Petinggi Hamas Wasfi Qabha menyerukan dibentuknya kelompokpenekan yang terdiri dari fraksi-faksi PLO pimpinan dan kader dari gerakan Fatahuntuk menolak kebijakan kalangan eksekutif Otoritas Palestina serta melakukantekanan pada Otoritas Palestina agar melepaskan semua komitmennya mengenai perjanjiandan koordinasi keamanan dengan pendudukan penjajah Israel.
Qabha mengatakan bahwa sesungguhnya kalangan yang berpengaruh darigerakan Fatah jika mereka menginginkan kepentingan nasional yang asli tentukeberpihakan mereka pada rekonsiliasi denyut nadi rakyat dan tren darifaksi-faksi aktif yang merupakan landasan yang kokoh bagi Otoritas Palestina untukmempertahankan keputusannya dan tidak mundur.
Dia menyatakan bahwa keputusan menjalin kembali hubungan dengan penjajahIsrael telah mengabaikan keputusan-keputusan Dewan Pusat dan hasil pertemuan-pertemuanpara sekretaris jenderal faksi-faksi Palestina di Beirut dan Ramallah serta menyangkalkonsensus dan penataan internal Palestina dan menikam rekonsiliasi dari belakang.
Pemimpin Hamas ini menegaskan bahwa gerakan Hamas terus mendorongupaya rekonsiliasi tidak membiarkan Otoritas Palestina mengelak darikewajibannya.
Qabha menyatakan bahwa menghadapi kemenangan Biden OtoritasPalestina ingin mengantisipasi pelantikannya dan menunjukkan semacam itikadbaik terhadapnya dan memberikan hadiah sederhana pada kesempatan kemenanganini dengan keyakinan bahwa hal itu dapat membantu melunakkan sikap Amerika terhadapPalestina.
Anggota Komite Sentral Fatah yang juga Menteri Urusan SipilOtoritas Palestina Hussein Al-Sheikh mengatakan bahwa Otoritas Palestinatelah menjadi kembali hubungan dengan Israel sebagaimana dulu.
Presiden Otoritas Mahmoud Abbas sebelumnya pada 19 Mei telah mengumumkanpembubaran semua perjanjian dengan pemerintah Amerika dan Israel dan semuakewajiban yang timbul darinya. Hal tersebut dilakukan sebagai respon terhadap rencanaIsrael mencaplok (merampas) tanah Tepi Barat. (was/pip)
