Mon 5-May-2025

64 Tahun Pembantaian Kafr Qasim Terorisme Israel yang Tak Terlupakan

Senin 2-November-2020

Sudah 64 tahun berlalu sejak pembantaian Kafr Qasim yang dilakukanpasukan pendudukan penjajah Israel di kota Kafr Qasim di Palestina yangdiduduki penjajah Israel. Peristiwa itu terjadi ketika pasukan penjajah Israelmembunuh dan menumpahkan darah puluhan orang yang tidak bersalah.

Ini adalah salah satu dari lusinan pembantaian yang dilakukan oleh penjajahIsrael selama bertahun-tahun pendudukannya atas Palestina. Akan tetapipembantaian ini memperoleh dimensi khusus karena bertepatan dengan agresitripartit terhadap negara Mesir.

Tujuan pembantaian

Pembantaian yang terjadi pada tanggal 29 Oktober 1956 M itu -menurut para sejarawan – bertujuan untuk mendeportasi orang-orang Palestinadari daerah “segitiga perbatasan” antara Palestina 1948 (yangdiduduki penjajah Israel sejak tahun 1948) dan Tepi Barat tempat kota KafrQasim berada yang pada waktu itu merupakan bagian dari Yordania dengan caramengintimidasi penduduknya. Mirip dengan pembantaian Deir Yassin danpembantaian-pembantaian lainnya.

Mereka menegaskan bahwa penjajah Israel – yang tidak dapatmenanggung sejumlah besar penduduk Arab di wilayah ini – membunuh tiga ribuorang Palestina selama tahun 1949-1956. Kebanyakan dari mereka mencoba untukkembali lagi ke kampung halamannya setelah mereka terusir ke negara-negaratetangga. Pembantaian ini dilakukan oleh sebuah unit kesatuan pasukan khususyang dipimpin oleh Ariel Sharon unit kesatuan pasukan khusus ini dikenaldengan &ldquoUnit 101″.

Pembantaian sudah mendominasi mentalitas penjajah Israel. Sebelumpembantaian ini penjajah Israel melakukan yang terjadi pada 11 September 1956.Peristiwa ini menewaskan 20 tentara Yordania dalam serangan di kamp mereka. Kemudianpembantaian yang membunuh 39 warga Palestina di desa Husan di distrik Betlehemdan 88 lainnya di Qalqilya pada bulan yang sama.

Pembantaian dimulai

Pembantaian Kafr Qasim dimulai ketika komando tentara penjajahIsrael memberikan perintah untuk memberlakukan jam malam di desa-desa Arab di”segitiga perbatasan” yang membentang dari Umm al-Fahm di utarahingga Kafr Qasim di selatan. Jam malam diberlakukan mulai dari jam 5 sore padatanggal 29 Oktober 1956 sampai jam 6 pagi keesokan harinya.

Keputusan itu tegas karena disertai dengan keputusan keamanan yangmemberi wewenang kepada tentara untuk menembak dan membunuh semua orang yangberkeliaran setelah pelarangan diberlakukan – dan tidak untuk menangkapnya -bahkan jika dia berada di luar rumahnya pada saat jam malam diumumkan karenapimpinan militer mengatakan “Mereka tidak mau berurusan dengan pendudukdengan empati.”

Pasukan tentara penjajah Israel disebar ke desa-desa Palestina diSegitiga Perbatasan (termasuk Kafr Qasim Kafr Bara Al-Tira JaljuliyaAl-Taybah dan Qalansawa) dan mereka pada saat itu diperintahkan oleh Mayor ShamuelMelinki yang menerima perintah langsung dari komandan batalion tentara diperbatasan yaitu Letnan Kolonel Shedami.

Sekelompok tentara juga menuju ke kota Kafr Qasim mereka dibagimenjadi empat divisi salah satunya tetap di pintu masuk barat ke kotakomandan pasukan tersebut Yehuda Zsinsky menyampaikan kepada kepada daerahKafr Qasim pada saat itu Wadih Ahmed Sarsour tentang keputusan jam malamtersebut dan memintanya untuk memberi tahu penduduk tentang komitmennya mulaipukul lima sore..

