Direktur Pusat Kajian Pembangunan Politik Dr. Ahmad Athwanamenyebutkan 4 skenario pencaplokan Israel terhadap wilayah C yang memiliki luas60 % dari keseluruhan wilayah Tepi Barat.
Dalam wawancara khusus dengan Pusat Informasi PalestinaAthwana menyebutakan rencana pencaplokan Israel merupakan bagian dari momentumsejarah yang menyakitkan Israel memanfaatkan dukungan Amerika dan kondisiinternasional dan Arab yang terjebak dalam konflik internal.
Persoalan Palestina melalui titik perubahan strategis yang melewatifase politik selama 3 dekade bersamaan dengan deklarasi Israel yang akan mengpencaplokanwilayah Tepi Barat.
Menurut Athwana kondisi Palestina yang lemah secara umum membanturealisasi pencaplokan di saat yang sama perlu adanya strategi nasional bersatuuntuk menyelamatkan kondisi saat ini.
Athwana menyebut Presiden Amerika Donald Trmp sebagai pribadiarogan dan ekstrimis.&rdquo Yang memiliki keyakinan mampu menghapus persoalanPalestina di tengah lingkungan ekstrim kanan zionis Israel Amerika.
Sementara pentas politik regional dan internasional memberikankeyakinan dan kesempatan kepada penjajah Israel untuk mengakhiri persoalanPalestina sehingga persoalan Palestina berada pada fase perubahan strategisyang berpindah dari satu fase kepada fase berikutnya yang terlihat di pentaspolitik Palestina saat ini.
Realisasi Deal of Century
Athwana menjelaskan keputusan pencaplokan merupakan realisasipraktis dari Deal of Century yang digagas Trump untuk mengakhiri jalur politikyang telah berlangsung selama 3 dekade hingga selesai dan pudar meski Amerikaberupaya membatasinya.
Proposal Amerika memberikan peta yang tak mungkin diterapkan danmelanggar semua keputusan internasional  sementara Amerika kehilangansekutu politik dalam proyek perundingan dengan Israel lanjut Athwana.
Sementara proyek solusi dua Negara berdasarkan perbatasan Juni1967 tidak lagi menjadi rujukan Israel dan di lapangan sejak perundingan OSLOdengan komitmen politik dan keamanan yang dimiliki otoritas Palestina makinmenambah kuat kedudukan Israel.
Sedangkan di Tepi Barat saat ini terdapat lebih dari 150 permukimanzionis dan terbagi dalam 200 lokasi geografis sehingga dengan penyatuan yangakan dilakukan Israel dan didukung Amerika maka akan menjadikannya sepertikeju brazil yang menyalahi perundingan OSLO.
Athwana menegaskan penjajah Israel memanfaatkan realitas dilapangan dan mengambil kendali permukiman baru dengan jumlah penghuni sekitar700 ribu zionis dan memperluas komunitas permukiman seperti Maaleh Adumim EtsionAriel dan lainnya.
Skenario Pencaplokan Tepi Barat
Mengenai skenario pencaplokan Tepi Barat Athwana memprediksi ada 4skenario dimana hasilnya seperti yang diinginkan Israel adalah mencaplok 60 %wilayah C di Tepi Barat dan pada akhirnya mencaplok semua wilayah Tepi Barat.
Skenario pertama Israel akanmenyampaikan rencana terbatas yang mungkin diterima otoritas Palestina dandisosialisasikan kepada bangsa Palestina yaitu menggabungkan permukiman besarzionis seluas 2 sampai 3 % wilayah Tepi Barat kemudian menggabungkan permukimanMaaleh Adumim Etsion dan Ariel permukiman ini dihuni sekitar 600 ribu orangatau 85 % dari jumlah keseluruhan.
Kedua Israel menggabungkan wilayah Lembah Yordan Palestina seluas 25 %wilayah Tep Barat yang memiliki nilai strategis pertanian sebagai gudangsumber air.
Kawasan ini setelah digabungkan akan mengisolasi Tepi Barat dariKerajaan Jordania sehingga tidak ada perbatasan Palestina. Athwanamenyebutkan dalam peta Amerika tidak ada perbatasan bagi Palestina bahkansampai perlintasan Rafah tidak dicantumkan dalam peta Amerika. Dan perbatasandengan Jordania akan berada dalam kendali Israel.
Ketiga menggabungkan wilayah yang dikenal dengan wilayah di belakangtembok pemisah yang dibangun Israel tahun 2002 antara Tepi Barat dan wilayah 1948.Tembok tidak berada dalam perbatasan 4 Juni 1967 dan dibangun sesuai kebutuhankeamanan dan permukiman zionis dan akan digabungkan wilayah barat tembokpemisah seluas 13 % dari keseluruhan Tepi Barat.
Skenario keempat Israel akanmenggabungan wilayah di belakang tembok pemisah yang mencakup komunitaspermukiman dan Lembah Yordan seluas 38 % wilayah Tepi Barat.
Pengamat Palestina ini menyebutkan bahwa akhir dari skenario initidak berarti berakhirnya fase pencaplokan yang bertujuan mengambil kendali kawasanC.
Sikap Otoritas Palestina
Mengenai sikap otoritas Palestina dari proyek pencaplokan Athwanamenyebutkan bahwa otoritas memiliki sikap seperti ini: Menolak danmendeklarasikan berakhirnya semua perundingan yang pernah dilakukan danmenunjukan penolakan resmi rencana pencaplokan Tepi Barat.
Namun apa saja realitas di lapangan yang bisa mengakhiri semuakesepakatan dan perundingan? Bagaimana mungkin otoritas mengakhiri kesepakatansementara semua dana transfernya melalui Israel? Bagaimana bisa melepaskan diridari semua transaksi dengan Israel? Semua pertanyaan ini tidak bisa dijawabsecara jelas oleh pihak otoritas Palestina sampai saat ini.
Apa Yang Harus Dilakukan?
Athwana menuntut adanya visi politik Palestina yang bisa mengatasirencana pencaplokan Tepi Barat dan dimulainya realisasi proposal Trump.
Menurut Athwana solusi dua Negara tidak bisa direalisir tidak adamomentus di pentas Palestina secara resmi maupun di pihak Israel dan tidak adaagenda politik Palestina saat ini sementara proposal Trump justrumenghapusnya.
Kita saat ini tidak memiliki agenda politik sehingga kekuatannasional Palestina harus bekerja membuat rencana strategis untuk mengatasipersoalan saat ini.
Athwana menyerukan pentingnya membuat agenda politik nasional untukmenyatukan semua elemen Palestina dan memperjuangkan semua kesepakatan yangdihasilkan.
Langkah praktis yang mungkin dilakukan adalah mengakhiri kondisiperpecahan Palestina dan kembali mengaktifkan organisasi pembebasan Palestinadan dewan nasional Palestina untuk menjadi referensi bagi bangsa Palestina disector ekonimi social dan politik.
Athwana juga memandang penting mencabut pengakuan otoritas terhadapNegara penjajah Israel dan menghapus perundingan OSLO dan pentingnyamerealisir pidato Presiden Palestina terkait langkah melepaskan diri dariIsrael.
Sementara terkait upaya perlawanan Palestina Athwana menegaskantak boleh diabaikan dan sangat penting untuk didukung dengan keputusanPalestina bersatu secara menyeluruh dengan segala bentuk perlawanan yangmemungkinkan. (mq/pip)