Lembaga HAM yang konsen menangani masalah tawanan Palestina  The Palestinian Prisoners Club (PPC) melaporkanbahwa para tawanan Palestina di penjara-penjara penjajahIsrael menghadapi perampasan hak mereka secara berlipat karena pihakadministrasi penjara penjajah Israel terus menghentikan kunjungan keluarga merekabersamaan dengan penyebaran epidemi Corona sejak Maret lalu.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis hari Sabtu (23/5/2020) PPC mengatakanbahwa otoritas penjajah Israel meskipun mengizinkan para tawanan untukmenelpon keluarganya bersamaan dengan penghentian jadwal kunjungan setelah adatekanan dari lembaga-lembaga hak asasi manusia akan tetapi mayoritas daritawanan tetap tidak diberikan hak mereka untuk berkomunikasi dengankeluarganya. Untuk diketahui bahwa dalam keadaan normal ada ratusan keluarga yangdilarang mengunjungi anak-anak mereka yang tawanan penjajah Israel denganalasan keamanan.
PPC menyatakan bahwa di antara para tawanan ada sekitar 180 anakyang tersebar di penjara Ofer Megiddo dan Damon. Penjajah Israel menolak merekaikut merayakan idul fitri bersama keluarganya. Selain itu juga ada 16 ibu diantara 39 tawanan wanita Palestina di penjara Israel. Di mana penjajah Israeljuga melarang mereka untuk dikunjungi keluarga dan anak-anaknya.
PPC menegaskan bahwa otoritas penjajah Israel sejak awal tahun ini terusmenerapkan kebijakan isolasi sepihak terhadap sejumlah tawanan. Dan secaraotomatis mengalami isolasi ganda akibat larangan kunjungan pengacara yangmerupakan satu-satunya cara bagi tawanan yang diisolasi untuk berkomunikasidengan keluarganya.
Jumlah tawanan Palestina di penjara penjajah israel pada akhirApril 2020 mencapai sekitar 4.700 tawanan. Sementara jumlah tawanan yangdivonis seumur hidup berjumlah 541 tawanan termasuk Abdullah Barghouthi yang divonishukuman tertinggi selama 67 kali seumur hidup. (was/pip)