Selama satu bulan kemarin pasukan tentara Israelmenangkap 400 warga Palestina termasuk 52 anak-anak 21 wanita dan 3 jurnalis.
Pusat Studi Tawanan Palestina menyebutkan pasukan Israelmenangkap 5 warga dari Jalur Gaza 2 orang dari dekat perbatasan timur dan tigaorang mencoba menyelinap melintasi laut. Sementara pasien Atwa Ali al-Hazin danistrinya saat ini masih ditahan di dalam wilayah Palestina jajahan 48 untukperawatan.
Pusat juga menyatakan tentara Zionis masih terusmenargetkan para wartawan Palestina dalam aksi penangkapanya seperti bulanmereka menahan 3 wartawan yang ditangkap dengan tujuan menghalangi merekamengungkap kejahatan mereka selama ini.
Dan jurnalis yang ditangkap adalah Mujahid MuhammadAl-Saadi yang baru bebas dari penahanan administratif Ahmed Kamal Hababa yangbekerja untuk TV Palestina. Kemudian jurnalis Sundus Abdul Rahman Owais ditangkapsaat meliput peristiwa di Masjid Al-Aqsa.
Sebelumnya tentara Zionis membebaskan jurnalis “Aweys”setelah diinterogasi. Ia dibebaskan dengan syarat dideportasi dari MasjidAl-Aqsa selama 3 bulan.
Pusat Hak Asasi Manusia juga memperhatikan fakta bahwa tentaraZionis pada bulan lalu meningkatkan penangkapan mereka terhadap para wanita dangadis Palestina.
Pusat Tahanan Palestina memantau terjadi 21 penangkapan terhadapwanita Palestina. Dua di antaranya adalah Mayar Al-Natsheh (16 tahun) dan MaramAl-Natsheh (17 tahun) di samping penngkapan terhadap dua mahasiswi dariUniversitas Birzeit dan Khadouri Tulkarm.
Mereka juga masih terus menargetkan penangkapan terhadap anak-anakPalestina. Mereka ditahan di penjara atau jadi tahanan rumah serta dendakeuangan yang berat.
Pusat mendokumentasikan penahanan terhadap 52 anak-anakselama bulan Juni. Yang paling muda adalah seorang anak laki-laki berusia 10 tahundari Silwan selatan Masjid Al-Aqsa.Mereka menangkap Mustafa Mahmoud Ghawanmeh (17tahun) setelah ditembak dan terluka di kaki di dekat kota Peten sebelah timurRamallah.
Pengadilan militer &ldquoOfer&rdquo menyetujui pencabutan hukuman terhadapanak laki-laki Omar Samir Rimawi dari penjara 35 tahun menjadi seumur hidup danmengukuhkan hukuman terhadap Ahmed Ayoub Ubaidah dari 32 tahun penjara menjadiseumur hidup. Ia telah ditahan sejak 2015.
Juni lalu para tahanan yang ditahan di penjara Zionis melakukanmogok makan secara terbuka untuk memprotes penahanan administratif yangsewenang-wenang. Mereka adalah Fadi Ibrahim Ghanimat dari Kota Hebron danUday Shehada dari kamp Dheisheh di Betlehem.
Pusat itu menjelaskan ada dua tahanan mengumumkanpemogokan pada 23 dan 24 Juni setelah pendudukan itu melanggar janji merekauntuk mengeluarkan surat keputusan pembebasan mereka.
Administrasi penjara mengisolasi dua tawanan yang melakukanaksi mogok di sel Ofer dan mencegah mereka dikunjungi pengacara dalam rangkamenghentikan pemogokan mereka yang telah ditahan sejak September 2019. Badan administrasipenjara telah memperbaharui penahanan mereka selama 3 kali berturut-turut. (asy/pip)