Komisi Eropa menyatakan keprihatinannya terhadap niat Serbia danKosovo yang akan memindahkan kedutaan besar mereka dari Tel Aviv ke kota al-Qudsatau Yerusalem yang diduduki penjajah Israel yang membayangi dimulainyakembali pembicaraan bergabungnya kedua negara tersebut ke Uni Eropa.
Juru bicara Komisi Eropa Peter Stano pada konferensi pers hari Senin(7/9/2020) mengatakan bahwa sikap Uni Eropa yang menolak pemindahan kedutaanbesar ke al-Quds atau Yerusalem tidak berubah. Dia menyatakan tidak adakedutaan besar dan tidak ada perwakilan negara anggota Uni Eropa di Yerusalem.
Dia menegaskan bahwa Uni Eropa mendukung solusi dua negara terkait”masalah Palestina-Israel”.
Dia menjelaskan bahwa Serbia melanjutkan pembicaraan untukbergabung dengan Uni Eropa. Dia menyatakan bahwa langkah-langkah yang menimbulkankeraguan pada sikap bersama Uni Eropa terkait al-Quds atau Yerusalem mengkhawatirkandan menyedihkan.
Sebelumnya Otoritas Palestina telah menyatakan kecamannya ataspersetujuan pemerintah Serbia dan Kosovo untuk membuka kedutaan besarkonsulat atau perwakilan kedua negara tersebut di al-Quds atau Yerusalem yangdiduduki penjajah Israel. Otoritas Palestina menilai langkah tersebut sebagai”permusuhan terang-terangan dan tidak dapat dibenarkan terhadap rakyatPalestina dan isu mereka serta hak nasional mereka yang adil dan sah.”
Pada hari Jumat (4/9/2020) Presiden AS Donald Trump mengumumkanbahwa Serbia berkomitmen untuk memindahkan kedutaannya ke Yerusalem sementaraKosovo dan pendudukan Israel setuju untuk melakukan normalisasi dan menjalinhubungan diplomatik.
Sementara itu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahumengumumkan juga pada hari Jumat bahwa negara bagian Serbia dan Kosovobermaksud untuk memindahkan kedutaan mereka ke Yerusalem. (was/pip)