Tue 6-May-2025

Hamas antara Prioritas Kerja dan Masa Depan Konflik

Rabu 16-Desember-2020

Hamas selalu mengibarkan bendera merah dalam konflik yang terusberlangsung melawan penjajah Israel. Kini Hamas merayakan hari jadinya ke-33.Hamas menegaskan bahwa konstanta dan hak Palestina tidak akan usang olehberjalannya waktu dan berubahnya peribangan regional yang mendorongnya untukbersikap lunak dan memaksanya untuk mengubah program nasionalnya.

Gerakan Perlawanan Islam Hamas yang didirikan pada tahun 1987 dianggapsebagai salah satu gerakan pembebasan terpenting di kawasan dan termasuk faksi kerjanasional Palestina di dalam dan di luar wilayah Palestina yang didudukipenjajah Israel sejak tahun 1948 yang mengadopsi pendekatan perlawanan rakyatterutama perjuangan bersenjata dalam memerangi pendudukan penjajah Israel.

Gerakan Hamas – yang memimpin kancah politik dan medan lapangan diJalur Gaza – bekerja sesuai dengan prioritas nasional dan perlawanan yangmenekankan pentingnya persatuan Palestina mereformasi referensi nasional danberpegang pada kedalaman Arab dan Islam menjadikan perjuangan bersenjata sebagaicara dalam pertempuran pembebasan.

Pada peringatan hari jadi tahun ini para pemimpin Hamas kembalimenyampaikan pesannya kepada Palestina dan komunitas internasional bahwa Hamas adalahgerakan pembebasan nasional yang sah yang berupaya untuk membebaskan tanah danrakyat Palestina dari agresi pendudukan penjajah Israel serta berpegang teguhpada prinsip-prinsip yang telah dinyatakan yang tidak bosan berbicara tentangkeadilan hukum dan kemanusiaan.&nbsp &nbsp &nbsp&nbsp

Prioritas kerja

Ada hal baru yang dikatakan dan hal lama yang diulang ketikaberbicara tentang prioritas Hamas dalam kerja nasional dan politiknya di harijadinya yang ke-33. Karena masalah Palestina terkait dengan kerja nasionalPalestina yang terserak dan lainnya tentang sikapnya di lingkungan regionalnyadi tengah pengingkaran penjajah Israel terhadap hak dan konstanta Palestina.

Mahmoud al-Zahar seorang pemimpin terkemuka gerakan Hamasmenegaskan bahwa menata internal Palestina masih menjadi prioritas bagi Hamas bahkanprioritas terdepan dari semua prioritas di tengah agresi Israel yang sedangberlangsung.

Dia menambahkan “Kami berusaha untuk melindungi masyarakatdan tanah air untuk sekarang dan di masa depan. Persatuan tidak dapat dicapaidengan melakukan koordinasi keamanan secara berkelanjutan dengan penjajahIsrael karena bertentangan dengan proyek rekonsiliasi nasional.”

Berdirinya Hamas sejak 33 tahun yang lalu di Jalur Gaza sebagaifaksi nasional telah didampingi oleh Zahar sejak saat pertama berdiri danmeluas ke Tepi Barat hingga ke wilayah Palestina yang diduduki penjajah Israelsejak tahun 1948. Kemudian kerjanya berkembang di beberapa tingkatadministrasi politik dan organisasi.

Dia melanjutkan “Saya pernah menjabat sebagai menteri luarnegeri untuk beberapa waktu di pemerintahan. Saya telah mengunjungi beberapanegara. Kami berdiskusi membuka cakrawala dalam proyek pengelolaan negara setelahHamas memenangkan kemenangan besar dalam pemilu lokal dan legislatif.”

Selama 33 tahun Hamas telah berhasil menggabungkan kerjanya dibeberapa tingkat politik militer dan administrasi sebagai faksi nasional yangmasih muda yang menjadi ujung tombak dalam pertempuran pembebasan yangberlangsung berlarut-larut dengan pendudukan penjajah Israel.

Pemimpin Hamas Ismail Ridwan mengatakan &ldquoMasalah kemitraanPalestina dalam kerja nasional dan perlawanan sekarang ini menjadi prioritasutama Hamas. Dia mengingatkan tentang pengalaman Great March of Returndan pembebasan blokade dalam dua tahun terakhir.

Dia menambahkan “Kami memiliki prioritas kerja terpadu yangdiwujudkan dalam ruang operasi gabungan dari faksi-faksi perlawanan yang sejalandengan pertempuran pembebasan besar dan pengembangan alat-alat perlawanan yangdilakukan dalam koordinasi dengan semua faksi yang sepakat untuk membalas setiapagresi.”

Menurut Ridwan Hamas juga terus mewujudkan prioritasnya dalam kerjapolitik melalui komite tindak lanjut internal dan kerja sama dengan semua faksiperlawanan masyarakat sipil dan tokoh-tokoh berpengaruh melalui BadanTertinggi Nasional untuk Great March of Return dan Pembebasan Blokade.

Gaza sudah sering menjadi tempat pertemuan delegasi internasionaldan Arab terutama para mediator dari Qatar Mesir dan PerserikatanBangsa-Bangsa di mana Hamas berpartisipasi bersatu dengan faksi lainnya untukmengeluarkan sikap dalam masalah Gaza yang diblokade.

Rekonsiliasi nasional masih dalam pergolakan dan perbedaansubyektif antara beberapa faksi tetapi Hamas – menurut Ridwan – telahmemberikan keluwesan besar pada sikapnya yang menolak normalisasi dengan penjajahIsrael dan koordinasi keamanan serta mengadopsi prinsip reformasi acuannasional yang telah berulang kali disepakati dan dibicarakan namun tidak adasatu kesepakatan pun yang dilaksanakan.

