Tue 6-May-2025

53 Tahun Naksah Hari Pendudukan Israel Atas Seluruh Palestina

Senin 8-Juni-2020

Hari-hari ini rakyat Palestina memperingati 53 tahun tragedikemunduran bangsa Palestina yang disebut hari &ldquoNaksah&rdquo berupa “PerangEnam Hari” yang terjadi pada tahun 1967 merupakan perang yang ketigadengan Israel.

Perang berlangsung antara penjajah Israel dengan Mesir Suriah danYordania. Terjadi antara tanggal 5 hingga 10 Juni 1967. Hasil dari perang iniadalah penyempurnaan pendudukan Israel atas seluruh wilayah Palestina al-QudsTepi Barat Jalur Gaza Golan Suriah dan Sinai Mesir.

Sebelumnya penjajah Israel telah meningkatkan operasi provokatifnyaterhadap Suriah dengan menggempur mediator yang bekerja di proyek Arab untukmengalihkan anak sungai Yordan menyerang para petani Suriah dan menambahtingkat tantangan yang dihadapi pasukan Suriah. Hal ini mengarah padaintensifikasi bentrokan yang memuncak di udara pada 7 April 1967 ketikaberita berlanjut tentang tindakan militer yang diambil oleh penjajah Israelterutama yang berkaitan dengan mobilisasi pasukannya di perbatasan Suriah. Halini mendorong Mesir untuk memenuhi komitmennya sesuai dengan PerjanjianPertahanan Bersama Mesir-Suriah yang ditandatangani pada 4 November 1966sehingga Mesir mengirim Kepala Staf Angkatan Bersenjata Mesir Mayor JenderalMohamed Fawzi ke Damaskus untuk menilai situasi di lapangan danmengoordinasikan kerja sama.

Ketika dia kembali ke Kairo Mesir menyatakan keadaan mobilisasi maksimal.Pasukan Mesir mulai bergerak dalam bentuk demonstrasi militer yang menembusjalan-jalan Kairo pada 15 Mei 1967 menuju Sinai. Kemudian pada 16 Mei 1967 pimpinanMesir meminta komandan Pasukan Darurat Internasional di Sinai untuk menarik pasukanPBB. Kemudian pada tanggal 23 Mei 1967 Presiden Mesir Gamal Abdel Nassermengumumkan penutupan Selat Tiran bagi pelayaran Israel. Dengan demikian Mesirtelah menghilangkan dua dampak yang tersisa dari agresi tripartit pada tahun1956.

Penjajah Israel menganggap penutupan Selat Tiran sebagai deklarasiperang. Sehingga Israel dengan dengan segera mempercepat langkahnya danmempersiapkan diri secara militer dan politis untuk memulai agresi dengandukungan dan restu dari Amerika Serikat.

Pasukan Suriah dan Mesir menuju ke garis depan pertempuran. AdapunIsrael mereka melakukan serangkaian langkah-langkah yang menunjukkan niat parapemimpin mereka dalam melancarkan agresi seperti perombakan kabinet yangmembawa Jenderal Moshe Dayan ke Kementerian Perang. Hanya dalam hitunganbeberapa jam setelah itu pasukan penjajah Israel sudah mulai melancarkan perang.

Pada pertengahan Mei 1967 dimulai persiapan tentara penjajahIsrael untuk melancarkan agresi. Yaitu dengan memanggil pasukan cadanganrahasia dan memobilisasi pasukan ke arah operasional yang semakin mempergentingsituasi militer di kawasan tersebut.

Sebagai hasil dari kegiatan politik internasional terutamakeinginan pemerintah Prancis pada saat itu untuk tidak menggunakan kekerasannegara-negara Arab Mesir Suriah dan Yordania berjanji untuk tidak melakukanperang dan menghentikan persiapan militer. Akan tetapi pimpinan komando militerIsrael dengan mendapatkan dukungan Amerika Serikat memanfaatkan keadaan inidan melancarkan agresi mendadak pada pagi hari tanggal 5 Juni 1967.

Israel melaksanakan rencana agresinya dengan melancarkan seranganudara dengan sengit dan tiba-tiba terhadap bandara-bandara militer danpesawat-pesawat tempur Mesir Suriah dan Yordania. Sehingga pesawat-pesawat militerIsrael bisa memberikan kontrol udara di medan perang selama masa perang.

Pada periode antara 5-8 Juni 1967 pasukan penjajah Israel bergerakmenyerang. Mereka melancarkan serangan utama kei front Mesir. Serangan kedua kefront Yordania di saat yang sama bergerak ke pertahanan aktif di front Suriahdengan melancarkan serangan artileri dan serangan udara di posisi-posisitentara Suriah di Golan selama masa periode tersebut.

Penjajah Israel melanjutkan serangannya pada 10 Juni 1967 meskipunPBB sudah mengeluarkan resolusi gencatan senjata. Pertempuran disuplai dengan kekuatanpasukan baru dari pasukan cadangan terutama dari pasukan yang beroperasi kearah Yordania.

Pasukan pendudukan penjajah Israel menduduki Tepi Barat termasuk al-Quds(5878 km2) pada tahun 1967 setelah penarikan pasukan Yordania dan kembalinyamereka ke timur Sungai Jordan dan mengurangi perbatasannya dengan Yordaniadari 650 km menjadi 480 km (termasuk 835 km di sepanjang Laut Mati).

Penjajah Israel “menjarah” banyak kekayaan Tepi Baratterutama sumber daya airnya. Mereka segera melakukan proses Yahudisasi al-Quds secarasistematis dan terencana. Dengan merebut wilayah luas Tepi Barat penjajahIsrael mampu memperbaiki posisi strategis dan militernya menghilangkan segalaancaman militer yang mungkin mengancamnya atau kehadiran tentara Arab yangterorganisir dan bersenjata di Tepi Barat yang merupakan jantung geografisPalestina secara historis.

Di antara hasil perang tahun 1967 adalah dikeluarkannya Resolusi no.242 oleh Dewan Keamanan PBB pertemuan puncak &ldquoArab diKhartoum (yang dikenal dengan resolusi Khartoum) pemindahan puluhan ribu wargaPalestina dari Tepi Barat termasuk pemusnahan desa-desa secara keseluruhandan membuka pintu bagi pembangunan permukiman-permukiman ilegal Yahudi di al-QudsTimur dan Tepi Barat.

Israel tidak menerima logika perdamaian dan menolak resolusi-resolusiPBB menentang piagam-piagam dan melanggar prinsip-prinsip lembagainternasional tersebut. Mereka terus merebut tanah dan menjarahnya untukkepentingan pembangunan permukiman-permukiman ilegal Yahudi.

Perang enam hari pada Juni 1967 telah mengakibatkan kematian15.000-25.000 warga Arab dan menewaskan 800 orang Israel. Di samping menghancurkan70%-80% perangkat keras militer di negara-negara Arab. (was/pip)

Tautan Pendek:

Copied