Tue 6-May-2025

Pembongkaran Rumah dan Penyitaan Tanah di Tepi Barat Meningkat

Rabu 5-Agustus-2020

Pandemi korona tidak mencegah dan menghalangi keserakahan penjajahIsrael dalam menyita dan merampas tanah warga Palestina dan menghancurkanrumah-rumah mereka di Tepi Barat. Bahkan frekuensinya telah meningkat secarasignifikan dalam beberapa bulan terakhir bersamaan dengan kecenderungan aktualdalam rencana aneksasi Israel.

Spesialis dalam urusan koloni permukiman Israel Abdel Hadi Hanatchmenganggap bahwa penyitaan dan penghancuran adalah pendekatan dan metode yangtelah ada sejak berdirinya pendudukan penjajah Israel. Hanya saja tahun initelah terjadi dengan sangat cepat di daerah-daerah yang terancam oleh aneksasi Osraelkarena berbagai alasan. Di antaranya yang terkait dengan pengendalian danpembatasan eksistensi dan keberasaan Palestina di daerah-daerah tersebut sebelumaneksasi penggambaran daerah-daerah tersebut sebagai daerah kosong dan olehkarena itu pencaplokannya tidak memerlukan operasi pengusiran selainmemperkuat kontrol dan kendali atas daerah-daerah tersebut demi proyek kolonipermukiman.

Kepada koresponden Pusat Informasi Palestina Hanatchmengatakan bahwa pendudukan penjajah Israel telah menghancurkan rata-ratasekitar 500 rumah dan fasilitas setiap tahun di Tepi Barat. Selain mengeluarkanantara 1000-1500 surat pemberitahuan penghancuran. Hal itu terkait dengan pengetatankontrol atas area zona C (yang secara administratif dan militer di bawahkendali penjajah Israel) dan mencegah ekspansi Palestina di dalamnya. Karenapada dasarnya penjajah Israel tidak berniat untuk menyerahkan kendali atas areazona C kepada Otoritas Palestina yang merupakan dua pertiga dari total luas wilayahTepi Barat.

Ada hubungan antara percepatan pemberitahuan penghancuran dan aksi-aksipenghancuran yang dilakukan oleh penjajah Israel di Lembah Yordan dan rencana aneksasi.Maka penjajah Israel meningkatkan intensitas penyitaan tanah pembangunan jalandan penghancuran untuk kepentingan rencana aneksasi. Demikian menurut penanggungjawab masalah Lembah Yordan di propinsi Tubas Mu&rsquotaz Bisharat.

Bisharat memberikan contoh hal tersebut yaitu persetujuanbaru-baru ini oleh penjajah Israel terhadap rencana pembangunan jalanpermukiman di tanah desa Beit Dajan sebelah timur Nablus untuk menghubungkan kolonipermukiman Hamra dengan Lembah Yordan.

Dia menilai bahwa pemilihan jalan ini tidaklah spontan dalam rencanaaneksasi karena Beit Dajan adalah kota penghubung yang terletak di jantungproyek koloni permukiman Yahudi dan pos-pos militer di samping itu Beit Dajan beradadi pertengahan antara kota-kota dan wilayah-wilayah Palestina yangdinominasikan untuk dianeksasi oleh penjajah Israel.

Bisharat menyatakan bahwa penjajah Israel saat ini mengendalikan88% wilayah Lembah Yordan dengan membaginya menjadi wilayah militer tertutupcagar alam atau koloni-koloni permukiman pertanian. Hal ini telah menyebabkanlingkungan tersingkir yang berdampak pada pengusiran lebih dari 50 ribu wargaPalestina sejak pendudukan Lembah Yordan pada tahun 1967.

Dia menyatakan bahwa saat ini ada sekitar 11.500 ribu wargaPalestina tinggal di Lembah Yordan utara di 27 komunitas yang berada di atasarea tidak lebih dari 18 ribu hektar. Semuanya menerima pemberitahuan penggusurandari otoritas penjajah Israel. Sementara itu seluas 300 ribu hektar sepenuhnyadikuasai oleh penjajah Israel termasuk cadangan air yang menyupai kebutuhanbagi tanah di sekitarnya termasuk komunitas-komunitas Palestina.

Aktivis tentang masalah koloni permukiman Israel Salah Al-Khawajamembedakan antara pemberitahuan pembongkaran dan proses pembongkaran. Otoritaspendudukan segera mengirim surat pemberitahuan pembongkaran untuk setiap prosespembangunan di area zona C yang masuk dalam area yang menjadi target penjajahIsrael meskipun proses pembongkaran tidak dilakukan dalam waktu dekat.

Kepada koresponden Pusat Informasi Palestina dia menyatakan bahwadalam beberapa bulan terakhir ini penjajah Israel menambah frekuensimenyerahkan surat pemberitahuan pembongkaran di daerah zona C secara signifikan.Wajar jika hal ini berkaitan dengan rencana aneksasi. Penjajah Israel juga meningkatkanfrekuensi pengalokasian lahan untuk koloni permukiman Yahudi dan melegitimasikeberadaan dan perluasan permukiman terutama di Lembah Yordan.

Dia menambahkan bahwa selain Lembah Yordan wilayah Hebron selatanseperti Musafir Yatta wilayah Qalqilya dan Salfit telah meningkatkanfrekuensi penyitaan dan penghancuran baru-baru ini. Biasanya ini merupakan terjemahanaktual dari rencana aneksasi dengan menerapkan fakta-fakta di lapangan (faitacompli).

Mengenai Musafir Yatta Al-Khawaja menyatakan bahwa daerah tersebutmengalami peningkatan konsentrasi keputusan penghancuran dan penyitaan tanahbaru-baru ini karena daerah itu diklasifikasikan sebagai “areatembak” untuk keperluan pelatihan militer. Sebanyak 1.300 penduduknyamenghadapi kondisi sulit yang membuat mereka berisiko diusir secara paksa dari daerahnya.

Dalam aspek lain dari perampasan dan penyitaan tanah di Tepi Baratpemerintah penjajah Israel mengumumkan tujuh cagar alam baru di Tepi Baratdengan luas 130.000 hektar 20.000 hektar di antaranya adalah tanah Palestinamilik pribadi.

Dalam sebuah laporan mengenai hal ini Kantor Nasional untukPertahanan Tanah dan Perlawanan terhadap Pemukiman menegaskan bahwa pengumuman iniadalah yang pertama dari di Tepi Barat sejak penandatanganan Perjanjian Oslopada tahun 1993. Karena sebagian besar cagar alam tersebut terletak di Lembah Yordan.(was/pip)

Tautan Pendek:

Copied