Tue 6-May-2025

Pengungsi Palestina dan Resolusi PBB 72 Tahun Tanpa Implementasi

Senin 22-Juni-2020

Desain memori Palestina terpahat dengan resolusi PBB (242 – 338 -194) yang menuntut kembalinya para pengungsi Palestina dan pemberian kompensasiuntuk mereka dan kemudian pada perlunya penarikan penjajah Israel dari tanahyang diduduki pada tahun 1967.

Lebih dari 7 juta pengungsi Palestina dipisahkan oleh diaspora dinegara-negara dunia dan disatukan oleh hak untuk kembali dan kompensasi setelahprahara Palestina (nakbah) pada tahun 1948. Sementara 6 juta lainnya tinggaldi wilayah Palestina yang diduduki penjajah Israel mereka menderita karena serangansetiap sehari yang dilakukan penjajah Israel pada tanah tempat-tempat suci danmanusiannya.

Tanda penderitaan para pengungsi adalah kamp-kamp pengungsiPelstina yang tersebar di wilayah Palestina yang diduduki Israel YordaniaSuriah Lebanon dan negara-negara lain yang sebagian besar mengalami kondisiburuk dengan tingkatan yang berbeda-beda.

Tanggal 20 Juni adalah mementrum peringatan Hari PengungsiSedunia yang dimulai pada tahun 2000 setelah keluar keputusan Majelis UmumPerserikatan Bangsa-Bangsa yang secara khusus memaparkan obsesi dan persoalanpara pengungsi serta mencari cara-cara untuk memberi bantuan kepada mereka dibawah naungan Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR).

Prahara dan para pengungsi

Perayaan Hari Pengungsi Sedunia disuarakan oleh lebih dari satukekuatan di Palestina yang diduduki Israel. Jutaan pengungsi Palestina di dalamdan luar negeri sedang menunggu keadilan untuk isu persoalan mereka yangdidukung oleh legitimasi internasional dan resolusi PBB.

Di Jalur Gaza ada 8 kamp pengungsi Palestina sementara 24 lainnyatersebar di Tepi Barat dan al-Quds. Dan sebanyak 12 kamp dan komunitas pengungsiPalestina di Lebanon dua kamp pengungsi di Suriah 13 kamp pengungsi diYordania 3 di antaranya tidak secara resmi terdaftar. Sementara itu para pengungsiPalestina berkumpul di daerah-daerah terpisah di sejumlah negara Arab sepertiIrak.

Guru Besar Hukum Internasional Prof. Dr. Abdul Karim Shabirkepada Pusat Informasi Palestina mengatakan bahwa UNRWA didirikan oleh resolusiinternasional untuk memantau penderitaan para pengungsi Palestina di kamp-kamp pengungsidan wilayah-wilayah Palestina dan untuk menyediakan layanan kesehatanpendidikan dan bantuan melalui lembaga-lembaganya dan lembaga-lembagamasyarakat sipil.

Dalam beberapa tahun terakhir UNRWA mengalami krisis keuangan yangterus memburuk di lima wilayah operasinya (Lebanon – Yordania – Suriah – Gaza -Tepi Barat) yang menyebabkan pengurangan layanannya dan pemecatan sejumlahkaryawan kontrak dan pekerjaan sementara.

Dia menambahkan “Kamp-kamp pengungsi Palestina di diasporaterutama di Lebanon dan kamp-kamp lain tidak layak untuk kehidupan manusia. Banyakrumah yang ada sangat buruk tidak memiliki layanan kesehatan yang sesuai dankelemahan UNRWA berdampak pada lembaga-lembaga masyarakat sipil di kamp-kamp tersebut.”

Pemerintah AS selama era Presiden Donald Trump telah memotong bantuanfinansial untuk UNRWA yang berjumlah sekitar 600 juta dolar. Keputusan Amerikaini sebagai bagian dari rencana untuk memberangus isu persoalan pengungsiPalestina dan menekan rakyat Palestina agar menerima apa yang disebut dealof century (kesepakatan abad ini).

Dr. Shabir mengningatkan ketidaksetujuan pengalokasian untukpengawai senior dan anggaran operasional lebih dari (40%) dari anggaran UNRWA yangakhirnya mempengaruhi kelangsungan layanan dasarnya untuk para pengungsi.

Dia melanjutkan “Resolusi PBB pertama tentang hak pengungsiPalestina untuk kembali dan kompensasi untuk semua pengungsi adalah resolusi194. Kemudian PBB membentuk UNRWA untuk melayani para pengungsi. Setelahpendudukan Israel atas Palestina tahun 1967 PBB mengeluarkan resolusi 242 dan338 yang menganggap Tepi Barat dan Gaza serta (al-Quds Timur) sebagai wilayahyang diduduki Israel dan Israel wajib menarik diri dari wilayah tersebut.”

Hari Pengungsi Sedunia adalah hari yang mengingatkan komunitasinternasional tentang penderitaan yang dialami pengungsi Palestina yang telahberlangsung selama 72 tahun. Masyarakat yang belum berhasil mengembalikan pengungsiPalestina dan memberikan kompensasi kepada para pengungsi sesuai denganResolusi PBB (194) yang dikeluarkan pada Desember 1948 untuk mendukung hakpengungsi Palestina untuk kembali ke tanah airnya dan mendapatkan kompensasi.

Pakar hak asasi manusia Palestina Salah Abdul Ati mengatakan &ldquoKomunitasinternasional belum berhasil mengimplementasikan resolusi PBB tentang hak kembalipengungsi Palestina dan kompensasi untuk mereka. Konflik dalam masalahpengungsi tidak didasarkan pada yang benar dan yang salah tetapi lebih pada perimbangankekuatan.&rdquo

Dia melanjutkan “Sejak berakhirnya Perang Dunia Kedua perimbangankekuasaan telah mengendalikan penegakan hak-hak dan hukum. Hal ini terjadi secarakhusus pada para pengungsi Palestina. di mana kinerja PBB tidak beranjak aktifuntuk menghukum penjajah Israel atas pelanggaran-pelanggaran yang dilakukanterhadap para pengungsi Palestina.” (was/pip)

Tautan Pendek:

Copied