Utusan PBB untuk proses perdamaian Timur Tengah NikolaiMiladinov mengungkapkan keprihatinannya atas keputusan otoritas Israel untukmembuka pintu tender dan membangun pemukiman “Givat Hamatos” di tenggaraAl-Quds luar wilayah Palestina jajahan tahun 48.
Miladinov mengatakan dalam sebuah pernyataan persnyaSenin (16/11). Ia mengatakan “Jika tender pembangunan wilayah ini tetapdilaksanakan maka akan memperkuat lingkaran permukiman antara Al-Quds danBetlehem di Tepi Barat dan tentu akan sangat merugikan prospek negaraPalestina di masa depan. Pencapaian solusi dua negara yang dinegosiasikan atasdasar 1967 dengan Al-Quds sebagai ibu kota kedua negara takkan pernah tercapai.”
Sementara Kementerian Perumahan Israel mengumumkan telahmengeluarkan tender untuk pembangunan 1.257 unit rumah baru di pemukiman”Givat Hamatos” yang berarti kontrak pembangunan sudah dapat dimulai darisekarang penawarannya.
Miladinov menambahkan membangun permukiman di wilayahtersebut ilegal menurut hukum internasional. Ia menyerukan otoritas Israeluntuk mundur dari langkah ini.
Dan mengutuk Kementerian Luar Negeri Palestinapengumuman tender Israel untuk membangun seribu 257 unit permukiman baru.
Dia menunjukkan bahwa keputusan Israel “bertujuanuntuk memperluas permukiman di daerah itu menghubungkan mereka satu sama lainserta menghubungkan mereka ke kedalaman Israel dengan cara yang mengarah padapemisahan Al-Quds dari lingkungan Palestina terutama dari selatan Tepi Baratyang diduduki.”
Dia menekankan bahwa keputusan ini “mengarah padapukulan fatal bagi prinsip solusi dua negara dan kemungkinan implementasinyadan menutup pintu ke peluang untuk mendirikan negara Palestina yang layakterhubung secara geografis dan berdaulat.”
Ini mengindikasikan bahwa mereka akan mentransferkejahatan ini ke Perserikatan Bangsa-Bangsa melalui Dewan Keamanan pada sesiberikutnya dan forum regional dan internasional lainnya yang relevan dan akanmelanjutkan upayanya sampai akhir pendudukan dan “perwujudan negaraPalestina merdeka dengan kedaulatan dan kedekatan geografis dan layak diperbatasan tahun 67 Al-Quds Timur adalah ibu kota abadinya. “
Utusan Uni Eropa untuk proses perdamaian Timur TengahSusanna Trustal juga mengutuk rencana Israel tersebut dengan mengatakan:”Pendudukan Israel telah menawarkan tawaran untuk membangun unitpermukiman baru antara kota Al-Quds yang diduduki dan Betlehem perkembanganyang sangat mengkhawatirkan.”
Dia menambahkan “Saya mengunjungi wilayah itu bulanlalu dan saya melihat di lapangan bagaimana pembangunan permukiman di situsutama ini akan merusak prospek untuk solusi dua negara yang layak dengan Al-Qudssebagai ibu kota masa depan kedua negara dan ada kebutuhan mendesak bagiIsrael untuk membatalkan keputusannya.”