasa menyebutkan bahwa data dinas Pusat Statistik Israel mengungkapbahwa dua pertiga jumlah warga Israel adalah warga baru pendatang dari luar Israelyang tidak beragama yahudi atau bangsa yahudi.
Dewan Hubungan menjelaskan dalam keterangan persnya datamenunjukkan bahwa jumlah  yahudi yangmasuk Israel pada tahun lalu turun di bawah 74% dari total warga Israel.
Jumlah pendatang Yahudi ke Israel selama 2020 mencapai rekorterendah atau berbanding 338% saja dari jumlah normal warga pendatang baru.
Ketua Dewan Hubungan Internasional &ndash Palestina Dr. Basim Naemmenegaskan data ini seluruhnya mengisyaratkan bahwa negara penjajah Israel memanfaatkanklaim bahwa bangsa Yahudi adalah paling berhak di banding semua orang di dunia untukeksodus ke tanah yang dijanjikan.
Sayangnya klaim ini didukung oleh masyarakat internasionaltanpa alasan yang dibenarkan. Sehingga Israel saat ini menghadapi ancaman demografiberbahaya yang mengancam jika mendaangkan non yahudi ke Palestina.
Ini dilakukan Israel saat mereka melakukan pengusiranterhadap warga Palestina dari tanah air mereka dan mengharamkan hak-hak merekadi tanah kelahiran mereka.
Name mengisyaratkan tindakan Israel ini bukan hanyamenebaskan rasisme dan fasisme entitas Israel dan ideologinya. Bahkan Israel menggunakanklaim-klaim agama untuk melanjutkan dan memudahkan proyek penjajahan danmendukung kekuasannya di Palestina.
Name mengingatkan data di atas membatalkan gagasan sebagianbesar masyarakat internasional khususnya di barat soal kepaling berhakan yahudidunia untuk datang ke Palestina.
Namun pada saat yang sama masyarakat internasional jugatidak berdaya menyelamatkan undang-undang internasional agar warga Palestina bisakembali ke kampung halaman mereka di Palestina yang mereka tinggalkan secarapaksa. (at/pip)