Tue 6-May-2025

Normalisasi adalah Pengkhianatan dan Pengingkaran Sejarah

Minggu 13-Desember-2020

Setelah Kerajaan Maroko mengumumkan normalisasi dengan pemerintahpendudukan penjajah Israel penduduk kampung Maghribi (Moroccan Quarter)di kota Al-Quds yang menyatakan mereka menolak mutlak terhadap normalisasi.

Penduduk Moroccan Quarter di Al-Quds yang diwakili Sheikh Khaledal-Maghribi mengatakan &ldquoNormalisasi adalah pengkhianatan terhadap Al-Aqshadan Palestina serta penyangkalan dan pengingkaran terhadap sejarah dan peranMaroko di Kota Suci al-Quds.&rdquo

Syaikh Khaled Al-Maghribi menyatakan bahwa sejarah kehadiran pendudukMoroccan Quarter di Al-Quds dimulai sejak ratusan tahun yang lalu. Dia mengatakan”Yaitu sejak ketika kota Al-Quds dibebaskan pada masa pemerintahan Salahuddinal-Ayyubi oleh tpasukan yang kebanyakannya adalah warga Maghribi baik dariMaroko atau Tunisia dan Aljazair.”

Karena keberanian dan kepahlawanan mereka dalam membela Al-Aqsha RajaSalahuddin menyerahkan kampung gerbang barat masjid (al-Mughrabi). Agar merekamenjadi perisai pelindung Masjid Al-Aqsha dalam menghadapi semua ambisi musuh.

Khlaed Al-Maghribi menambahkan “Gerbang Mughrabi telah dicuri.Pemerintah pendudukan penjajah Israrel mencoba menghilangkannya dari kenyataanmenghapusnya dari sejarah dan melakukan yahudisasi atas kampung tersebut.”

Dia mempertanyakan “Menghadapi semua kejahatan yang dihadapirakyat Palestina pada umumnya dan kota Al-Quds pada khususnya bagaimana mungkinsebuah negara yang menganggap dirinya sebagai negara muslim dapat memberikanpersetujuan kepada penjajah Israel melaksanakan rencana dan kejahatannyamelalui normalisasi?”

Dia menegaskan “Status Al-Quds dan Masjid al-Aqsha bagipenduduk Moroccan Quarter di mana pun mereka berada tidak dan tidakakan pernah berubah tidak peduli dengan rezim-rezim yang melakukan normalisasidan berusaha menyanjung penjajah Israel serta diam terhadap kejahatan penjajahisrael dan melegitimasinya.”

Pada Kamis (10/12/2020) raja Maroko mengumumkan dimulainya kembalikontak bilateral resmi dan hubungan diplomatik dengan penjajah Israel”secepat mungkin”.

Maroko dan Israel memulai hubungan tingkat rendah pada 1993 setelahkesepakatan Oslo tercapai. Tetapi pihak Rabat membekukannya setelah pecahnya intifadhahPalestina khususnya pada 2002.

Dengan pengumuman Rabat kali ini Maroko akan menjadi satu-satunyanegara Maghribi yang menjalin hubungan dengan Israel setelah Mauritaniamemutuskan hubungannya dengan Tel Aviv pada tahun 2010. Ini merupakan terobosanIsrael yang luar biasa di wilayah Arab Maghribi.

Maroko juga akan menjadi negara Arab keempat yang menyetujuinormalisasi dengan penjajah Israel selama tahun 2020. Setelah Emirat Bahraindan Sudan. (was/pip)

Tautan Pendek:

Copied