Gerakan Jihad Islam Palestina pada hari Senin (25/5/2020) mengatakanbahwa proyek perlawanan adalah yang paling mampu memulihkan dan mengambalikan hak-hakPalestina yang dirampas penjajah Israel. Mempertaruhkan nasib Palestina padaapa yang disebut “perdamaian” adalah pertaruhan yang gagal dan rugi.
Pernyataan ini disampaikan oleh anggota Biro Politik Jihad Islam YusufAl-Hasayinah dalam sebuah pernyataan pada momentum peringatan 20 tahunpenarikan Israel dari Libanon selatan.
Pernyataan tersebut menegaskan bahwa “perlawanan adalahpilihan rakyat Palestina untuk mendapatkan kembali tanah mereka dan tidak adacara bagi rakyat Palestina selain bekerja untuk memperkuat dan melanjutkanperlawanan serta mengembangkan kemampuannya untuk menjamin konfrontasiberkelanjutan dengan penjajah Israel di semua medan.”
Yusuf Al-Hasayinah menjelaskan bahwa “penarikan mundur besar-besarantentara penjajah Israel dari Libanon selatan pada tahun 2000 adalah mimpi burukberdarah yang menghantui para pemimpin entitas Israel dan para pemukimnyakarena hutang darah yang harus mereka bayar.”
Pada tanggal 25 Mei setiap tahun Libanon merayakan peringatanpenarikan pasukan penjajah Israel pada tanggal yang sama tahun 2000 darisebagian besar wilayah Libanon yang didudukinya pada tahun 1978. (was/pip)
