Mantan Kepala Biro Politik Hamas Khaled Misy&rsquoal menguraikan tigalangkah untuk mencapai rekonsiliasi Palestina. dia menyerukan untukmendefinisikan kembali Otoritas Palestina dan mengubah tugasnya.
Hal tersebut ditegaskan Misyal dalam dialog langsung melalui PusatPenelitian Politik dan Kajian Strategis Palestina (Masarat) pada Sabtu malam(7/11/2020). Dia mengatakan &ldquoPendekatan yang paling nyata dan efektif untukmencapai rekonsiliasi terdiri dari tiga langkah bekerja di lapangan sesuaidengan program perjuangan bersama kemitraan dalam membangun referensi danlembaga-lembaga nasional serta keputusan politik dan mempercepatlangkah-langkah di lapangan yang bisa meningkatkan kepercayaan dan kembalidipertimbangkannya kebebasan di Tepi Barat dan Gaza.&rdquo
Dia melihat bahwa Presiden Otoritas (Abu Mazen) ketika dia melihatpraktik-praktek yang dilakukan (PerdanaMenteri Benjamin) Netanyahu dan (Presiden AS Donald) Trump dia mengambillangkah menuju rekonsiliasi. Misy&rsquoal besyukur atas hal itu. Akan tetapi harusdilanjutkan dan disempurnakan tugas ini.
Dia menyatakan ada beberapa simpul yang menghalangi rekonsiliasi.Ada yang eksternal dan ada pula yang internal. Dia menjelaskan ada beberapakekhawatiran di pihak-pihak Palestina. Diantaranya ketakutan terkait duaprogram yang secara politik kontradiktif (perlawanan dan negosiasi).Kekhawatiran kedua seputar masalah kemitraan dan positioning dalam keputusanpolitik. Dia menegaskan bahwa hal ini ada pada gerakan Fatah. Karena gerakanFatah merupakan gerakan yang sebelumnya ada dalam PLO Otoritas Palestina danlembaga pengambil keputusan.
Misy&rsquoal menolak perbandingan antara kegagalan negosiasi dankegagalan perlawanan. Dia menegaskan bahwa Oslo telah gagal dan negosiasi telahgagal. Namun tidak mungkin menganggap bahwa perlawanan telah gagal. Karena Gazamerupakan tempat kebanggaan Palestina. Dia menegaskan bahwa perlawananPalestina telah ditolak di Tepi Barat melalui koordinasi keamanan denganpenjajah Israel dan dengan cara lainnya.
Misy&rsquoal menyatakan bahwa masalah Palestina sedang menghadapibeberapa opsi. Diantaranya adalah opsi untuk membubarkan Otoritas Palestina. AkantetapiOtoritas Palestina tidak akan berakhir kecuali dengan konsensus umum dari semuapihak. Dia menegaskan bahwa dirinya mendukung opsi untuk mengakhiri OtoritasPalestina.
Dia memperingatkan pentingnya ada konsensus Palestina tentangbagaimana mengelola Gaza yaitu sebuah pemerintahan nasional tunggal yangterpusat jika opsinya adalah membubarkan Otoritas Palestina. Dia menyatakan bahwarakyat Palestina hidup dalam empat situasi berbeda di Tepi Barat Jalur Gazadi wilayah yang diduduki Israel sejak tahun 1948 dan di diaspora.
Misy&rsquoal juga berbicara tentang pilihan untuk mendefinisikan kembaliOtoritas Palestina dan mengubah fungsinya. Dia menegaskan “Kami adalahmitra dalam keputusan konfrontasi dan dalam tindakan politik. Sebagaimana kamiikut serta dalam keputusan politik kami ikut serta dan keputusan perlawanandan konfrontasi.&rdquo
Mengenai penilaiannya terhadap situasi Palestina saat ini Misy&rsquoalmengatakan &ldquoAda bahaya internal dan bahaya eksternal bagi perjuanganPalestina. bahaya eksternal adalah keputusan AS dan Israel ada keputusan untukmelikuidasi dan memberangus persoalan Palestina.
Adapun bahaya internal adalah mereka yang melakukan normalisasidengan penjajah Israel dan menikam rakyat Palestina. Demikian tegas Misy&rsquoal.(was/pip)