Syaikh Saleh al-Arouri wakil kepala biro politik gerakan Hamas mengatakan&ldquoKami tidak boleh menyerah dalam mewujudkan rekonsiliasi dan mencapaipersatuan.
Arouri menegaskan pada Senin malam bahwa tidak ada pilihan selainpersatuan. Dia menekankan “Siapa pun yang mengatakan kepada kami janganmengupayakan (persatuan) maka dia sedang mengabadikan perpecahan. Dan mengabadikanperpecahan itu berarti menyerahkan tanah air Palestina kepada penjajah Israel.”
Al-Arouri menegaskan bahwa rakyat Palestina tidak berhenti untukmelakukan perlawanan sejak awal pendudukan penjajah Israel di tanah Palestina. &ldquoDankita tidak boleh menyerah pada kenyataan yang ada di Tepi Barat. Kita harusmembuka cakrawala baru&rdquo tegasnya.
Partisipasi semua pihak
Al-Arouri menambahkan “Kami tidak setuju dengan gerakan Fatahmengenai sinkronisasi dalam pemilu. Kami melihat bahwa tidak ada alasan untuktidak menggelar pemilu legislatif presiden dan Dewan Nasional secarabersamaan. Namun saudara-saudara di Fatah ingin memisahkan pelaksanaan pemiluini.”
Dia melanjutkan “Saya pikir ini adalah hal yang tidakpenting karena kami dan Fatah sepakat untuk mempersiapkan partisipasi di dalamOtoritas Palestina yang melibatkan semua elemen dan kelompok. Tidak sepertisebelumnya yang mengharuskan kami untuk mengakui apa-apa yang diakui PLO. Akantetapi atas dasar apa yang diberikan rakyat Palestina kepada kami. Kami semua yangmenentukan trek Nasional Palestina. “
Al-Arouri menyatakan bahwa perpecahan tersebut merupakan hasil darimonopoli mereka yang ada di gerakan Fatah dalam keputusan Palestina. Dia menyerukanuntuk melibatkan seluruh komponen rakyat Palestina dalam keputusan tersebut.
Dia mengungkapkan harapannya agar kesepahaman dengan Fatah inidalam diselesaikan. Dia menyerukan kepada semua pihak untuk berpartisipasidalam menentukan keputusan Palestina dan nasib Palestina.
Al-Arouri menegaskan “Fatah adalah mitra di tanah air ini. Setiapkerusakan yang terjadi di dalam struktur Fatah adalah bahaya bagi semua pihak. Kamitidak ingin hal itu terjadi di dalam Fatah.”
Dia melanjutkan “Meskipun ada perkiraan dari para politisitentang terjadinya konflik di dalam Fatah pasca kepemimpinan Abbas namun sayaberharap konflik tidak akan terjadi.”
Realitas Tepi Barat
Al-Arouri menekankan bahwa tantangan terbesar bagi Tepi Baratadalah perkembangan visi penjajah Israel untuk Tepi Barat. Karena penjajahmelihat Tepi Barat sebagai titik fokus dan pilihan strategis bagi entitas penjajahIsrael. Dia mengatakan “Penjajah israel baik secara publik politik danpartai serta secara agama dan sejarah memandang Tepi Barat sebagai pusatkonflik.”
Dia menyatakan bahwa salah satu kompleksitas arena di Tepi Baratadalah karena Otoritas Palestina masuk ke pintu yang salah ke dalam jalur Oslodengan semua kesepakatannya. Hal itu menutup prospek untuk mencapaikemerdekaan. Dia menambahkan bahwa pendudukan Israel koordinasi keamananotoritas dengan penjajah Israel dan blokade eksternal memperumit perlawanan diTepi Barat.
Dia melanjutkan “Meskipun Otoritas Palestina telah memberikankomitmen keamanan kepada penjajah Israel namun penjajah Israel tidakmempercayai keamanannya dengan siapa pun. Mereka terus memainkan peran keamananutama. Sehingga semakin memperumit situasi.”
Dia berpendapat “Memotong-motong Tepi Barat serta berusaha menyebarkankekacauan dan kekisruhan di Tepi Barat dan mendorong orang untuk melakukannyaadalah perintah pasti ada dari penjajah Israel. Akan tetapi struktur rakyat Palestinasangat kuat dan hal tersebut tidak akan berhasil.”
Dia menegaskan bahwa rakyat Palestina tidak pernah berhenti melakukanperlawanan sejak awal pendudukan penjajah Israel. Karena itu sudah seharusnya tidakboleh menyerah pada kenyataan di Tepi Barat. Namun harus membuka prospek baru. Al-Arourimelanjutkan “Ada beberapa visi untuk mengakhiri pendudukan Israel. Namun iniperlu duduk bersama menyepakati dan menerima partisipasi semua pihak.”
Berkenaan dengan penyebaran senjata di Tepi Barat di ditengah-tengah warga dia menegaskan bahwa “penyebaran senjata di TepiBarat di antara warga adalah hal yang baik untuk pertahanan diri menghadapipenjajah Israel. Namun harus ada tindakan bagi mereka yang menggunakan senjatatersebut dalam konflik antara kelompok dan mereka yang menyebabkan kekacauankeamanan harus dimintai pertanggungjawaban.”
Rencana aneksasi Israel
Berkenaan dengan rencana aneksasi (perampasan dan penjarahan)Israel di Tepi Barat Al-Arouri mengatakan aspek paling berbahaya dari masalahaneksasi ini adalah bahwa penjajah Israel menginginkan kedaulatan penuh atasTepi Barat dan akan menjadi terapi untuk menyelesaikan masalah penduduk Israel.
Dia menambahkan “Penjajah Israel berpikir sama dengan apayang terjadi pada tahun 1948 untuk mengatasi masalah penduduk Israel di TepiBarat. Inilah yang kami pahami dari pernyataan beberapa politisi penjajah Zionis.”
Dia memperingatkan bahwa belum pernah ada dari pemerintahanAmerika seperti pemerintahan Trump yang membantu penjajah Israel dalam hal apapun yang diinginkannya. Dia menyatakan “Pemerintahan baru AS mungkinberbeda dari pemerintahan Trump dalam masalah normalisasi dan aneksasi. Akan tetapitidak akan mengembalikan al-Quds kepada kami.” (was/pip)