Hamas dan fraksi lainnya mengusulkan slogan persatuan nasionalsebagai prioritas dalam konteks melan deal of century (kesepakatan abadini) dan rencana pencaplokan Tepi Barat di mana Hamas memandangnya sebagaisatu-satunya cara untuk menghadapi agresi penjajah Israel di masa normalisasiuntuk membangun strategi nasional Palestina yang komprehensif.

Masalah tawanan adalah salah satu prioritas terpenting Hamas disamping mengakhiri perpecahan. Hamas telah mengusulkan kembali piagam perubahantentang visi politiknya tentang konflik ini untuk berbicara kepada publikpolitik internasional dan regional yang menjelaskan strategi kerja nasionalnya.

Pemimpin Hamas Hossam Badran menyimpulkan prioritas gerakansetelah 33 tahun gerakan ini berdiri dalam 3 poin penting. Yang pertama adalahmenjaga konstanta nasional perjuangan Palestina tertutama adalah pembebasanseluruh tanah Palestina tanpa mengakui entitas pendudukan agresor Zionis.

Dia menambahkan “Dukungan regional dan internasional kepadapenjajah Israel tidak akan mengubah hak Palestina atas tanahnya dan keteguhannyapada sikap politik dan idenya yang menjadi tujuan berdirinya gerakan Hamas. Ituadalah subjek konsensus Palestina di samping menegaskan persatuan sikap di dalamdan luar negeri.”

Kelangsungan kerja untuk menyatukan barisan Palestina di bawahpanji perlawanan dan kelanjutan dialog Palestina di mana pun Palestina beradabaik di tingkat faksi lembaga masyarakat sipil independen dan elit adalahprioritas kedua yang menurut Badran menjadi sandaran mekanisme melawanpendudukan penjajah Israel.

Dia melanjutkan “Kami berusaha untuk kemitraan dalamkeputusan politik tanpa monopoli siapapun dan membangun kembali OrganisasiPembebasan Palestina agar menyertakan semua elemen Palestina di mana pun merekaberada untuk mencapai strategi nasional pada tahap ini dan untuk menjagakedalaman Arab dan Islam di tengah rezim yang terbirit-birit menujunormalisasi.”

Para pemimpin Hamas berpendapat bahwa normalisasi rezim-rezim Arabdengan penjajah Israel telah menjadi ancaman bagi keamanan nasional Arab. Sedangkanmempertahankan kontak dengan elit politik dan intelektual Arab dan Muslimbertujuan untuk meluruskan arah konflik.

Sekarang dan masa depan

Meskipun pengalaman Hamas masih muda dalam kerja nasional dan masihberusia 33 tahun namun kondisi kerja lokal dan regionalnya berjalan dalamkancah politik yang kompleks bekerja sebagai gerakan pembebasan yang berpegangpada prinsip-prinsip Palestina di tengah kemunduran dan perubahan secara negatifdi sekitarnya terkait dengan masalah Palestina.

Hamas telah mempertahankan satu jarak dalam retorika politik danide perlawanannya. Hamas berbicara kepada komunitas internasional danpihak-pihak di kawasan tanpa mencampuri urusan negara mana pun menegaskan haknyauntuk membebaskan tanah dan manusia untuk mendapatkan hak-haknya dan menentukannasib sendiri mendukung visinya dengan keputusan-keputusan dan sikap-sikap internasionalyang mengungkap agresi penjajah Israel yang berkelanjutan.

Kematangan yang telah dicapai Hamas sebagai faksi nasionalPalestina &ndash menurut Mahmoud Zahar &ndash adalah kondisi unik. Yang bertransformasidari aktivitas amal kerja sosial dan Islam hingga kerja istitusi dan asosiasikemudian mengikuti pemilu dan memasuki aktivitas politik dan perlawanan.

“Perkembangan Hamas sebagai faksi perlawanan membuatnyamenjadi angka yang sulit yang tidak bisa dihapus secara lokal dan regional. Pesansaya adalah perlunya mengevaluasi Organisasi Pembebasan Palestina dan referensiPalestina untuk melanjutkan pertempuran pembebasan dan mengambil kembali hak-hakPalestina” kata Zahar.

Dalam semua sikapnya para pemimpin Hamas tidak takut dengankesadaran masyarakat Arab dan Islam dalam perjuangan melawan penjajah Israel. Berlanjutnyanormalisasi yang dilakukan rezim-rezim Arab dengan penjajah Israel tidak mengubahkesadaran masyarakat dan elit di sekitar Palestina.

Melanjutkan proyek perlawanan dan pembebasan berdasarkan visinasional yang komprehensif bukan hanya menjadi pesan Hamas untuk masa depan. MeskipunHamas menjadi target utama dalam konflik melawan penjajah Israel yang dinilaioleh rakyat Palestina sebagai ijtihad menuju kerja politik dan perlawananterpadu yang menghormati pengorbanan para korban luka syuhada dan tawanan.

Hari jadi Hamas yang ke-33 tahun ini bukanlah acara perayaan yangberulang. Karena tantangan yang dihadapi Hamas dan faksi-faksi perlawananlainnya telah membuat masa depan perjuangannya melawan penjajah Israel menjadistasiun ujian yang sulit di era normalisasi Arab dan ketidakseimbangan kekuatanyang memihak pada kepentingan penjajah Israel yang secara historis didukungoleh Amerika. (was/pip)

Tautan Pendek:

Copied