“Palestina adalah tanah airku dan cintaku.” Demikianlah bahasaperbuatan yang ditunjukkan oleh pilot asal Benggala (Bangladesh) SaifullahAzam 53 tahun lalu. Ketika pendudukan penjajah Israel melancarkan agresi menyeluruhterhadap Palestina dan negara-negara Arab. Dia menjadi pilot layaknya elangyang terbang di langit Palestina untuk membela tanah suci tersebut membelakeislaman tanah Palestina.
Ahad (14/6/2020) lalu Saifullah Azam meninggal dunia pada usia 80tahun. Selama perang “Enam Hari” (4-10 Juni 1967) dia menorehkan adeganyang ditulis oleh sejarah direkam dengan tinta kemenangan dan kemuliaansetelah dia menembak jatuh 4 pesawat Israel yang meninggalkan pasukan Arab padasaat itu memukul mundur pasukan Israel untuk sementara waktu.
Tidak heran bila dia digelari “Elang Udara”. Dia adalahsalah satu pilar aksi militer udara Arab dan Islam selama “Perang EnamHari” tersebut. Dia adalah penembak jitu yang terampil menarget pesawatmusuh. Menghadang pasukan musuh dengan bergabung dalam jajaran tentaraYordania kemudian bergabung dalam pasukan Irak. Dengan perannya tersebut diatelah menorehkan perjalanan militer yang unik sehingga menjadi satu-satunyapilot di dunia yang menembak jatuh empat pesawat tempur penjajah Israel.
Biografi yang harum
Saifullah Azam dia dilahirkan pada tahun 1941 di Babna di ujungtimur India di sebuah wilayah di Bangladesh saat ini. Keluarganya tinggal diCalcutta sampai keluar keputusan pembagian India pada tahun 1947 sehingga keluargatersebut bermigrasi ke Pakistan tempat dia menyelesaikan pendidikan dasarnya.
Setelah itu Saifullah Azzam melanjutkan situdi di Akademi AngkatanUdara di Pakistan pada tahun 1958. Dia menjadi pilot tempur yang hebat lebihunggul di bandingkan teman-temannya. Dia siap untuk melakukan serangan militerapapu. Sementara itu kemampuan tempurnya diperkuat pada tahun 1963 denganmenerima kursus pelatihan di sebuah pangkalan udara di Arizona AS.
Dalam kursus pelatihan tersebut dia sempat melakukan penerbanganprofesional dengan F-86 Sabre. Kemudian kembali terbang dengan pesawat yangsama bersama Angkatan Udara Pakistan pada tahun 1963. Selanjutnya Saifullah Azzamdiangkat sebagai instruktur penerbangan di pangkalan Moribor di Pakistan padatahun 1963.
Pilot Arab Islam
Pada akhir tahun 1966 Saifullah Azzam ditunjuk sebagai penasehatyang diperbantukan untuk Angkatan Udara Royal Jordanian. Inilah yang padaakhirnya pada 5 Juni 1967 dia berhadapan langsung dengan Angkatan Udara Israelketika empat pesawat tempur Israel membom pangkalan udara Yordania Mafraq taklama setelah pesawat Angkatan Udara Mesir dihancurkan di pangkalan udaranya.
Setelah gelombang serangan pertama yang tiba-tiba tersebut para pilotYordania bersama mereka ada Saifullah Azzam bersiap untuk pertempuranberikutnya. Dia bersama dengan rekan-rekan pilot Yordania lainnya menghadang serangankedua dan dia berhasil menembak jatuh salah satu pesawat Israel yang melancarkanserangan dan mengenai pesawat Israel lainnya sehingga tidak dapat kembali kepangkalan mereka dan jatuh di dalam wilayah (Israel).
Setelah pesawat-pesawat tempur Israel menghancurkan sejumlahpesawat Yordania dalam serangan di pangkalan udara Mafraq Saifullah Azzam pindahke Angkatan Udara Irak. Di sana namanya bersinar di wilayah udara Irak. Dia berhasilmenembak jatuh dua pesawat tempur Israel. Sehingga namanya tercatat dalamsejarah militer di wilayah tersebut sebagai pilot pesawat tempur pertama yangmenembak jatuh empat pesawat tempur Israel hanya dalam 72 jam saja.
Saifullah Azzam dianugerahi banyak Penghargaan Keberanian (CourageAwards) dari Yordania Irak dan Pakistan karena keahlian dan keberaniannyayang luar biasa dalam perang. Setelah kemerdekaan Pakistan Timur (Bangladesh)pada tahun 1971. Dia diangkat sebagai Direktur Keamanan Penerbangan di AngkatanUdara Bangladesh. Kemudian dipromosikan sebagai Direktur Operasi Angkatan UdaraBangladesh dan menjadi Panglima Pangkalan Angkatan Udara Dhaka pada tahun 1977.Dia pensiun pada tahun 1980.
Selanjutnya dia ditunjuk sebagai direktur Otoritas PenerbanganSipil Bangladesh dua kali. Kemudian terpilih sebagai anggota Parlemen Bengalantara tahun 1991 dan tahun 1996. Militer AS memberinya penghargaan sebagaipenghormatan padanya pada tahun 2000 dengan memasukkan namanya dalam daftar 22pilot terbaik yang masih hidup “List of Living Eagles of 2000”.
Belasungkawa Palestina
Rakyat Palestina merasa kehilangan dengan meninggalnya sang &ldquoElangUdara&rdquo Saifullah Azzam. Mereka menyatakan berbelasungkawa sekaligus memujinya cintadan pembelaannya pada Palestina. Seperti yang dikatakan Kedubes Palestina diPakistan “Dia tidak pernah pergi dan tidak akan absen dari kami kecuali tubuhnya.Dia telah menjadi model yang unik di antara para pilot di negara-negaraIslam.”
Penulis Palestina Yasser Zaatara mengatakan “Telah diumumkanwafatnya pilot Bengali Saifullah Azzam pada usia 80 tahun. Dia adalahsatu-satunya pilot di dunia yang menembak jatuh 4 pesawat Israel selama perang67. Palestina telah menyatukan darah orang Arab dan Muslim dengan kepahlawanandan pengorbanan jiwa mereka. Salam sejahtera bagi Saif salam sejahtera untuk Palestinadan mereka yang berpihak pada perjuannya.”
Syekh Ahmed Qassami mengatakan “Semoga Allah mencurahkanrahmat-Nya untuk pahlawan Pakistan ini yang pada tahun 1967 berhasil menembakjatuh empat pesawat tempur Israel dalam waktu 72 jam saja. Seorang berkebangsaanBengali mencintai Palestina dan membelanya. Untuk semua perindu Palestina cintadan kesetiaan. Kerinduan dan cinta Anda adalah bukti bahwa orang yang mencintaiitu bebas. Salah sejahtera untuk Palestina.&rdquo
Sementara wartawan Ayman Dalloul dia menulis “Telah pergi pilotSaifullah Azzam satu-satunya pilot di dunia yang menembak jatuh empat pesawatIsrael selama Perang Enam Hari pada tahun 1967. Palestina akan mengingat Anda dengansegala kebaikan dan pahlawan yang heroik.&rdquo (was/pip)