Pemimpingerakan Hamas Sheikh Jamal Al-Tawil menyerukan untuk membangun strategi yangdidasarkan pada perlawanan atas agresi pengambil alihan hak-hak Palestina dalamrencana aneksasi Israel yang akan berdampak pada kemunduran perjuangan danpengaruhnya pada setrategi perlawanan di masa yang akan datang.
Padaperingatan 53 tahun hari Naksah Palestina saat dijajahnya Tepi Barat oleh Israel pemimpin Hamasini mengatakan apa yang harus dilakukan saat ini adalah menyingkirkan tahun-tahunkekalahan dan berlanjutnya &ldquoNaksah&rdquo Palestina kemunduran dengan mengubah sikappara pemimpin dan strategi mereka secara bertanggung jawab dalam menghadapinaksah serta naksah-naksah selanjutnya dengan slogan “Kami tidak akanmemaafkan juga tidak akan kami lupakan.”
Al-Tawilmenekankan semua upaya normalisasi bersama musuh Zionis tidak akan berhasil sebagaimanamemaksakan fakta Yahudisasi dan pencaplokan serta mengubah simbol-simbolAl-Quds dan Tepi Barat tidak akan berhasil dan tidak memiliki nilai apapuntermasuk pengusiran dan pengambil alihan hak secara bathil dan zalim.
Pemimpin Hamasini mengindikasikan ditengah pembicaraan tentang tentang rencana Israel untukmencaplok Tepi Barat maka seharusnya keputusan bangsa kita adalah menggagalkanstrategi agresif rencana mereka dengan memberikan kekalahan demi kekalahanterhadap hingga mereka tidak sadar terhadap satu peristiwa kecuali mereka digempurkembali dengan peristiwa lainya.
Dia berkatapara komparador lupa terhadap niliai kebaikan masalah ini mereka lupa terhadapkeberkahan dan nilai tanah ini yang setiap saat siapa pun yang bertarung demi mempertahankannyadan membela seranganya.
Dia menekankanhak Palestina tidak akan kembali dengan mengemis meminta-minta ataupun negosiasidengan mencari mediator internasional baru untuk negosiasi ini. Berharap dibalik ilusi perdamaian. Kondisi ini tidak akan mendatangkan apapun kepada bangsaini kecuali kesengsaraan yang berulang-ulang.”
Dia menunjukkankonflik dengan pendudukan tidak berakhir kecuali dengan mengakhiri penjajahan diseluruh tanah Arab dan Islam dan bahwa mengakhiri pendudukan hanya dapatdicapai dengan kekuatan dan perlawanan. Ia menekan apa yang diambil dengan kekerasanhanya dipulihkan dengan kekuatan bukan oleh ilusi perdamaian dan legitimasiinternasional yang melegitimasi penjajahan. (asy/pip).