Tue 6-May-2025

Haniyah: Hamas Bekerja Sesuai dengan 3 Prioritas

Senin 20-Juli-2020

Kepala Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam Hamas Ismail Haniyahmenekankan bahwa perkembangan yang sedang dialami Palestina saat ini adalahyang paling berbahaya. Dia menyatakan bahwa Hamas memiliki 3 prioritas untuk menghadapisituasi ini di lapangan yang berbicara tentang beberapa persoalan.

Hal tersebut disampaikan Haniyah dalam pertemuan yang dia lakukan denganpara jurnalis dan wartawan Qatar di ibukota Doha.

Rencana aneksasi Israel

Terkait dengan rencana aneksasi Israel Haniyah mengatakan”Hari ini pembicaraan tentang rencana aneksasi Israel berasal dari dampakdan konsekuensi dari kesepakatan abad ini (deal of century). Rencana mencakuppencaplokan 30% wilayah Tepi Barat termasuk Lembah Yordan.”

Dia menambahkan “Kami sedang menghadapi lompatan spektakuler danperubahan berbahaya dalam konflik dengan entitas Zionis. Dari sudut pandang inikami melihat bahwa saat ini adalah saat yang paling berbahaya dalam perjalanankonflik dengan pendudukan penjajah Israel.”

Dia menyatakan bahwa deal of century telah bergerak di duaarah yang pertama adalah Palestina. Ini telah saya bicarakan. Sedangkan yangkedua bersifat regional. Di mana pemerintah Amerika dan Israel bersama beberapapihak berusaha untuk mengatur ulang kawasan dengan cara yang melayani keamananIsrael dan kepentingan Amerika. Agar Israel menjadi komponen yang sah di kawasantersebut.

Dia melanjutkan “Konsekuensinya membangun jembatan antara penjajahIsrael dan kawasan menata ulang sistem musuh dan memecah belah kawasan. Oleh karenaitu kami melihat bahwa pencaplokan dan deal of century adalah langkahpolitik dalam strategi penjajah Israel dalam menangani persoalan Palestina secaraumum. Mereka melihat bahwa sekarang adalah waktu yang tepat untuk menerkam apayang tersisa dari persoalan Palestina.”

Haniyah mengingatkan bahwa masalah ini memiliki 4 konteks. Yang pertamaadalah konteks internasional tepatnya adalah dukungan tak terbatas daripemerintah Amerika di samping sikap Eropa yang tidak memiliki taring.

Konteks kedua adalah konteks regional. Israel melihat bahwa kawasantersebut harus dihancurkan. Ada upaya untuk memblokade beberapa kekuatan dannegara yang mendukung rakyat Palestina terutama Qatar dan Turki dengan menyibukannyapada beberapa masalah dan ada juga Iran.

Adapun konteks ketiga adalah konteks Palestina. Tidak diragukan lagibahwa perpecahan Palestina adalah kelemahan dari isu perjuangan Palestina inidan digunakan oleh Israel untuk mengimplementasikan rencananya. Demikian menurutHaniyah.

Sedang konteks keempat – menurut Haniyah – adalah konteks Israel. Dimana masyarakat di sana cenderung ke arah ekstrimisme dan paling kanan. Halsemacam ini nampak dari apa yang kita lihat di pemerintahan terakhir yangmendorong pelaksanaan rencana-rencana ini.

Langkah tersebut jika aneksasi dilakukan memiliki bahaya jelas nampakpada dua hal. Yang pertama adalah perampasan tanah dalam strategi menurunkan langityang ditempuh penjajah Israel. Tetapi itu adalah kebijakan yang gagal. Ibahayakedua adalah pengusiran lebih banyak lagi rakyat Palestina. Hal ini sangatmungkin terjadi karena mereka berada di timur sungai Yordan di mana Yordaniadianggap sebagai tanah air alternatif.

Tiga prioritas yang sedang dikerjakan Hamas

Haniyah mengatakan bahwa gerakannya bekerja sesuai dengan 3prioritas untuk menghadapi ancaman yang yang membahayakan isu perjuangan Palestinadan rencana pencaplokan. Pertama adalah bekerja untuk menata internal Palestinadan membangun kembali proyek ini berdasarkan asar yang benar dan sehatdidasarkan pada prinsip-prinsip persoalan Palestina yang merupakan faktorterpenting dalam konfrontasi.

