Wed 7-May-2025

Rakyat Sudan Tetap Tolak Normalisasi

Sabtu 24-Oktober-2020

Moez Zakaria Sekretaris Jenderal Forum Al-Quds mengatakanrakyat Sudan sangat sadar dan teguh masih memegang sikap lama mereka sepertidideklarasikan Liga Arab pada Konferensi ke 3 mereka bahwa mereka menolaknormalisasi atau menolak mengakui penjajahan Israel.

Dalam wawancara pers dengan “Pusat InformasiPalestina Zakaria mengatakan &ldquoMasalah Palestina hadir di hati rakyat Sudanyang tetap menolak normalisasi dengan penjajah Zionis. Mereka menolak pemerasanyang dilakukan Amerika dalam dalam pemilihan mendatang.

Akademisi dan spesialis masalah Palestina ini menyampaikanpesannya kepada rakyat Palestina “Bersabarlah ketahuilah dan yakinlah rakyatSudan teguh pada prinsip-prinsip mereka tentang masalah Palestina dan masalahMasjid Al-Aqsa serta Al-Quds.”

Dia menekankan rakyat Sudan mematuhi keputusan ketigaLiga Arab. Mereka tidak akan tertipu. Rakyat Sudan memiliki pengalaman praktisnormalisasi ketika sejumlah negara Afrikan seperti: Ethiopia Chad Mesir danSudan Selatan melakukan normalisasi praktis dengan Zionis.

Ia menyebutkan masyarakat Sudan melihat bahwa semuanegara di sekitarnya yang melakukan normalisasi dengan Zionis faktanya belummendapatkan keuntungan dari normalisasi itu.

Dia berkata “Apa yang dibanjiri media tentangpendapat sejumlah elit politik dan media tidak mewakili realitas yang terjadidi kalangan Islam dan Arab. Kami yakin elit politik ini dan beberapa politisi laintidak mencari keyakinan mereka. Ssebaliknya mereka mencari apa yang menjadi kepentinganmereka sendiri.

Dia menunjukkan masalah Palestina hadir meskipun kondisiekonomi di Sudan memburuk. Aksi pembakaran bendera Israel dalam demonstrasiterakhir yang berlangsung beberapa hari lalu menunjukan penolakan merekaterhadap normalisasi Zionis.

Dia menjelaskan pejabat negara Sudan dan mereka yangmendukung penjajahan berusaha untuk mengalihkan perhatian orang-orang dengan dalamkondisi ekonomi mereka yang memburuk dalam rangka mengalihkan perhatian merekadari masalah bangsa dan masalah normalisasi.

Dia berkata “Krisis ekonomi di Sudan adalah buatanyang ditandai dengan kurangnya roti bahan bakar dan pemadaman listrik. Inisemua adalah krisis buatan untuk mengalihkan perhatian dan jalannya pembicaraantentang normalisasi. Bahwa normalisasi dengan Zionis akan menyelesaikan krisis mereka.

Dia menunjukkan kampanye Sudan untuk menentangnormalisasi dan menolak upaya untuk memaksakannya melalui vigils prosesi dankampanye di media mendukung posisi rakyat Sudan yang menolak normalisasi.

Forum Al-Quds menganggap kekalahan intelektual danpsikologis lebih buruk daripada kekalahan militer. Untuk itu pihaknya akan bekerjameluncurkan kampanye kesadaran yang menolak normalisasi yang berupaya mengubahprinsip-prinsip rakyat Sudan dan pandangan mereka tentang perjuangan Palestina.

Dia berkata “Kami mengerahkan upaya kami untukmembangun dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang perjuangan Palestinadan pandangan mereka. Dan itu harus teguh dan tetap pada tingkat yang samadalam menghadapi penipuan media kebohongan dan penipuan yang disebarkan orang-orangyang melakukan normalisasi dengan Israel.

Dia menambahkan jika pandangan ini berubah maka akan menggeserkeyakinan bahwa masalah Palestina adalah khusus untuk Palestina dan itu kerugianterbesar.

Ia menegaskan masyarakat Sudan tidak akan tertipu dengannormalisasi yang akan menaikkan taraf perekonomian atau menyelesaikan krisis merekaselama ini katanya.

Saat menghapus Sudan dari daftar negara yang pendukung terorismeZakaria menekankan bahwa ini adalah hak rakyat Sudan. Ia mengatakan”Sudan tidak pernah menjadi teroris dan kami bukan pendukung teroris.

Presiden AS Donald Trump mengumumkan Sudan dan Israeltelah setuju melakukan normalisasi hubungan di antara mereka seperti di dikatakannyaGedung Putih.

Organisasi Pembebasan Palestina dan faksi Palestinamengutuk perjanjian normalisasi tersebut. Mereka menekankan normaliasi itubertujuan menjarah dan memeras kekayaan Sudan.

Dengan demikian Sudan menjadi negara Arab kelima yangmenyelesaikan perjanjian normalisasi dengan Israel setelah Mesir pada 1979Yordania pada 1994 serta UEA dan Bahrain pada tahun 2020 ini. (asy/pip)

Tautan Pendek:

Copied