Anggotaparlemen Yordania Dimah Thahbub menyatakan sikap Yordania tetap konsistenterkait persoalan eks tawanan Ahlam al-Tamimi yang tidak boleh dilanggarditegaskannya bahwa warga Yordania tidak boleh menjadi alat pertukaran.
Dalamwawancara dengan Pusat Informasi Palestina Thahbub memaparkan dukungannyauntuk memulangkan suami Ahlam Nizar al-Tamimi ke Yordania. Ahlam sebagai wargaYordania berhak untuk tinggal bersama suaminya selagi tidak melanggar hukumYordania.
Ditambahkannyabahwa Yordania saat ini berada dalam tekanan nyata seakan pihak Amerikaterbangun dari tidur dan mengatakan selamat pagi dan biarkan kita menekanYordania untuk menyerahkan Ahlam al-Tamimi. Namun sikap Yordania masihterhormat meski tetap harus memperhatikan situasi dan tekanan ini.
Thahbubmenegaskan bahwa warga Yordania tak boleh menjadi alat tukar. Menurutnyasetelah terjadi deal pertukaran maka semua berkas terkait tawanan harus jugadihapuskan sehingga mereka tidak lagi diburu secara hukum dan menyebabkanadanya tekanan. Aleg Yordania ini menuntut pemulangan suami Ahlam Tamimi dimanasebagai warga Yordania berhak untuk tinggal bersama suaminya di Yordania.
 Menolak Normalisasi
Seputarnormalisasi antara Israel dan sejumlah negara Arab saat ini Thahbubmenegaskan meski adanya kesepakatan Wadi Arabah antara Yordania dan Israelsejak 25 tahun lalu namun rakyat Yordania tidak mendukungnya dan tetap menolaknormalisasi.
MenurutThahbub &ldquoKami menolak normalisasi dan menganggapnya sebagai pengkhianatansehingga ada komite perlawanan terhadap normalisasi di semua partai politik danlembaga hal ini menunjukan bahwa normalisasi ditolak  dan tuntutan politik untuk mengakhiriperjanjian Wadi Arabah terus berlanjut demikian juga seruan penarikan dubesYordania dari entitas zionis.
AlegYordania menegaskan bahwa rakyat Yordania selalu mendukung semua persoalanPalestina. Disebutkannya bahwa perlu memisahkan antara sikap pemerintah dankesepakatannya dengan penjajah Israel dan antara opini publik Yordania.
Ditegaskannyabahwa mayoritas rakyat Yordania sepakat atas hak-hak Palestina untuk meraihkemerdekaan dan menolak semua bentuk interaksi dengan penjajah Israel. (mq/pip)
