Tue 6-May-2025

Ahmad Athwana: 4 Skenario Aneksasi Israel Dan Langkah Antisipasinya

Senin 8-Juni-2020

DirekturPusat Kajian Pembangunan Politik Dr. Ahmad Athwana menyebutkan 4 skenarioaneksasi Israel terhadap wilayah C yang memiliki luas 60 % dari keseluruhanwilayah Tepi Barat.

Dalamwawancara khusus dengan Pusat Informasi Palestina Athwana menyebutakanrencana aneksasi Israel merupakan bagian dari momentum sejarah yangmenyakitkan Israel memanfaatkan dukungan Amerika dan kondisi internasional danArab yang terjebak dalam konflik internal.

PersoalanPalestina melalui titik perubahan strategis yang melewati fase politik selama3 dekade bersamaan dengan deklarasi Israel yang akan menganeksasi wilayah TepiBarat.

MenurutAthwana kondisi Palestina yang lemah secara umum membantu realisasi aneksasidi saat yang sama perlu adanya strategi nasional bersatu untuk menyelamatkankondisi saat ini.

Athwanamenyebut Presiden Amerika Donald Trmp sebagai pribadi arogan dan ekstrimis.&rdquo Yangmemiliki keyakinan mampu menghapus persoalan Palestina di tengah lingkunganekstrim kanan zionis Israel Amerika.

Sementarapentas politik regional dan internasional memberikan keyakinan dan kesempatankepada penjajah Israel untuk mengakhiri persoalan Palestina sehingga persoalanPalestina berada pada fase perubahan strategis yang berpindah dari satu fasekepada fase berikutnya yang terlihat di pentas politik Palestina saat ini.

RealisasiDeal of Century

Athwanamenjelaskan keputusan aneksasi merupakan realisasi praktis dari Deal ofCentury yang digagas Trump untuk mengakhiri jalur politik yang telahberlangsung selama 3 dekade hingga selesai dan pudar meski Amerika berupayamembatasinya.

ProposalAmerika memberikan peta yang tak mungkin diterapkan dan melanggar semuakeputusan internasional&nbsp sementaraAmerika kehilangan sekutu politik dalam proyek perundingan dengan Israellanjut Athwana.

Sementaraproyek solusi dua Negara berdasarkan perbatasan Juni 1967 tidak lagi menjadirujukan Israel dan di lapangan sejak perundingan OSLO dengan komitmen politikdan keamanan yang dimiliki otoritas Palestina makin menambah kuat kedudukanIsrael.

Sedangkandi Tepi Barat saat ini terdapat lebih dari 150 permukiman zionis dan terbagidalam 200 lokasi geografis sehingga dengan penyatuan yang akan dilakukanIsrael dan didukung Amerika maka akan menjadikannya seperti keju brazil yangmenyalahi perundingan OSLO.

Athwanamenegaskan penjajah Israel memanfaatkan realitas di lapangan dan mengambilkendali permukiman baru dengan jumlah penghuni sekitar 700 ribu zionis danmemperluas komunitas permukiman seperti Maaleh Adumim Etsion Ariel danlainnya.

SkenarioAneksasi Tepi Barat

Mengenaiscenario aneksasi Tepi Barat Athwana memprediksi ada 4 skenario dimanahasilnya seperti yang diinginkan Israel adalah mencaplok 60 % wilayah C diTepi Barat dan pada akhirnya mencaplok semua wilayah Tepi Barat.

Scenariopertama Israel akan menyampaikan rencana terbatas yang mungkin diterimaotoritas Palestina dan disosialisasikan kepada bangsa Palestina yaitumenggabungkan permukiman besar zionis seluas 2 sampai 3 % wilayah Tepi Baratkemudian menggabungkan permukiman Maaleh Adumim Etsion dan Ariel permukimanini dihuni sekitar 600 ribu orang atau 85 % dari jumlah keseluruhan.

KeduaIsrael menggabungkan wilayah Lembah Yordan Palestina seluas 25 % wilayah Tep Baratyang memiliki nilai strategis pertanian sebagai gudang sumber air.

Kawasanini setelah digabungkan akan mengisolasi Tepi Barat dari Kerajaan Jordaniasehingga tidak ada perbatasan Palestina. Athwana menyebutkan dalam petaAmerika tidak ada perbatasan bagi Palestina bahkan sampai perlintasan Rafahtidak dicantumkan dalam peta Amerika. Dan perbatasan dengan Jordania akanberada dalam kendali Israel.

Ketigamenggabungkan wilayah yang dikenal dengan wilayah di belakang tembok pemisahyang dibangun Israel tahun 2002 antara Tepi Barat dan wilayah 1948. Temboktidak berada dalam perbatasan 4 Juni 1967 dan dibangun sesuai kebutuhankeamanan dan permukiman zionis dan akan digabungkan wilayah barat tembokpemisah seluas 13 % dari keseluruhan Tepi Barat.

Scenariokeempat Israel akan menggabungan wilayah di belakang tembok pemisah yangmencakup komunitas permukiman dan Lembah Yordan seluas 38 % wilayah Tepi Barat.

PengamatPalestina ini menyebutkan bahwa akhir dari scenario ini tidak berartiberakhirnya fase aneksasi yang bertujuan mengambil kendali kawasan C.

SikapOtoritas Palestina

Mengenaisikap otoritas Palestina dari proyek aneksasi Athwana menyebutkan bahwaotoritas memiliki sikap seperti ini: Menolak dan mendeklarasikan berakhirnyasemua perundingan yang pernah dilakukan dan menunjukan penolakan resmi rencanaaneksasi Tepi Barat.

Namunapa saja realitas di lapangan yang bisa mengakhiri semua kesepakatan danperundingan? Bagaimana mungkin otoritas mengakhiri kesepakatan sementara semuadana transfernya melalui Israel? Bagaimana bisa melepaskan diri dari semuatransaksi dengan Israel? Semua pertanyaan ini tidak bisa dijawab secara jelasoleh pihak otoritas Palestina sampai saat ini.

Apa YangHarus Dilakukan?

Athwanamenuntut adanya visi politik Palestina yang bisa mengatasi rencana aneksasiTepi Barat dan dimulainya realisasi proposal Trump.

MenurutAthwana solusi dua Negara tidak bisa direalisir tidak ada momentus di pentasPalestina secara resmi maupun di pihak Israel dan tidak ada agenda politikPalestina saat ini sementara proposal Trump justru menghapusnya.

Kitasaat ini tidak memiliki agenda politik sehingga kekuatan nasional Palestinaharus bekerja membuat rencana strategis untuk mengatasi persoalan saat ini.

Athwanamenyerukan pentingnya membuat agenda politik nasional untuk menyatukan semuaelemen Palestina dan memperjuangkan semua kesepakatan yang dihasilkan.

Langkahpraktis yang mungkin dilakukan adalah mengakhiri kondisi perpecahan Palestinadan kembali mengaktifkan organisasi pembebasan Palestina dan dewan nasionalPalestina untuk menjadi referensi bagi bangsa Palestina di sector ekonimi socialdan politik.

Athwanajuga memandang penting mencabut pengakuan otoritas terhadap Negara penjajahIsrael dan menghapus perundingan OSLO dan pentingnya merealisir pidatoPresiden Palestina terkait langkah melepaskan diri dari Israel.

Sementaraterkait upaya perlawanan Palestina Athwana menegaskan tak boleh diabaikan dansangat penting untuk didukung dengan keputusan Palestina bersatu secaramenyeluruh dengan segala bentuk perlawanan yang memungkinkan. (mq/pip)

Tautan Pendek:

Copied