Terminal-terminal bersinar di jalan menuju revolusi dan perlawanan telahdilalui oleh pendiri gerakan Jihad Islam di Palestina Fathi IbrahimAl-Shikaki sebelum di dibunuh oleh Mossad Israel di pulau Malta pada tahun1995.
Tanggal 26 Oktober 2020 ini adalah peringatan 25 tahun gugurnya Shikakiyang meninggal dan sidik jarinya tetap hadir dalam kesadaran dan revolusihadir memberikan tekad dan keteguhan untuk melanjutkan perjalanan sampaikemenangan atau gugur syahid.
Biografi yang harum
Al-Shikaki lahir di kamp pengungsi Rafah pada tahun 1951. Dia kehilanganibunya ketika berusia 15 tahun. Dia adalah anak lelaki tertua di antara saudara-saudaranya.Dia belajar di Universitas Birzeit di Tepi Barat dan lulus di DepartemenMatematika. Kemudian dia mengabdikan dirinya sebagai guru di al-Quds di SekolahNizamiyya dan kemudian di Universitas Zagazig.
Dia kembali ke wilayah Palestina yang diduduki penjajah Israel untukbekerja sebagai dokter di rumah sakit Mutlaa di al-Quds. Setelah itu diabekerja sebagai dokter di Jalur Gaza.
Shikaki adalah pengungsi dari desa Zarnuqa dekat Jaffa di Palestinayang diduduki penjajah Israel. Keluarganya terusir dari desa tersebut setelah berdirinyaentitas pendudukan penjajah Zionis pada tahun 1948. Mereka bermigrasi ke JalurGaza dan mereka menetap di kota Rafah wilayahs selatan Jalur Gaza.
Mendirikan Gerakan Jihad Islam
Dia memiliki kecenderungan ke pemikiran Nasserite tetapi trennyaberubah total setelah kekalahan Arab dalam perang tahun 1967 terutama setelahsalah satu teman sekolahnya memberinya buku “Milestones on the Path” karyaSayyid Qutb. Dia berubah haluan ke arah Islam.
Setelah itu dia mendirikan Gerakan Jihad Islam bersamasejumlah rekan mahasiswanya di bidang kedokteran teknik politik dan sainssaat dia menjadi mahasiswa di Universitas Zagazig.
Dia dipenjara di Gaza selama 11 bulan pada tahun 1983 kemudian diaditangkap kembali pada tahun 1986 dan dijatuhi hukuman 4 tahun penjara dan 5tahun penangguhan. “Karena dia dianggap terkait dengan aktivitas militerhasutan menentang pendudukan penjajah Israel dan mengirim senjata ke JalurGaza.”
Sebelum masa hukumannya berakhir otoritas militer Israelmendeportasi dan mengasingkan Shikaki dari penjara langsung ke luar Palestinapada 1 Agustus 1988 setelah meletus intifadhah Palestina.
Setelah itu Fathi Shikaki berpindah-pindah antara ibu kota negara-negaraArab dan Islam untuk melanjutkan jihadnya melawan pendudukan penjajah Israel sampaidia dibunuh oleh Zionis Mossad di Malta.
Pembunuhan Shikaki
Di kota Sliema Malta tepatnya pada Kamis 26 Oktober 1995 M Shikakidibunuh saat kembali ke hotelnya setelah seorang agen Mossad menembak kepalanyasebanyak dua kali dari sisi kanan hingga menembus sisi kirinya. Si pembunuhterus menembakkan tiga peluru lagi ke belakang kepalanya. Sebelum kemudianpelaku meninggalkan korban tergeletak berlumuran darah.
Pembunuh Shikaki melarikan diri dengan sepeda motor yangmenunggunya bersama agen Mossad lainnya. Setelah 10 menit kemudian merekameninggalkan sepeda motor di dekat pelabuhan perahu di mana sebuah perahutelah disiapkan menunggu mereka untuk melarikan diri.
Shikaki meninggal dunia pada usia 43 tahun. Dia meninggalkan buahdari pernikahannya yang berlangsung selama 15 tahun tiga anak dan istrinya FathiaAl-Khayyat Al-Shikaki serta warisan seorang jihadis perlawanan yang hebat.
Pihak berwenang Malta menolak untuk mengizinkan pemindahan jenazah Shikaki.Ibu kota negara-negara Arab menolak untuk menerimanya juga. Setelah komunikasi yangmelelahkan jenazah Shikaki tiba di Libya Tripoli untuk melintasi perbatasanArab dan menetap di Damaskus setelah pemerintah-pemerintah Arab setuju bahwatubuh Shikaki akan melewati tanah mereka untuk dimakamkan di sana.
Jenazah Shikaki tiba pada 31 Oktober 1995 di Suriah denganpesawat yang lepas landas dari bandara Jerba di Tunisia. Dia disemayamkan padatanggal 1 November tahun yang sama sebelum kemudian dimakamkan di pemakamanpara syuhada di kamp pengungsi Yarmuk. (was/pip)