Tue 6-May-2025

Pencaplokan Tepi Barat Kembalikan Konflik ke Titik Awal

Senin 15-Juni-2020

Mirip seperti kepulauan atau sepotong keju Swiss. Begitulah wilayahTepi Barat berubah akibat rencana pencaplokan Israel yang telah menghancurkan impiannegara Palestina merdeka dan menutup pintu bagi proses kompromi yang sudah berlangsung(27 tahun) antara Otoritas Palestina dan pemerintah penjajah Israel.

Siapa yang bisa percaya bahwa jalan menuju al-Quds sekarang dimulaidengan pembuatan desain rencana pencaplokan Israel di Tepi Barat? Meskipun penjajahIsrael memiliki semua alat kekuatan dan dukungan di sekitarnya namun kegagalankompromi dan pendudukan wilayah Palestina yang tersisa mengembalikan konflik keleg pertama.

Rencana pencaplokan Israel ini memiliki dimensi negatif dari sisipolitik ekonomi dan keamanan yang membunuh solusi dua negara dan hak-hakPalestina yang didukung oleh legitimasi internasional dan perjanjian-perjanjianyang mengalami kegagalan dalam memompa oksigen bagi proses perdamaian yangdibunuh dengan diam.

Dimensi politik dan ekonomi

Pandangan yang tajam terhadap peristiwa yang terakumulasi dan masadepan baru menunjukkan bahwa penjajah Israel telah menembakkan peluru belaskasih pada tiga dekade kompromi yang memberinya waktu untuk melakukanyahudisasi dan perampasan tanah sampai saat pendudukan Tepi Barat secarakeseluruhan tercapai.

Dr. Ahmed Haila seorang peneliti dan analis Palestina meyakini bahwarencana pencaplokan ini secara praktis merupakan pembunuh bagi masa depannegara Palestina di atas tanah 1967 sebagai proyek politik yang didukung olehresolusi-resolusi dan perjanjian-perjanjian internasional.

Dia menambahkan “Kedaulatan sepenuhnya akan berubah di bawah penjajahIsrael. Orang-orang Palestina akan menjadi minoritas dan pemerintahan otonomi akandilemahkan oleh langit-langit yang diarsir oleh undang-undang penjajah Israel.Ada dimensi ekonomi dalam kehidupan sehari-hari. Pencaplokan Lembah Yordan akanmembuat Palestina kehilangan keranjang makanan melemahkan ekonominya dan menyulitkankehidupannya.”

Sekarang semangat perdamaian ekonomi yang telah dicoba dipasarkanoleh penjajah Israel selama bertahun-tahun dengan nama-nama yang sesuai dengankenyataan baru yang menempatkan Palestina di hadapan tantangan di masa depanbagaimana masa depan industri pertanian dan permukiman Yahudi akan terjadi.

Kapasitas tenaga kerja yang besar (48-50) ribu orang Palestina yangbekerja di bawah pendudukan penjajah Israel juga menjadi tantangan ekonomisementara angkanya lebih banyak dari yang diumumkan yang muncul dalam krisisCorona yang sedang berlangsung.

Dia melanjutkan “Perjanjian Ekonomi Paris memberikan kontrol kepadapenjajah Israel atas uang tunai pajak dan kliring dengan Otoritas Palestina. PenjajahIsrael mengendalikan 68% dari impor Otoritas Palestina dan mengenakan pajakpada impor dan perdagangan Palestina dengan dunia. Kerentanan ekonomi Palestinadi masa depan akan meningkatkan kontrol penjajah Israel dengan adanya rencana pencaplokanini.”

Keamanan di Tepi Barat

Dimensi yang paling sensitif adalah aspek keamanan terutama soal koordinasikeamanan antara Otoritas Palestina dan penjajah Israel sebagai hasil palingpenting dari perjanjian Oslo yang telah memicu kontroversi setelah PresidenOtoritas Palestina Mahmud Abbas Mei lalu mengumumkan pembatalan semuaperjanjian PLO dengan pemerintah penjajah Israel dan Amerika

Analis Ahmed Haila mengatakan bahwa koordinasi keamanan adalahuntuk melayani penjajah Israel dan permukiman Yahudi serta melawan apa yangdigambarkannya sebagai (terorisme) dan penolakan terhadap perdamaian. Perlawanandan aktivitas politik Palestina akan menghadapi realita baru pasca pencaplokan.Opsi Otoritas Palestina sekarang ini terbatas. Antara mempertahankan koordinasikeamanan dengan penjajah Israel atau menolaknya dan bergerak melawan penjajahsecara internasional. Lantas bagaimana peran baru Otoritas Palestina?

Orang Palestina paling muda memahami bahwa penjajah Israel telah melakukanlangkah besar dalam rencana pencaplokan ini. Legitimasi rencana ini sudah dekatmelalui keputusan pemerintah dan parlemen Israel yang sekarang diyakinkan olehrekomendasi pemerintah Trump untuk menunda sementara dan bukan menolak.

Ahmed Atawneh direktur Ruya Centre for Political Developmentmengatakan bahwa rencana pencaplokan itu mencakup komunitas populasi besar yangmelebihi 600.000 warga Palestina yang beralih ke kontrol penuh Israel danbahwa sikap Amerika sepenuhnya mendukung rencana tersebut dan orang Palestinakini menghadapi kenyataan baru.

Pemerintah penjajah Israel tidak mengabaikan sikap internasional.Namun menurut Dr. Atawneh penjajah Israel memuluskan rencana tersebut melaluikerja yang berkesinambungan dan diplomasi-diplomasinya yang berupaya untukmenyerap oposisi Eropa dan internasional. (was/pip)

Tautan Pendek:

Copied