Tue 6-May-2025

25 Tawanan Palestina Selesaikan Kuliahnya di Dalam Penjara

Minggu 26-Juli-2020

25 tahanan Palestinadi penjara Israel berhasil menyelesaikan masa pendidikan universitasnya daridalam penjara. Rata mereka mendapat gelar sarjana dari Universitas TerbukaAl-Quds untuk tahun akademik 2019/2020.

OtoritasUrusan Tahanan dan mantan tawanan dalam siaran persnya hari ini (26/7) mengatakanProgram Pendidikan bagi para Tahanan di penjara Israel sebagai hasil dari notakesepahaman yang ditandatangani antara Departemen Pendidikan Tinggi OtoritasTahanan Israel dengan Universitas Terbuka Al-Quds.

Komisi itumenjelaskan pengajaran saat ini sedang berlangsung di enam penjara yaitu: penjaraNegev Raymond Eshel Gilboa Nafha dan Ashkelon.

Komisimenambahkan upaya yang tak henti-hentinya dilakukan staf otoritas tawanan danUniversitas Terbuka Al-Quds untuk memberikan kesempatan bagi para tahananwanita di kamp tahanan Damona untuk dapat menyelesaikan kulian mereka danmendapatkan gelar sarjana.

Dalam kaitanini kepala Otoritas Tahanan Qadri Abu Bakar menegaskan perjuangan paratahanan tidak berhenti di batas-batas di dalam penjara. Tekad mereka dapatmenantang para penjara dalam tujuannya mengubah para tahanan menjadi akademisidan berpengetahuan memberkati para tahanan dan keluarga mereka. Pihaknya menghargaiupaya dan pencapaian mereka selama bertahun-tahun.

perludicatat ada sekitar 1070 tawanan Palestina di dalam penjara Israel. Mereka terdaftardi sejumlah program pendidikan untuk menyelesaikan gelar sarjana pertama mereka.832 tawanan diantaranya terdaftar dalam program pendidikan yang ditawarkan olehUniversitas Terbuka Al-Quds.

Pendidikanlintas universitas bagi para tahanan telah dilakukan sejak tahun delapanpuluhan lalu. Ketika para tahanan Palestina bertempur dengan perut kosong merekauntuk mendapatkan beberapa tuntutan termasuk diantaranya mengadakan ujian dipenjara pusat. Pendaftaran di Universitas Terbuka Ibrani mereka memiliki apayang mereka inginkan.

Prosespendidikan bagi para tawanan pada awalnya lambat dan bertabrakan dengan kegiatanwajib dari pengelola penjara Israel. Ia mengatakan kondisi ini sering membuatpenyelesaian proses pendidikan jadi terhambat. Baik dalam mendapatkansertifikat Tawjihi atau studi universitas hampir tidak mungkin.

Denganmunculnya Otoritas Palestina dan Departemen Pendidikan yang mengambil alihpemeriksaan Tawjihi di penjara di bawah pengawasan dan perawatannya. Maka AdministrasiPenjara Israel juga mempertahankan studi di universitas eksklusif Universitas.

Pada tahun2006 setelah penculikan tentara Israel “Gilad Shalit” OtoritasPenjara Israel mencegah proses pendidikan di semua penjara dan dengan demikianmencegah semua tahanan menyelesaikan pendidikan menengah atau universitasmereka.

Setelahkesepakatan pertukaran “Wafaa Al-Ahrar” studi dimulai untuk sejumlahpenjara dan kesepakatan disimpulkan antara Universitas Al-Quds “AbuDis” dan Penjara Hadarim saja untuk mengajarkan kursus gelar sarjanadalam beberapa spesialisasi.

Pada tahun2014 Menteri Narapidana pada saat itu Issa Qaraqe menandatangani perjanjiankesepahaman dengan Universitas Terbuka Al-Quds untuk mengajarkan beberapaspesialisasi di dalam penjara yang memiliki komite ilmiah dengan gelar masterke atas.

Gerakantawanan berhasil menciptakan sistem internal di penjara yang menjamintransparansi dan kredibilitas pendidikan di bawah pengawasan sejumlah tahananyang memiliki gelar lebih tinggi setelah merampas tahanan dari UniversitasTerbuka.

Gerakantawanan terus mengikuti perkembangan dan kemajuan membentuk masyarakatPalestina yang sadar terdidik dan harmonis di balik jeruji besi dandikelilingi oleh semua bahaya yang menimpa tujuan bangsa Palestina. (asy/pip)

Tautan Pendek:

Copied