Hampir sebulan setelah pengumuman kesepakatan memalukan untukmenormalisasi hubungan antara Israel dan Uni Emirat Arab (UEA) kerja sama eratantara “kedua negara” dalam aspek intelijen dan spionase mulaiterungkap.
Sebuah laporan berbahasa Ibrani dari blog “Tikkun Olam” yangditerjemahkan Pusat Informasi Palestina menyebutkan tentang basis atau pangkalanrahasia Israel yang direncanakan di Teluk setelah normalisasi hubungan antara Israeldan Uni Emirat Arab baru-baru ini. Bahwa kedua negara tersebut ingin membangunpangkalan di sebuah pulau Yaman &ldquoSocotra&rdquo.
Menurut laporan Turki pemimpin suku Yaman di pulau itumengungkapkan kepada media Suriah tentang kunjungan bersama yang dilakukan olehdelegasi intelijen Israel-Emirat berpangkat tinggi yang ditugaskan untuk memilihlokasi pangkalan intelijen militer baru.
Menurut situs web Intelligence Online kelompok bersenjataYaman yang bersekutu dengan Emirat yang menduduki pulau itu empat bulan lalutidak puas dengan kehadiran Israel dan memberi tahu para sponsornya tentangketidaksenangannya.
Pulau Socotra adalah daerah pegunungan. Meskipun rangkaian pulau-pulauberada di bawah kedaulatan Yaman namun UEA telah menguasai wilayah tersebutdan mempertahankan kehadiran militernya di sana di antara hal-hal lainnya.
Pangkalan yang akan didirikan akan memungkinkan penjajah Israeluntuk memantau pengiriman antara Iran dan China.
Setelah penandatanganan perjanjian perdagangan militer senilai 400miliar dolar selama 25 tahun China diperkirakan menyediakan sistem logistikteknologi canggih dan sistem senjata ke Iran yang sebagian besar akanbergerak melalui perairan ini yang memberikan sudut pandang yang sangat baikuntuk memantau lalu lintas laut.
Socotra akan menjadi pangkalan intelijen terbesar kedua bagipenjajah Israel di kawasan itu dan contoh lain dari upayanya untuk menunjukkankekuatannya di luar perbatasan selatan.
Ini tentu saja menggelikan. Karena salah satu klaim utamaterhadap Iran adalah tujuan-tujuan “ekspansionis” untuk menunjukkan revolusiIslamnya di luar perbatasannya di Irak Suriah Lebanon dan Yaman. Israelselalu mendahului Iran dalam permainan ini dan kemunafikannya dalam menuduhIran melakukan persis apa yang mereka lakukan selama beberapa dekade dalamperkembangan terpisah terkait normalisasi antara Emirates dan Israel.
Intelligence Online menyatakan bahwa UEA menekan sekutunya dikawasan itu untuk bergabung dalam membangun hubungan dengan Israel.
Di antara negosiator untuk kesepakatan semacam itu adalah gerakanYaman yang didukung oleh UEA Jenderal Libya Khalifa Haftar dan MuhammadDahlan tokoh keamanan Palestina yang menjadi salah satu penasihat keamanantertinggi untuk putra mahkota Emirat.
Beberapa sumber menyebutkan tanggal di mana Israel mulai membangunpangkalan rahasia di Teluk adalah pada tahun 2016 karena secara diam-diam telahmembangun pangkalan intelijen elektronik canggih di Eritrea untuk memantauselat strategis Bab al-Mandab yang dilalui sebagian besar pengiriman minyak di Telukdalam perjalanannya ke seluruh bagian dunia.
Pangkalan yang terletak di gunung tertinggi negara itu Emba Sweeradi luar ibu kota Asmara memantau aktivitas Houthi di Yaman yang berperangmelawan UEA dan Arab Saudi.
Selain itu pangkalan ini juga berfungsi sebagai pusat komando dankendali untuk serangan Angkatan Udara Teluk di Yaman.
Pangkalan ini adalah cara untuk memastikan bahwa Mesir tidak pernahmengancam kepentingan Israel di bagian selatan Laut Merah terutama lalu lintaspengiriman.
Pangkalan juga membuat Israel dapat memantau penyelundupan senjatadi Sudan yang akhirnya untuk kepentingan Hamas.
Pangkalan ini juga akan berfungsi sebagai pangkalan terdepan untukmemantau lalu lintas pengiriman Iran dan upaya negara itu untuk menembusEritrea setelah terusir dari Sudan menyusul penggulingan Omar al-Bashir.(was/pip)