Sarsour memberitahu kepada Yehuda Zsinsky bahwa ada empat ratusorang yang bekerja di luar desa dan belum kembali. Yehuda Zsinsky berjanjibahwa mereka akan lewat dengan aman saat pulang dan tidak ada ditindaksiapapun.

Tapi malam itu menandai tahapan penting dalam sejarah Kafr Qasimdan rakyat Palestina pada umumnya. Pada pukul 5 sore suara peluru beratbergema di dalam kota memekakkan telinga sebagian besar penduduknya setelahtentara penjajah Israel menembaki sekelompok orang yang kembali dari ladangpertanian mereka pada sore hari ke kota mereka. Sebanyak 49 orang dari merekaterbunuh dan puluhan lainnya luka berat. Pembantaian brutal tersebut dilakukanpasukan penjajah Israel dengan dalih melanggar jam malam. Sementara merekatidak mengetahui pengumuman mendadak tersebut.

Di antara para korban pembantaian Kafr Qasim terdapat seoranglansia 23 anak usia 8-17 tahun dan perempuan 13 orang. Penduduk Kafr Qasimsaat itu jumlahnya tidak lebih dari dua ribu jiwa. Di pintu masuk barat kotasaja sebanyak 43 warga terbunuh dalam aksi brutal tersebut.

Nama-nama penjahat pelaku pembantaian

Pembantaian ini terkait dengan nama sejumlah tentara Israelseperti perwira Issachar Shedami yang memanggil Shamuel Melinki dan menyampaikankeputusan yang menugaskan dia untuk menjaga perbatasan dan memberlakukan jammalam di desa-desa termasuk Kafr Qasim kemudian dia memberi instruksi untukmelakukan pembantaian.

Pemerintah Israel yang dipimpin oleh David Ben-Gurion berusahamenyembunyikan kebenaran pembantaian Kafr Qasem. Karena itu berita pertamatentang pembantaian tersebut muat muncul di surat kabar seminggu setelah peristiwatersebut terjadi yaitu pada tanggal 6 November. Sedangkan mengenai detailpersitiwa pemerintah Israel mencegahnya sampai ke opini publik hingga 17Desember 1956.

Namun dua anggota perlemen dari kelompok sosialis Tawfiq Toby danMayer Fellner dapat mengungkap hal-hal yang menyelimuti insiden tersebutsetelah mereka menyusup ke kota untuk menyelidiki fakta langsung dari parasaksi dan korban yang terluka menyiapkan dokumen untuk dipresentasikan diKnesset (Parlemen)Israel dan mengirimkan dokumen tentang insiden tersebut kemedia kedutaan asing dan semua anggota Knesset.

Upaya kedua anggota parlemen tersebut memaksa pemerintah penjajahIsrael membentuk komisi kebenaran dan memulai penyelidikan yang menghasilkanpersidangan terhadap orang-orang yang dianggap bertanggung jawab langsung olehpemerintah Israel atas pembantaian tersebut. Pengadilan simbolik diadakan untukmereka di mana perwira Shamuel Melinki dijatuhi hukuman 17 tahun penjaraGabriel Dahan dan Shalom Ofer dijatuhi hukuman 15 tahun penjara dan tentaralainnya dihukum delapan tahun penjara.

Adapun komandan Penjaga Perbatasan Letnan Kolonel Shedami – yangmemberi perintah untuk membunuh – dibebaskan dari melakukan kejahatan dandidenda satu sen dan dia berkata – dalam sebuah wawancara dengan surat kabarIsrael Haaretz – bahwa dia melakukan “perintah yang lebih tinggi”ketika dia memerintahkan tentaranya untuk membunuh warga sipil denganmengatakan “Tuai mereka.”

Kemudian hukuman yang dijatuhkan terhadap para pelaku kejahatandiubah karena dikurangi setelah naik banding menjadi 14 tahun untuk Melinke10 tahun untuk Dahan dan sembilan tahun untuk Ofer. Kemudian dikurangi lagimenjadi pembatalan total karena kepala negara turun tangan dan mengurangihukuman menjadi lima tahun untuk Melinki Ofer dan Dahan. Yang terakhir dibebaskanpada awal 1960. (was/pip)

Tautan Pendek:

Copied