Asosiasi Perusahaan Palestina di Gaza mengungkapkanpihaknya telah menutup 50 pabrik dan memPHK kan  4.000 pekerja di Jalur Gaza sejak awal pandemiCorna Maret lalu.
Kepala Federasi Umum Serikat Buruh di Gaza Sami Al-Amsimengatakan hal ini dalam sebuah pernyataan persnya hari ini Ahad (19/7). Ia menyebutkan”total tenaga kerja yang terkena dampak pandemi Corona dan prosedurdarurat adalah 140 ribu orang termasuk 40 ribu yang terkena dampak langsung.
Dia menjelaskan di antara pekerja yang terkena dampakadalah sektor taman kanak-kanak yang mempekerjakan 2.800 pekerja terutama ditaman kanak-kanak berlisensi.
Dia juga menunjukkan 5 ribu orang yang bekerja di sektorpariwisata hotel dan restoran terpengaruh terutama 12.000 hingga 15.000pengemudi yang terkena dampak akibat ditutupnya sejumlah sekolah danuniversitas selama krisis.
Dan dia menunjukkan angka-angka ini cenderung meningkatpada tahun ini jika krisis “Corona” dan resesi ekonomi terusberlanjut.
Asosiasi pekerja Palestina itu mengatakan para pekerjadi Jalur Gaza adalah korban dari setiap krisis yang mempengaruhi masyarakatbaik sebagai akibat dari langsung atau sebagai akibat dari krisis yangberkaitan dengan ekonomi Palestina serta segmen buruh telah menjadi yang palingterpengaruh di antara segmen masyarakat yang membutuhkan intervensi pemerintahyang mendesak.
Dia menambahkan “Jumlah total pekerja di sektor iniberkisar antara 300 ribu hingga 350 ribu sedangkan total pengangguran merekaberjumlah 250 ribu dan antara mereka 100.000 hingga 130 ribu bekerja diberbagai sektor tenaga kerja.”
Dia menekankan para pekerja di Jalur Gaza telah beradadalam situasi bencana sejak pengepungan Jalur Gaza pada tahun 2006. Situasikehidupan mereka terus menurun oleh karena itu ia menyerukan kebijakanmendesak untuk keadilan dan pembentukan proyek bantuan untuk mempekerjakanmereka serta mengintegrasikan mereka ke pasar tenaga kerja.
Al-Amsi meminta Kementerian Tenaga Kerja dan donor untukmemasukkan nama-nama pekerja yang diberhentikan dari pekerjaan mereka dalamprogram ketenagakerjaan sementara menekankan bahwa kerapuhan situasi ekonomidi Gaza membuat mereka sulit menemukan peluang kerja.
PopulasiJalur menderita dari kondisi ekonomi dan kemanusiaan yang sulit sejakpengenaan blokade Israel pada tahun 2006 dan laporan internasional daninternasional menggambarkannya sebagai yang terburuk di dunia karena penutupansemua penyeberangan yang menghubungkan Gaza dengan dunia luar melalui Mesiratau wilayah Palestina yang diduduki tahun 1948 dengan pengecualian sebagian keciluntuk memasukkan beberapa barang dan pengunjung. (asy/pip)