Puluhan warga Silwan di Al-Quds pagi ini Kamis(7/1) menggelar unjuk rasa di tanah lahan mereka di kampung Wadi Rababah untukmenghadang usaha Israel menggusurnya.
Sumber-sumber di Al-Quds menyebutkan ancaman penggusuranitu disampaikan untuk merealisasikan pembangunan permukiman Yahudi. Pihak otoritas&ldquoPenjagaan Alam&rdquo Israel menggerebek tanah mereka di kampung tersebut. Kaum wanitadan anak-anak berkumpul berunjuk rasa menghadang usaha Israel tersebut.
Penduduk Palestina di Silwan menyatakan merekamemiliki dokumen dan surat tanah yang resmi dan tak akan membiarkan Israel merealisasikanrencana mereka apapun yang terjadi.
Bahkan sejak pagi warga al-Quds lainnya di sanadan sarapan pagi di Wadi Rababah.
&ldquoKami di sini untuk melakukan solidaritas terhadapsaudara-saudara kami warga Silwan menunggu keputusan Mahkamah Israel agarmelarang penggusuran itu. Kita semua bersatu menghadapi keputusan dhalim Israel.&rdquoTegas salah satu warga AL-Quds di sana.
Warga menyatakan Israel berusaha menggusurwilayah itu meski ada surat tanah yang sah. Mereka mempermainkan hal itu daningin mengubahnya menjadi taman besok menjadi taman Torah kemudian menjadipermukiman.
Mempertahankan Tanah Air
Para aktivis al-Quds pada Rabu (6/1/2021) malam meluncurkan seruan untuk berpartisipasi dalam aksi unjuk rasa untuk menolak rencana permukiman Israel di kota Silwan di al-Quds.
Abdul Karim Abu Sneina anggota Komite Pertahanan Silwan meminta warga kota untuk turut ambil bagiandalam aksi unjuk rasa yang akan digelar hari ini untuk melawan tindakan otoritas pendudukan penjajah Israel dan upaya mereka untuk merebut tanah warga.
Abu Sneina memperingatkan konsekuensi jika warga tidak turut ambil bagian dalam aksi unjuk rasa ini. Dia menegaskan bahwa akibatnya akan menyakitkan bagi semua orang karena para pemukim Yahudi akan memiliki kesempatan untuk menguasai perumahan rumah-rumah dan tanah.
Dia mempertanyakan “Berapa lama kita akan tetap diam atas kejahatan ini?” Abu Sneina mengatakan penjajah Israel bekerja untuk membangun kampung permukiman yang diperuntukkan bagi 0rang-orang Yahudi Prancis di bagian atas kampung Wadi Rababa.
Dia menyatakan bahwa penjajah Israel telah menyiapkan infrastruktur yang diperlukan untuk ini di wilayah tersebut. Dia memperingatkan bahwa langkah ini merupakan pendahuluan untuk mengubahnya menjadi permukiman Yahudi seperti yang terjadi pada 11 permukiman Yahudi di tanah yang diduduki penjajah Israel pada tahun 67 ketika penjajah Israel mendirikan permukiman Givat Zeev Gilo Maaleh Adumim dan Jabal Abu Ghneim di tanah yang disita dari warga Palestina oleh Otoritas Perlindungan Alam Israel dengan dalih bahwa daerah tersebut adalah area hijau.
Abu Sneina menyatakan bahwa masalah terpenting saat ini yang membutuhkan kampanye media penuh adalah kampung Wadi Rababa di mana penjajah Israel berusaha memaksakan realitas baru dengan menyita tanahnya dan memberlakukan kendali atasnya dengan dalih bahwa daerah tersebut adalah tanah di taman umum dan taman wisata.
Buldoser penjajah Israel terus meratakan tanah di kampung Wadi Rababa di kota Silwan di al-Quds sejak beberapa hari terakhir.
Kota Silwan merupakan adalah pelindung selatan Masjid Al-Aqsha dan mihrabnya. Di mana penjajah Israel berusaha untuk mengusir penduduknya dengan menyita atau menghancurkan rumah mereka serta merebut tanah dan menarget kuburan mereka. Di mana penjajah Israel saat ini sedang berusaha untuk merusak pemakaman Bab Rahma dan meratakannya.
Saat ini sekitar 33.000 warga al-Quds sedang menghadapi keputusan pembongkaran. Di sisi lain ratusan ribu unit perumahan dan permukiman Yahudi sedang dibangun. Sementara sekitar setengah dari penduduk al-Quds mengungsi ke luar kota karena mereka tidak bisa mendapatkan izin bangunan sementara rumah dan tanah mereka terancam dihancuran dan disita oleh penjajah Israel. (was/pip
  Baca lebih lanjut di  
 https://melayu.palinfo.com/16970
 @Copyright  Pusat Informasi PalestinaAll right reserved