PerlintasanRafah yang menghubungkan Gaza dan Mesir lanjut beroperasi hari ketiga dari duaarah untuk 4 hari dengan alasan kemanusiaan dan bagi keberangkatan yang tertunda.
Sejumlahbis berangkat menuju Mesir setelah petugas melakukan sterilisasi virus danmembawa berkas pendukung dari kementerian dalam negeri serta keteranganpemeriksaan Covid 19. Sementara beberapa kendaraan yang kembali dari Mesirtampak membawa warga Palestina dan langsung menuju ruang tunggu perlintasantepat pada waktu dhuhur tiba.
Sebelumnyalembaga perlintasan kementerian dalam negeri merilis jadwal operasi perlintasanpada Selasa kemarin. Tercatat sebanyak 727 musafir berangkat dari Gaza dan 82orang tiba dari Mesir. Dan pada Senin lalu sebanyak 685 musafir berangkatmenuju Mesir sementara 131 orang datang dari sana dan pihak Mesir memulangkan55 orang musafir.
Dalamkonteks berbeda pihak penjajah Israel Rabu (4/11) menetapkan vonis deportasibagi wakil direktur wakaf Al-Quds syekh Najih Bakirat dari Masjidil Aqshaselama 6 bulan kedepan pasca berakhirnya deportasi sebelumnya selama 1 pekan.
Menurutsejumlah sumber di Al-Quds pimpinan militer Israel di Al-Quds menerbitkankeputusan deportasi bagi Dr. Najih Bakirat selama 6 bulan dari Masjidil Aqshamencakup deportasi dari kota tua dan semua rute jalan menuju Masjidil Aqsha.
Pihakpenjajah Israel melayangkan surat keputusan tersebut kepada wakil direkturwakaf Al-Quds syekh Najih Bakirat pada Rabu lalu dan keputusan untuk menghadappihak intelijen setelah 1 pekan deportasi lalu.
PasukanIsrael menangkap syekh Bakirat pada Rabu lalu setelah menggeledah danmemeriksa tempat kerjanya di kawasan kantor pendidikan ilmu syariat dekat pintugerbang Silsilah.
Dalampernyataannya pekan lalu syeh Najih Bakirat menegaskan bahwa kejahatanpenjajah zionis terhadap Masjidil Aqsha merupakan batas toleransi penjajahIsrael terus berupaya mengosongkan Masjidil Aqsha dari para pengelolanya lewatdeportasi dan pengadilan.
SyekhBakirat mengingatkan bahwa penjajah Israel tidak ingin keberadaan wargaPalestina di Masjidil Aqsha dan berupaya mengosongkannya dari para jamaah danpara pegawai dengan tujuan menghapus identitas Palestina dan Islam di sana.
SyekhBakirat menjelaskan &ldquoSaat ini kita berada di hadapan serangan penjajahberbahaya terhadap Al-Aqsha dimana mereka tidak menghormati sedikitpunkesucian masjid dan malah menodainya.&rdquo
PenjajahIsrael tidak menginginkan keberadaan identitas Islam dan Palestina di MasjidilAqsha lanjut syekh Bakirat.
Deportasimembuat para jamaah tersakiti namun hal itu tidak akan melemahkan kitakezaliman dan penjajahan tidak akan abadi semakin bertambah rasa sakitsemakin besar tantangannya ujar tokoh Palestina.
 Penjajah zionis mengincar warga Al-Quds lewatpenangkapan deportasi dan denda tinggi untuk mengusir mereka dari MasjidilAqsha dan membiarkan Al-Aqsha menjadi sasaran ketamakan para pemukim zionis.
Termasukdalam rangkaian tersebut penangkapan dan deportasi para pegawai dan keamananMasjidil Aqsha agar mereka tidak berperan dalam melindungi dan menjagakeamanan masjid. (mq/pip)