Para pengungsi Palestina di ibukota Jerman Berlin orang-orangbebas di dunia dan para pendukung perjuangan Palestina memperingati 53 tahun hari Naksah (tragedi set bek) Palestina.
Ratusan orang berunjuk rasa sambil mengibarkan bendera Palestinadan meneriakkan slogan-slogan yang mengingatkan dunia akan kejahatan yangdilakukan oleh pendudukan penjajah Israel melalui agresi brutal terhadap rakyatPalestina pada tahun 1967 dan pengusiran warganya.
Para peserta membuat pernyataan dalam bahasa Jerman Inggris danArab yang isinya menyampaikan suara penderitaan rakyat Palestina yangdiakibatkan oleh agresi pendudukan penjajah Israel.
Para pengunjuk rasa mengingatkan dunia bahwa 31 Mei menandaiperingatan 10 tahun pembantaian armada Freedom Flotilla (armada kebebasan) yangbertujuan untuk menembus blokade Gaza. Aksi brutal ini dilakukan oleh pasukanpendudukan penjajah Israel dan mengeksekusi sepuluh aktivis perdamaianinternasional di atas kapal Mavi Marmara dan melukai 56 lainnya.
Para pengunjuk rasa memberi apresiasi kepada keluarga para korbanagresi pendudukan penjajah Israel serta semua pihak yang berkontribusiberpartisipasi dan mendukung armada kebebasan yang bertujuan untukmenghancurkan blokade di Gaza.
Mereka menegaskan bahwa aksi unjuk rasa ini dilakukan untukmenyampaikan kepada sahabat Palestina dan dunia tentang ketidak adilan danagresif penjajah Israel terhadap rakyat di Palestina. “Dan untukmengingatkan dunia akan kurangannya perhatian pada rakyat Palestina dan bencanayang mereka alami serta ikut memikul tanggung jawab atas isu perjuanganPalestina yang adil” tegasnya.
Mereka mengingatkan akan bencana yang menimpa rakyat Palestina sebagaiakibat dari perang dunia dan keputusan yang dihasilkan dari perang tersebutterutama “keputusan pembagian Palestina” yang memberi orang Yahudisebuah negara di atas sekitar 565% dari total wilayah Palestina.
Mereka menjelaskan makna naksah (tragedi set bek) Palestina sertadampaknya pada rakyat dan bangsa Palestina setelah pendudukan seluruhPalestina Golan dan Sinai.
Mereka menganggap bahwa dunia dan komunitas internasional harus bertanggungjawab atas prahara baru yang dialami rakyat Palestina pendudukan tanah danpengusiran mereka. (was/pip)