Tue 6-May-2025

Rakyat Palestina Bersatu Tolak “Kesepakatan Memalukan”

Sabtu 15-Agustus-2020

Secaraconsensus dan sikap tegas segenap elemen Palestina dengan berbagai latarbelakang menolak kesepakatan normalisasi Emirat Arab dan penjajah Israelmereka melihat langkah tersebut sebagai upaya Israel menutupi kejahatannya danmemperbaiki citranya yang buruk.

ResponPalestina sangat cepat pasca kesepakatan memalukan seperti yang dirilis paraaktifis di jejaring social semuanya menolak aliansi Emirat &ndash Israel danmengingatkan bahaya yang akan ditimbulkannya dan memanfaatkan persoalanPalestina sebagai jembatan untuk melakukan normalisasi dengan Israel. Seperti yangdiliput diliput Pusat Informasi Palestina.

PadaKamis (13/8/2020) Presiden Amerika Donald Trump lewat twitnya menyatakan sebuahterobosan besar telah dicapai hari ini kesepakatan damai bersejarah antara duasahabat besar Israel dan Emirat Arab.

Bersamaandengan twit Trump putera mahkota Abu Dhabi syekh Mohammad bin Zaid dalamtwitnya menyatakan &ldquoKesepakatan damai Emirat dan Israel untuk membuat petajalan guna menguatkan kerjasama dan hubungan bilateral.&rdquo

SatuBarisan Menolak Normalisasi

Kepalabiro politik Hamas merespon cepat bersama ketua otoritas Palestina MahmudAbbas yang menegaskan bahwa semua elemen Palestina bersatu menolak kesepakatannormalisasi atau pengakuan terhadap penjajah Israel dengan mengorbankanhak-hak bangsa Palestina dan menegaskan bahwa normalisasi tersebut tidakmengikat dan tidak layak dihormati.

Haniyahdan Abbas menegaskan dalam komunikasi telephonenya bahwa mereka tidak akanmembiarkan Palestina dengan tempat suci dan para syuhadanya sebagai jembatan normalisasidengan musuh. Haniyah dan Abbas menegaskan akan terus melanjutkan kordinasiuntuk menghadapi perkembangan yang terjadi.

Komunikasiyang sama dilakukan Haniyah dengan Sekjen gerakan Jihad Islami Ziyad Nakholahdalam memperkuat persatuan sikap nasional besama menghadapi kesepakatannormalisasi antara Emirat dan Israel.

Keduapihak menegaskan penolakan terhadap langkah tersebut dan menganggapnormalisasi Emirat sebagai langkah keluar dari konteks sejarah dan melanggarahak-hak bangsa Arab dan dunia Islam dan harus dievaluasi.

OtoritasPalestina: Pengkhianatan

OtoritasPalestina langsung menarik pulang duta besarnya di Abu Dhabi dan menganggaptindakan Emirat sebagai pengkhianatan terhadap Al-Quds Al-Aqsha dan persoalanPalestina dan mengakui Al-Quds sebagai ibukota Israel.

Dalampernyataan resminya otoritas Palestina menyebutkan &ldquoLangkah ini menghapusinisiatif perdamaian Arab dan keputusan KTT Arab serta legalitasinternasional dan agresi terhadap bangsa Palestina mengabaikan hak-hak dantempat suci Palestina terutama Al-Quds dan Negara Palestina berdaulat denganperbatasan 4 Juni 1967.

Hamas:Kejahatan Nyata

Hamasmenganggap langkah pengecut yang dilakukan Emirat sebagai kejahatan nyataterhadap hak-hak keagamaan nasionalime dan sejarah di Palestina dan tikamandi punggung bangsa Palestina dan para pejuangnya serta menghambat perjuanganbangsa Palestina dalam mengusir penjajah Israel.

UpayaEmirat bersembunyi dengan kedustaan pembekuan aneksasi Tepi Barat telahdiperdaya Israel secara langsung langkah normalisasi ditolak semua kekuatanPalestina.

Hamasmenegaskan bahwa normalisasi sama dengan keluar dari kesepakatan dunia Arab danIslam serta menjadi pukulan bagi keamanan bangsa Arab dan tantangan bagikehendak bangsa Arab dan umat Islam yang menegaskan dukungan bagi Palestina dantempat suci umat Islam.

JubirHamas Fauzi Barhum mengatakan &ldquoKesepakatan Amerika-Israel-Emirat sangatberbahaya dan menjadi imbalan gratis bagi penjajah Israel atas kejahatan danpelanggarannya terhadap hak bangsa Palestina.&rdquo

Sikapyang sama dinyatakan tegas oleh semua kekuatan dan faksi-faksi Palestina diGaza dan Tepi Barat. (mq/pip)

Tautan Pendek:

Copied