Tue 6-May-2025

Rantis Kota Palestina Kaya SDA yang Dijarah Israel

Selasa 22-Desember-2020

Kota Rantis terletak di barat laut Ramallah. Karena menyimpancadangan strategis sumber daya alam maka daerah ini secara terus-menerusmenjadi mangsa ambisi dan penjarahan pendudukan penjajah Zionis.

Selama bertahun-tahun penjajah Israel terus mengeksplorasi minyakdan gas setiap hari dari ladang “Majd 5” yang didirikan di tanah kotatersebut yang kekayaannya dijarah. Sementara penduduk Palestina hidup dalampenderitaan yang tak terhentikan sebagai akibat dari kebijakan dan agresi penjajahIsrael.

Shaker Abu Salim Ketua Dewan Kota Rantis menegaskan bahwa kotaitu hidup di atas harta karun strategis yang dicuri oleh penjajah Israel setiaphari tanpa ada manfaat yang didapat warga Palestina darinya dengan cara apapun. Abu Salim menyatakan bahwa kota tersebut terletak di ladang gas dan minyakalam yang sangat besar diperkirakan mencapai miliaran.

Perang menguras tanah Rantis sudah dimulai bertahun-tahun yanglalu sebelum penemuan ladang minyak dengan pendirian tembok pemisah (TembokApartheid) yang memotong sebagian besar tanahnya.

Abu Salim menyatakan bahwa luas tanah kota yang sebenarnyadiperkirakan 37.000 dunam (1 dunam sama dengan 1000 meter persegi) sebelumpemerintah pendudukan penjajah Israel menyita 27.000 dunam untuk kepentinganTembok Apartheid dan kemudian ladang eksplorasi minyak dan gas di sampingmendirikan salah satu pangkalan militer Amerika di atas tanah tersebut.

Tanah Rantis – yang membentang di area seluas sekitar 40 ribu dunam- dibagi dengan garis hitam yang dikenal dengan “garis gencatansenjata” yang karenanya terisolasi dan tersita lebih dari dua pertigatanah tersebut di daerah yang diduduki penjajah Israel sejak tahun 1948. Yang tersisabagi penduduk Palestina kurang dari sepertiga dari properti mereka di tanahyang diduduki penjajah Israel pada tahun 1967. Dan penyitaan tanah tersebutmasih terus dilakukan penjajah Israel sampai hari ini.

Jumlah yang besar

Abu Salim mengungkapkan bahwa laporan-laporan tersebut menyebutkanada 25 miliar barel minyak dan 182 meter kubik gas. Otoritas pendudukan penjajahIsrael mencegah orang-orang Palestina untuk berinvestasi atau melakukanaktivitas dan pekerjaan apa pun yang akan mengarah pada akses ke tanah dan cadangankekayaan alam di dalamnya.

Menganai waktu dimulainya pekerjaan eksplorasi Abu Salimmengatakan “Sekitar 20 tahun yang lalu penjajah Israel sudah mulaimelakukan survei geologi. Kemudian tepatnya pada tahun 2009 dilakukan pengeboransumur pertama. Dilanjutkan dengan pembangunan anjungan dan tower pertama untuk eksplorasiminyak dan gas pada tahun 2012.”

Abu Salim memperingatkan bahwa tanah itu telah ditanami gandumselama bertahun-tahun sebelum kemudian dikuasai sepenuhnya oleh penjajahIsrael.

Mesin pemboran bor baru

Baru-baru ini masyarakat memantau adanya pemasangan mesinpengeboran baru pendirian barak ruangan-ruangan baru dan pergerakan 24 jam aktivitaskerja terus menerus dan banyak sakali mobil yang mengangkut pekerja sepanjangwaktu.

Abu Salim mengatakan “Penjajah Israel memanfaatkan perjanjian-perjanjianyang ditandatangani dengan PLO dimulai dengan Perjanjian Oslo kemudianPerjanjian Paris yang menghalangi Otoritas Palestina untuk mengeksplorasikekayaan apa pun di tanah Palestina tanpa persetujuan pendudukan penjajah Israel.”

Abu Salim berpendapat bahwa tindakan terburu-buru sebagian pihakmelakukan normalisasi hubungan dengan penjajah Israel menimbulkan perasaankecewa dan putus asa akan adanya solusi apapun terkait dengan tanah yang dicuridan kekayaan yang dijarah dan kemungkinan untuk mengembalikan hak kepada yangberhak.

Momok aneksasi

Rantis adalah salah satu kotaPalestina yang terancam oleh rencana aneksasi Israel di Tepi Barat.

Tokoh senior kota Rantis Haji AmaraWahdan (Abu Saleh) menegaskan bahwa pada tahun 1948 kota tersebut kehilangansumber mata pencaharian khususnya di dataran. “Kami hanya memiliki tanahpegunungan dan beberapa ladang.” Warga terpaksa mencari sumber rizkimereka dan pergi ke Yordania. Kemudian pada tahun enam puluhan dan tujuhpuluhan pergi ke negara-negara Teluk Arab. Dia menambahkan “Hanya ada 500penduduk kota yang tersisa setelah mereka berjumlah lebih dari dua ribu orangsebelum Nakba.”

Abu Saleh yang menggambar peta kotatersebut di masa mudanya melanjutkan “Saya merasa cembu dan patah hati padadesa saya. Saya mengetahuinya di sepanjang bentangannya hingga ke perbatasanpantai Palestina. Jadi saya menggambarnya supaya anak-anak muda menjadi sadarakan tanah subur mereka yang kaya bahkan meskipun mereka diharamkan atas tanahtersebut.”

Abu Saleh dikenal sebagai salah satupenduduk kota yang terjun untuk mempertahankan kota tersebut dan daerah sekitarnyadi waktu Nakba (tahun 1948). Dia bertempur bersama pemimpin Palestina yang terkenalHasan Salama yang meninggal karena luka-lukanya dalam “pertempuran Rasal-Ain” pada Mei 1948.

Warga kota terus bersikeras untuktetap bertahan dan teguh di tanah mereka meskipun ada operasi penghancuran pengusirandan rencana aneksasi (penjarahan dan perampasan) Israel di Tepi Barat. Mereka menegaskanbahwa mereka tidak akan menyerahkan tanah mereka apapun pengorbanannya danbahwa hak tersebut pada akhirnya akan dikembalikan kepada pemiliknya. (was/pip)

Tautan Pendek:

Copied