Dia menambahkan “Jika ada sikap Palestina yang bersatu makapasti kita akan mampu menggagalkan rencana Israel ini. Dan saya dapatmengatakan bahwa sejauh ini kita telah berhasil membangun sikap Palestina yangbersatu melawan rencana aneksasi dan melawan deal of century.”

Haniyah menyatakan bahwa sikap Palestina adalah batu pondasi yang dibangundi atasnya sikap regional Arab dan dunia Islam.

Dia mengingatkan bahwa prioritas ini dicapai dengan menghapus halamanOslo selamanya. Semua kejahatan Israel dilakukan dengan kedok Oslo. Karena iturakyat kita sepebuhnya harus terputus dengan fase Oslo. Segala kerja samadengan penjajah Israel harus dihentikan dan Plo harus menarik kembali pengakuannyapada Israel.

Haniyah menegaskan bahwa peninjauan kembali terhadap proyeknasional memiliki tiga fondasi. Di antaranya adalah kesepakatan atas dasarnasional. Kedua kesepakatan pada referensi kepemimpinan untuk rakyat Palestina.Dan referensi di dalam dan luar negeri adalah PLO.

Dia mengatakan “Kami tidak mengusulkan pengganti PLO tetapiharus dilakukan restrukturisasi. &ldquo Dan ketiga adalah kesepakatan tentangstrategi perjuangan baik diplomatik atau militer.

Adapun prioritas kedua Haniyah menjelaskan bahwa hal itu berkaitandengan bagaimana menghadapi rencana Israel tersebut dan menyepakati sarana perjuanganPalestina. Dia menunjuk kepada kesiapan gerakan Hamas untuk duduk di satu mejauntuk menyepakati bagaimana menjalankan perjuangan nasional Palestina untukmengakhiri pendudukan penjajah Israel.

Dan prioritas ketiga berkaitan dengan pengorganisasianhubungan dengan Arab dan dunia Islam. Ini adalah topik penting karena duaalasan. Pertama karena persoalan ini memiliki dimensi Arab dan Islam. Kedua kaernarencana ini memiliki dampak terhadap kawasan secara keseluruhan.

Haniyah mengatakan “Kami di Hamas melihat bahwa strategimembuka diri untuk semua pihak adalah stragedi yang sukses dan kamimengandalkan blok yang kuat di kawasan ini. Jadi ketika kami berbicara tentangperlunya koordinasi dengan Qatar Turki Yordania Iran dan negara-negara lainkami berada di arah ini.”

Dia menambahkan “Demikian juga mengambil keuntungan darinegara-negara di dunia dan bekerja untuk mengembangkan hubungan itu di Eropaatau bahkan di dalam Amerika sendiri.”

Haniyah menegaskan bahwa mendekatkan hubungan antara kutub Palestinayaitu antara Fatah dan Hamas meskipun pada awalnya meskipun simbolis tetapiitu menunjukkan langkah tertentu Israel memperhitungkan dengan penuhperhitungan. Karena ketika kita bersatu intifadhah pertama berlangsung 7tahun terbangun perimbangan politik dan berlaku fakta-fakta di lapanganserta intifadhah kedua yang menyebabkan keluarnya Israel dari Gaza dan kota-kotaPalestina lainnya di Tepi Barat.

Dia mengatakan “Kami mengatakan bahwa kita berhasilmenghadapi rencana aneksasi ini dengan sikap bersatu kita. Akan tetapi kami sedangmenghadapi perang panjang yang mungkin keras. Karena pertempuran kami adalahpertempuran melawan eksistensi penjajah Israel di tanah Palestina ini adalah adalahsalah satu dampak dari pendudukan. Kami akan melanjutkan sampai kamimembebaskan tanah dan rakyat Palestina sampai kami membebaskan para tawanandan sampai kami membebaskan Al-Aqsha. Dan tentu saja ini adalah pertempuranyang panjang.”

Haniyah mengatakan bahwa tahap saat ini adalah tahap mengorganisirperselisihan di dalam internal Palestina. Sehingga dari pada yang terjadikonflik Palestina-Palestina bisa berubah menjadi konflik Palestina-Israel. Diamenambahkan “Yang penting adalah mencari kesamaan yang ada antara Fatahdan Hamas terutama karena faksi-faksi Palestina memiliki visi yang berbeda.

Dia menegaskan bahwa masalah Palestina adalah dengan pendudukan penjajahIsrael dan bukan bukanlah antara Palestina-Arab atau Arab-Arab. (was/pip)

Tautan Pendek:

Copied