Sekretaris Jenderal Inisiatif Nasional Palestina Dr.Mustafa Al-Barghouthi menekankan pemerintah Zionis tidak dapat mengabaikantekanan internasional yang menolak rencana aneksasi maupun perlawananPalestina. Ia menyerukan perlunya meningkatkan perlawanan rakyat di bawahkepemimpinan persatuan Palestina.
Dalam pernyataan persnya yang dilansir Freedom News Al-Barghouthimenyebutkan oposisi publikinternasional terhadap rencana aneksasi menyatakan aneksasi benar-benarterbukti sebagai pelanggaran hukum internasional semua sikap dan legalitasinternasional terutama di negara-negara Eropa yang mengalami rasa malu yang mendalammengingat visi ganda dari aneksasi tersebut.
Al-Barghouti memperkirakan “bisa jadi aneksasikomprehensif akan segera dimulai atau Netanyahu akan mencoba melarikan diridari kemarahan Palestina dan internasional dengan mengumumkan aneksasi parsialyaitu dengan menganeksasi beberapa blok pemukiman utama saja.”
Al-Barghouti mengisyaratkan atau bisa juga aneksasiprogresif dengan merayap mirip dengan aneksasi universal. Ia menekankan”tempat mana pun yang dicaploknya akan menjadi langkah pertama menujuaneksasi komprehensif yang merupakan kelanjutan dari kebijakan penjajahan yanglama di mana negara Zionis didirikan lebih dari 70 tahun yang lalu sertakejahatan mereka yang menandatangani perjanjian Oslo tanpa mengehentikan penjajahan.
Al-Barghouthi menjelaskan aneksasi berarti bahwa wilayahyang dianeksasi menjadi bagian dari negara Israel dan berlaku di sana hukumIsrael. Dan hukum regional menunjukan bahwa yang berhak menentukan nasib tanahini ke depana hanya di tangan Yahudi. Bangsa Palestina yang merupakan bagiandari penduduk Tepi Barat tidak akan bisa mengunjungi tanahnya di Tepi Barat tanpaizin resmi dari pemerintah Zionis. Al-Barghouthi menjelaskan para pemilik tanah di TepiBarat akan dihukumi sebagai para penyewa tanah yang mungkin hanya berlakubeberapa waktu saja (temporere)
Al-Barghouthi menekankan perlunya meningkatkan perlawananrakyat dan bahwa menghadapi aneksasi ini memerlukan kepemimpinan Palestina yangbersatu yang bisa mengubah nasib Tepi Barat sepenuhnya. Ia meminta untuk mengadopsistrategi perjuangan yang berbeda berdasarkan eskalasi perlawanan rakyatkerangka kerja kepemimpinan yang bersatu dan dukungan untuk kelangsunganperjuangan bangsa Palestina dan warga Lembah Jordan Al-Quds Hebron danlain-lain serta membangkitkan gerakan boikot dan menerapkan sangsi padaIsrael.
Dia menunjukkan “aneksasidapat menghilangkan tiga ilusi. Yang pertama kemungkinan negosiasi atau tercapainyakompromi dengan” gerakan Zionis “. Kedua Amerika Serikat menjadimitra dalam pekerjaan negosiasi atau proses perdamaian. Ketiga menghilangkanilusi solusi dua negara.”
Faksi-faksi Palestina di Gaza terpanggil untuk mengadakanpertemuan nasional agar menjadikan hari Rabu besok (1/7) sebagai kemarahanrakyat dalam rangka menghadapi rencana aneksasi yang ingin diterapkan olehpemerintah Zionis. (asy/pip)