Sun 11-May-2025

Misy’al Ragukan Keseriusan Abbas Batalkan Kesepakatan Dengan Israel

Sabtu 23-Mei-2020

Mantan Ketua Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam HamasKhaled Meshaal mengatakan langkah yang diumumkan Presiden Otoritas MahmoudAbbas baru-baru ini untuk menghindari semua perjanjian dengan Israel sangat baik.Akan tetapi kami memiliki keraguan tentang keseriusan mereka dan tingkat realisasidari kata-kata ke tindakan ungkapnya.

Dalam sebuah pertemuan dengan Kongres Rakyat Sudan diFacebook pada Jumat malam Meshal menyatakan harapannya langkah yang diumumkanOtoritas Palestina akan menjadi lebih dalam dan serius dalam menghadapilangkah-langkah Israel baru-baru ini.

Sebelumnya Abbas mengumumkan Otoritas Palestina dalam tahappembubaran semua perjanjian bersama Israel dan Amerika Serikat termasukperjanjian keamanan. Pernyataan ini muncul sehubungan dengan niat Israel untukmencaplok bagian Tepi Barat.

Meshaal menambahkan tidak terlambat untuk menyesal baikdi Ramallah maupun di Gaza akibatnya sikap Palestina harus bersatu dalammenghadapi langkah-langkah Israel yang berbahaya terhadap perjuanganPalestina” menurut Quds Press.

Dia menekankan posisi Palestina hari ini “bersatudalam menolak kesepakatan abad ini (Deal of Century ). Ia menambahkan”Kami memiliki perlawanan besar di Jalur Gaza dan perlawanan ini sulituntuk pecah dan tersandung. Perlawanan mereka adalah duri di tenggorokan musuh.Selama bangsa Palestina memiliki senjata dan perlawanan tidak ada rasa takut bagimereka. Kita akan dapat menghadapi rencana musuh dengan gagah berani. “

Mengenai kesepakatan abad ini Meshaal mengatakan”Ini adalah proyek Israel yang direncanakan di Tel Aviv dan Washingtondari tim Zionis dari kedua belah pihak setuju. Kemudian secara resmi diumumkanapakah dengan pemisahan ekonomi yang kita pertimbangkan (wortel) atau kemudian menjadibagian politiknya yang kita pertimbangkan (tongkat besar). Tujuan akhir dariperjanjian itu adalah untuk melikuidasi masalah Palestina secara permanensesuai dengan visi Israel.

Dia menambahkan “Pemerintah Amerika dan pemerintahIsrael percaya bahwa mereka sedang menghadapi peluang emas yang mungkin tidakterulang. Kami menegaskan bahwa rencana mereka tidak akan membawa solusi apa-apaselain penyitaan semua hak-hak rakyat Palestina. Masalah Palestina adalahtanah Al-Quds hak untuk kembali dan kesepakatan Amerika menyelesaikan tigamasalah ini.

Meshaal kembali dan menekankan proyek yang terkaitdengan kesepakatan abad ini akan menghadapi bentrokan besar termasuk perhatianAmerika dalam menghadapi virus Corona konsensus Palestina yang menolakperjanjian itu yang merupakan kejutan bagi pemerintah Amerika serta mayoritasArab dan Islam yang menolak kesepakatan tersebut.

Ada beberapa upaya Arab untuk melakukan normalisasi denganentitas Israel. Meshaal mengatakan tujuan tertinggi Israel adalah berusahauntuk mencapai menembus tembok Arab dengan normalisasi. Dengan itu mereka bermaksudmenormalkan posisinya di wilayah Arab. Melompat dari inisiatif perdamaian Arabyang diumumkan Arab Saudi pada tahun 2002. Terlepas apakah ini bukti kelemahannyasayangnya atau ada orang Arab yang menerima Israel di wilayah tersebut.

Dia menekankan ada orang-orang yang mencari untukmendefinisikan kembali musuh dan teman mendefinisikan garis baru aliansi danpermusuhan di kawasan tersebut untuk menjadikan Israel sebagai bagian daribeberapa aliansi Arab. Mereka menciptakan permusuhan baru dengan Turki dansekali-sekali dengan Iran kadang dengan Islam politik dan kadang merekaberusaha untuk bergabung dengan kelompok pemberantasan terorisme sesuai dengankonsep tersebut. Bahasa Arab baru yang tidak bisa diterima dan tidak bisa kitaterima.

Mengenai langkah-langkah Israel untuk mencaplok LembahYordan Mashaal mengatakan “Orang Israel memiliki aspirasi untukmencaplok 30% Tepi Barat dan oleh karena itu mereka ingin mencaplok lebih darisepertiga Tepi Barat. Dengan mencaplok Lembah Yordania pada kedalaman 10 km disepanjang Sungai Yordan mereka mengambil alih tembok pemisah antara Yordaniadan Palestina. Dan ini tentu akan memprovokasi semua orang terutama Yordaniayang mulai mempersempit langkah Israel meskipun ada perjanjian damai antarakedua pihak pada seperempat abad yang lalu. (asy/pip)

Tautan Pendek:

Copied