Tue 6-May-2025

Jalan Bypass di Tepi Barat: Memutus-mutus dan Menggerogoti Tanah

Rabu 29-Juli-2020

Bisa jadi ini angka yang mengejutkan jika Anda tahu bahwa jalan-jalanbypass yang dibangun oleh otoritas penjajah Israel di Tepi Barat telahmenggerogoti sebanyak (2%) dari total lahan. Sementara pembangunan permukiman Israelmenduduki sekitar (35%) dari luas lahan. Sedang luas lahan yang ditelan oleh pembangunanpermukiman Israel di Tepi Barat diperkirakan sebanyak 33% dari wilayah TepiBarat.

Ini menunjukkan tidak terlalu jauh berbeda luas tanah yangdigunanan untuk pembangunan jalan-jalan dengan luas area untuk membangun permukimanIsrael. beda tanah yang dikuasai penjajah Israel untuk jalan baypass dengan permukimanadalah hanya (15%) saja.

Ghassan Douglas penanggung jawab masalah permukiman di Tepi Barat bagianutara menjelaskan bahwa jalan-jalan bypass merupakan jaringan jalan yang rumityang memotong-motong keterhubungan wilayah Tepi Barat yang dibangun melaluikajian dengan hati-hati untuk merealisasikan sejumlah tujuan. Dimulai denganmenyediakan jaringan transportasi yang tersambung antara permukiman-permukimandi Tepi Barat dengan wilayah Palestina yang diduduki penjajah Israel tahun 1948.Di samping memisahkan para pemukim Isdrael dari kota-kota Palestina dan daerah-daerahPalestina di Tepi Barat. Di samping itu jalan-jalan ini memotong-motong keterhubunganwilayah Tepi Barat melalui jaringan jalan yang memiliki dimensi keamanan danmiliter.

Kepada Pusat Informasi Palestina dia menegaskan bahwa konsepjalan-jalan bypass ini pada dasarnya adalah konsep rasis. Karena jalan-jalanini dibangun untuk memberi nilai lebih dan keutamaan kepada para pemukim pendatangIsrael agar bisa mudah beraktivitas dan menjauhkan lalu lintas mereka daripenduduk asli Palestina.

Jalan-jalan bypass ini membentang di wilayah zona C (secara militerdan administratif di bawah kontrol penjajah Israel) yang luasnya dua pertigadari total wilayah Tepi Barat. Anehnya bahkan jalan-jalan yang digunakan olehpenjajah Israel yang berada dan melewati daerah zona A (secara keamanan danadministratif di bawah kontrol Otoritas Palestina) dan B (secara administratifdi bawah Otoritas Palestina dan secara militer di bawah penjajah Israel)diklasifikasikan sebagai zona C. Hal ini menunjukkan betapa dalamnya tragediyang ditinggalkan oleh Perjanjian Oslo dalam membagi-bagi geografis Tepi Barat.

Tepi Barat menjadi kantong-kantong terisolir

Menurut aktivis perlawanan tembok dan permukiman Salah Al-Khawajajaringan jalan-jalan tersebut tidak mengindikasikan adanya niat penjajah Israeluntuk menarik diri dari Tepi Barat. Karena jaringan jalan-jalan tersebutmembuat permukiman-permukiman Israel di Tepi Barat terhubung dengan wilayahPalestina yang diduduki penjajah Israel sejak tahun 1948 (Palestina 48). Diamengingatkan tentang jalan yang dibuat penjajah Israel untuk menghubungkankota Kafr Qasim di Palestina 48 dengan permukiman-permukiman Israel yang ada diTepi Barat hingga pos pemeriksaan militer Hiwara selatan Nablus.

