Pimpinanotoritas Palestina Jumat (11/9) mengecam keras deklarasi normalisasi Bahrain &ndashIsrael dan menyebutnya sebagai pengkhianatan terhadap Al-Quds Al-Aqsha danpersoalan Palestina.
Dalampernyataannya otoritas Palestina menegaskan penolakan dan kecaman kerasterhadap deklarasi normalisasi trio Amerika Israel dan Bahrain.
Kesepakatantersebut merupakan pengkhiatanan teradap Al-Quds Al-Aqsha dan persoalanPalestina. Otoritas Palestina meminta Bahrain untuk mengevaluasi keputusannyakarena akan membahayakan bangsa dan persoalan Palestina.
Langkahtersebut sangat berbahaya karena akan menghapus semua hasil yangdirekomendasikan inisiatif perdamaian Arab KTT Arab dunia Islam dan legalitasinternasional.
Padahari Jumat kemarin Bahrain menyatakan telah menyepakati hubungan diplomatic penuhdengan Israel yang disponsori Amerika langkah ini disambut hangat PM IsraelBenyamin Netanyahu.
Faksi-faksiPalestina mengutuk keras normalisasi Bahrain dan menganggapnya sebagaipengokohan terhadap penerapan Deal of Century di saat yang sama mengecam LigaArab yang tidak mengutuk normalisasi dan kegagalan Liga Arab dalammenghentikan langkah ini yang membuat sejumlah Negara Arab menginginkannormalisasi dengan musuh.
Deklarasinormalisasi Bahrain ini hanya sebulan setelah Emirat melakukan hal yang sama.
SebelumnyaPresiden Mesir Abdul Fattah al-Sisi menyambut hangat normalisasi Emirat danIsrael.
Pada13 Agustus 2020 Emirat dan Israel menyatakan kesepakatan normalisasi yangdirespon kecaman luas pihak Palestina. Faksi-faksi Palestina dan otoritasPalestina menganggapnya sebagai pengkhianatan Abu Dhabi dan tikaman terhadapperjuangan bangsa Palestina.
Pascadeklarasi hari ini Bahrain merupakan Negara Arab keempat yang menyepakatinormalisasi dengan Israel setelah Mesir (1979) Yordania (1994) dan Emirat(2020). (mq/pip)