Dari Israel muncul penolakan cepat atas klaim Putra Mahkota AbuDhabi Mohammed bin Zayed tentang penghentian aneksasi tanah Palestina olehIsrael. Klaim sebagai bagian dari upaya memasarkan perjanjian UEA denganpendudukan Zionis. Penolak ini memperjelas tentang “perjanjian yangmemperindah wajah buruk pendudukan Zionis dan menutupi kejahatannya.”
Pada Kamis malam (13/8/2020) Bin Zayed mengumumkan kesepakatannegaranya dengan Israel untuk mengembangkan peta jalan menuju pembangunan kerjasama bersama untuk mencapai hubungan bilateral.
Kebohongan palsu
Berbeda dengan apa yang diumumkan oleh Putra Mahkota Abu Dhabi dalamsebuah konferensi pers Netanyahu menegaskan bahwa dia tidak setuju tentangmasalah penghapusan kedaulatan atas Tepi Barat dari agenda kerjanya. Diamenegaskan bahwa ada permintaan yang jelas untuk menunggu perpanjangan kedaulatanatas Tepi Barat dan dia tidak menghapus ini dari agenda kerjanya.
Netanyahu menambahkan “Saya berkomitmen pada janji-janji sayadan saya akan melaksanakannya. Pemberlakuan kedaulatan Israel di Tepi Baratakan menjadi kesepakatan dengan Amerika Serikat.”
Kebohongan menghentikan atau membekukan aneksasi Tepi Barat yangditolak oleh Palestina dan di dalamnya orang-orang Palestina melihat sebagaisebuah upaya untuk mengeksploitasi isu Palestina untuk menutupi kejahatannormalisasi dan kesepakatan dengan pendudukan Zionis.
Jembatan normalisasi yang ditolak
Memblokir jalan pada upaya UEA nampak jelas dalam penegaskan IsmailHaniyah kepala biro politik Hamas dan Presiden Otoritas Mahmud Abbas dalamkontak telepon mereka berdua bahwa siapapun tidak boleh menjadikan Palestina al-Qudsnyaal-Aqshanya para syuhada&rsquonya dan derita rakyatnya sebagai jembatan untuknormalisasi dengan musuh (Israel).
Pada akhir April 2020 lalu Netanyahu setuju dengan pemimpin partaiBiru Putih Benny Gantz untuk memulai proses pencaplokan atau aneksasi sebagianbesar Tepi Barat pada 1 Juli lalu yang mencakup Lembah Yordan dan semuapermukiman Israel di Tepi Barat yang ditolak oleh Palestina.
Meskipun Israel tidak melaksanakan aneksasi (perampasan) ini dalamupacara resmi namun selama beberapa bulan terakhir Israel telah meningkatkanlangkah-langkahnya yang merupakan langkah efektif pelaksanaan aneksasi tersebut.Dengan merampas dan menyita tanah serta menghancurkan rumah dan propertiPalestina.
Percantik Wajah Buruk Israel
Penulis dan analis politik Iyad Al-Qara kepada Pusat InformasiPalestina menegaskan bahwa masalah pencaplokan Tepi Barat ditentutan olehkepentingan pendudukan Zionis. Dian menyatakan bahwa itu adalah “murni permainanIsrael yang digunakan Netanyahu untuk kepentingan partai dan pemilu.”
Al-Qara berpendapat bahwa upaya Abu Dhabi untuk memasarkan pembekuanpencaplokan adalah untuk menutupi skandal perjanjian memaluka ini itu tidak lainhanyalah untuk memperindah wajah buruk penjajah Israel dan menutupi kejahatannya.
Dia berkata upaya beberapa dari mereka untuk mengatakan ini adalahpenipuan terhadap orang-orang Arab dan Islam dan pembenaran atas kejahatanbekerja sama dengan pendudukan Israel.
Dia menyatakan bahwa hal ini pernah terjadi sebelumnya ketikaorang-orang Arab pergi ke konferensi Madrid dengan dalih mendukung Palestinadalam negosiasi dengan pendudukan Zionis kemudian meninggalkan merekasendirian untuk menghadapi nasibnya dan beberapa dari mereka jatuh ke pangkuanpendudukan Zionis dengan dalih “kepentingan nasional tertinggi.”
Kepahlawanan palsu
Ernest Khoury redaktur pelaksana surat kabar Al-Araby Al-Jadeedmembantah klaim-klaim Abu Dhabi tentang aneksasi. Dia menegaskan bahwa seluruhdunia tahu bahwa pembekuan aneksasi ini tidak ada hubungannya dengankepahlawanan palsu para penguasa Emirate melainkan karena adanya krisisinternal Israel yang tidak dapat diselesaikan oleh Benjamin Netanyahu dan BennyGantz untuk menyepakati rincian aneksasi ini seperti yang ditetapkan olehpemerintahan Donald Trump?
Kekasaran teks perjanjian – menurut Khoury – semuanya ditempatkandalam suatu ukuran dan kebohongan Bin Zayed pantas untuk diberi ukuran sendiri.Dia menyatakan bahwa itu adalah “kebohongan yang bahkan media Israel yangtelah merayakannya selama bertahun-tahun tidak dirasuki oleh para penguasaEmirat dan pengikut mereka terhadap pejabat paling yunior Israel yang merekaanggap.”
Dia mengingatkan bahwa saluran Kan Israel dengan cepatmenyangkal kebohongan ini dan mengutip dari seorang pejabat resmi Israel yangmengatakan beberapa menit setelah pernyataan koalisi “Pemberlakuan kedaulatan(Israel atas tanah Tepi Barat) masih dalam agenda dan kami berkomitmen untukmengimplementasikannya” seolah-olah dikatakan kepada Putra Mahkota AbuDhabi: simpan barang antik Anda untuk kami dan diri Anda sendiri.&rdquo
Penyesatan dan Pelecehan
Faksi-faksi Palestina yang dengan suara bulat menolak apa yangdisebut sebagai “kesepakatan memalukan” ini berhenti di depaneksploitasi UEA atas masalah aneksasi dan menolaknya dengan tegas.
Gerakan Jihad Islam mengatakan upaya untuk membenarkan kesepakatanini bahwa kesepakatan ini untuk menghentikan rencana “aneksasi”adalah benar-benar penyesatan dan pelecehan. Karena perjanjian ini adalahhadiah bagi pendudukan Zionis atas kejahatan dan agresi yang dilakukannyaserta kedok untuk memuluskan rencana “kesepakatan abad ini” (dealof century).
Jihad Islam menambahkan bahwa pemilihan waktu perjanjian inimerupakan garis hidup yang menyelamatkan pendudukan Israel yang menderitakebuntuan internal dan krisis berturut-turut. Jihad Islam menyatakan bahwarakyat Palestina bertekad untuk melanjutkan perjuangan mereka dan perjanjiantersebut tidak akan mempengaruhi jalannya.
Menjual ilusi
Anggota biro politik Front Rakyat untuk Pembebasan PalestinaTayseer Khaled menegaskan bahwa “ada sebagian orang menjual ilusi kepadakami bahwa melalui normalisasi dengan pendudukan Zionis mereka berkontribusiuntuk menghentikan kebijakan pencaplokan Israel di sebagian besar wilayah TepiBarat.”
Khaled mengatakan penyesatan ini untuk membenarkan pemberian hadiahgratis mereka kepada Netanyahu dan Trump yang berada dalam krisis menjelang pemilumendatang di Israel dan Amerika Serikat. (was/pip)