Kepada Pusat Informasi Palestina dia menambahkan jalan-jalanbypass tersebut berkontribusi mengisolasi banyak kota di Tepi Barat yang hanyamemiliki satu jalan melalui satu pintu masuk atau terowongan di bawah jalan bypassyang dikelilingi oleh tembok dan kawat berduri. Maka dengan demikian desa-desaini seperti desa-desa barat Ramallah berubah menjadi ghetto (kantong-kantongyang terisolir) oleh jalan-jalan tersebut.

Al-Khawaja memperingatkan bahwa bidang-bidang jalan bypass tersebuttidak kalah penting dalam hal dampak buruknya dibandingkan dengan jalan itusendiri. Karena otoritas penjajah Israel melarang pemilik tanah membangun pada jarakyang berkisar antara 75-250 meter dari jalan. Kadang-kadang itu berarti banyakpemilik tanah yang tidak boleh memanfaatkan tanah mereka di daerah-daerahtersebut.

Sebuah laporan Kantor Uni Eropa di Palestina menunjukkan bahwasetiap seratus kilometer jalan bypass dibuat area samping jalan (pelindungjalan) mencapai sekitar sepuluh ribu hektar tanah Palestina yang dilarang untukdigunakan dengan total area lebih dari (140) ribu hektar. Sementara jaringanjalan-jalan tersebut membagi Tepi Barat menjadi empat ghetto (daerah terisolir)di sisi lain ada jaringan permukiman-permukiman Israel yang terhubung.

Menyebabkan kontrol luas atas tanah

Selain itu adalah laporan dari Pusat Penelitian Tanah di al-Qudsyang menunjukkan bahwa jalan-jalan bypass tersebut telah merampas lebih dari196.000 hektar melarang warga Palestina untuk menggunakan tanah mereka yang dekatdengan jalan-jalan tersebut yang luasnya mencapai lebih dari 98.000 hektar. Disamping menyita semua sumber daya alam di dekat jalan-jalan pintas tersebut sepertisumur air dan mata air. Dengan luas total sekitar 100 ribu hektar yang disebutdengan (pelindung jalan).

Laporan ini juga menunjukkan bahwa total luas tanah yang hilangdari warga Palestina akibat permukiman perlindungan permukiman jalan-jalan permukimandan tembok apartheid sekitar (1864) km2. Ini mencakup area 33% dari total areaTepi Barat termasuk al-Quds Timur.

Selama beberapa dekade otoritas penjajah Israel telah mengubahpeta jalan alami di Tepi Barat untuk kepentingan infrastruktur yang tidakseimbang dan tidak sepadan dengan kebutuhan alamiah warga Palestina. Terlepas darikenyataan bahwa kadang-kadang warga Palestina menggunakan jalan-jalan tersebut dalamtransportasi mereka yang secara dzahir merupakan kemudahan bagi transportasimereka karena jalan-jalan ini memiliki infrastruktur yang baik namun secarabatin ada peta jalan tersambung yang mengubah semua kota Palestina menjadighetto (daerah-daerah kantong yang terisolir) begitu penjajah Israel membangunsejumlah penghalang di jalan-jalan ini kapan saja mereka mau.

Menurut laporan oleh Pusat Penelitian Terapan Areej jalan bypass terpanjangmencapai (770 km) dengan investasi mencapai (36) miliar dolar. Ini adalah investasiyang dikembangkan dari Rencana Alon pada tahun 1970-an yang mengasumsikan adanyajalur utara-selatan yang menghubungkan Lembah Yordan dengan Israel tanpa adajalur utama timur-barat.

Namun pada pertengahan tahun 1970-an bersamaan dengan posisi partaiLikud yang mengambil alih kekuasaan di Israel jaringan jalan-jalan tersebuttuntuk pada konsep geo-strategis Likud. Yaitu &ldquoaneksasi&rdquo seluruh wilayah dibawah otoritas penjajah Israel. Dengan tujuan untuk menghubungkan danmengintegrasikan jaringan jalan-jalan di Tepi Barat dengan jaringan jalan-jalanIsrael. (was/pip)

Tautan Pendek:

Copied