Kepala Otoritas Tertinggi Islam di al-Quds dan Khatib Masjid Al-AqshaSyaikh Ikrimah Sabri memperingatkan adanya upaya penjajah Israel dan para pemukimpendatang Yahudi untuk menguasai situs-situs tertentu di Al-Aqsha danmerebutnya.
Sabri menyatakan bahwa penjajah Israel tidak memberikan perhatianatau menghormati Masjid Al-Aqsha. Mereka justru memutus hubungan umat Islamdengan masjid tersebut. Penjajah juga menciptakan ilusi bagi para pemukim Yahudibahwa Palestina adalah tanah yang menjadi hak bagi orang Yahudi dan SinagogYahudi akan dibangun di atas reruntuhan Al-Aqsha dengan tujuan untuk mendorongorang-orang Zionis pindah ke Palestina.
Dia memperingatkan bahwa ambisi penjajah Israel tidak akan berhentipada serangan berturut-turut dan setiap hari ke Masjid Al-Aqsha dan dilakukansecara provokatif yang bertujuan untuk memaksakan realitas baru di masjid.
Syaikh Sabri menyebutkan bahwa penjajah Israel berusaha untuk menguasaiMushalla Marwani menutup Bab al-Rahma dan memasang gerbang-gerbang elektronik.Akan tetapi warga al-Quds menggggal hal itu. Dia memperingatkan tentang ide-idepenjajah Israel dan rencananya untuk memaksakan kedaulatan lagi atas Al-Aqsha.
Khatib Al-Aqsha ini mengatakan Masjid Al-Aqsa selama tiga pekan terakhirsedang berduka karena penjajah Israel melarang para jamaah shalat di dalammasjid dengan dalih pandemi Corona yang digunakan penjajah Israel sebagaikedok untuk menutupi kebijakan yudisasinya di al-Quds.
Dia menambahkan “Api yang membakar Al-Aqsha belum padam. Pembantaianterhadap masjid al-Aqsha dilakukan berulang kali dan dalam berbagai bentukmelalui deportasi penangkapan pemeriksaan identitas dan tindakan lainnyaterhadap warga al-Quds untuk mengosongkan Al-Aqsha dari warganya.”
Sabri menjelaskan pengetatan blokade terhadap Kota Tua di al-Quds danlarangan orang luar masuk ke Al-Aqsha berarti bahwa puluhan pedagang yangtinggal di luar Kota Tua tidak bisa masuk untuk membuka toko mereka. Hal ini melumpuhkangerakan ekonomi dan komersial di Kota Tua dengan tujuan untuk mengosongkan kotatersebut dari kaum Muslimin dan memaksa mereka untuk pergi.
Sabri menyatakan bahwa penjajah Israel mencegah orang Muslim untuk masukke Masjid Al-Aqsha jika rumahnya berjarak lebih dari 1.000 meter. Hanya merekayang dekat masjid saja yang diizinkan masuk ke Al-Aqsha. Ada prosedur-prosedurlain yang dilakukan untuk mencegah sebagian warga ke al-Aqsha tanpa alasan.
Sabri menyatakan bahwa penjajah Israel berhasil mempromosikannarasi Zionis bahwa Al-Aqsha adalah bagian dari Kuil Solomon sehingga merekameyakinkan sebagian orang Arab tentang narasi tersebut yang menyebabkan terjadinyanormalisasi dan menuduh orang Palestina menyia-nyiakan peluang!
Sabri juga mengecam umat Islam yang secara nyata tidak pedulidengan upaya menyebarkan narasi Islam terutama para jurnalis dan cendekiawan. Diamenyerukan perlunya setia pada keputusan ilahi tentang Masjid Al-Aqsha.(was/pip)