Parlemen Israel &ldquoKnesset&rdquo sudah melakukan voting pada pembahasan awalterhadap RUU pembubaran diri Knesset dan memajukan jadwal pelaksanaan pemilihanumum. Sebanyak 61 suara mendukung dan 54 menentang. RUU tersebut masih membutuhkan3 pembahasan lagi agar bisa diimplementasikan.
Separuh dari anggota pemerintah memberikan suara yang mendukung usulankelompok oposisi akibat krisis yang melanda koalisi pemerintah yang berkuasaatas beberapa masalah terutama anggaran umum dan pengaktifan Komite Menteriuntuk Legislasi.
Sebelumnya Ketua Partai &ldquoBiru Putih&rdquo Benny Gantz menuduh PerdanaMenteri Benjamin Netanyahu sibuk untuk mempertahankan diri untuk tetap berkuasadan membentengi dirinya sendiri di dalamnya untuk menghindari persidangannyaatas tuduhan korupsi. Sementara Netanyahu menuduh Gantz menyeret Israel kedalam pemilu yang tidak perlu.
Para pengamat melihat bahwa Netanyahu memelintir krisispemerintahan ini untuk menghindari kesepakatan koalisi dan mencegah Gantzmemimpin pemerintahan setelah hampir setahun dan untuk memilih waktu yanglebih baik baginya untuk mengadakan pemilu.
RUU tersebut diajukan oleh pemimpin oposisi di Knesset Yair Lapidketua partai “There is a Future” sebagai protes terhadapkinerja pemerintahan Perdana Menteri Netanyahu dan dakwaan korupsi terhadapnya.
Menanggapi RUU tersebut David Amsalem anggota Likud di Knessetmengatakan “Meskipun posisi kami dalam pemungutan suara sangat baik kamidi Likud saat ini menentang untuk mengadakan pemilu. Perdana menteri dananggota kubu nasional sedang sibuk menangani Corona dan krisis ekonomi. Tetapi Gantzjustru tidak peduli tentang apa pun. Dia tidak peduli dengan anggaransebaliknya dia peduli dengan rotasi dan ingin menduduki jabatan perdanamenteri. “
Dalam kondisi seperti ini Israel sudah hampir akan melaksanakanpemilu awal dan ini akan menjadi pemilu yang keempat dalam dua tahun.(was/pip)