Thu 8-May-2025

Kampung Yahudi Baru Rencana Israel Menguasai Masjid Ibrahimi

Senin 18-Mei-2020

Langkah-langkah yang dilakukan dengan cepat oleh pemerintahpendudukan penjajah Israel terkait dengan penyitaan dan penggusuran tanah disekitar Masjid Ibrahimi di kota Hebron hanyalah salah satu dari episode kontrolketat terhadap masjid dan Kota Tua di Hebron.

Sebuah spanduk yang baru-baru ini dipasang oleh para pemukim Yahudidi pasar grosir di Kota Tua Hebron telah merangkung narasi adegan tersebut.Sepanduk tersebut mengatakan “Kami Akan Membangun Kembali Kampung (Pasar) Yahudidi Hebron.” Pasar grosir di Kota Tua Hebron yang ditutup sejak pembantaiandi Masjid Ibrahimi pada tahun 1994 ini tetap menjadi fokus keserakahan para pemukimYahudi karena posisi strategisnya dalam mengendalikan masjid Ibrahimi.

Sebelumnya Penasihat Yudisial Pemerintah Israel Avihai Mandelblitbaru-baru ini menyetujui keputusan untuk menyita tanah yang terletak di sekitarMasjid Ibrahimi dalam konteks kebijakan pemerintah penjajah Israel untukmengendalikan masjid sepenuhnya dan mengubahnya menjadi sebuah sinagog Yahudidengan dalih modernisasi dan pengembangan tempat tersebut.

Penulis dan analis politik Dr. Khalil Tufakji mengatakan bahwaotoritas penjajah Israel selalu berusaha untuk merebut Masjid Ibrahimi secarakeseluruhan. Tindakan ini jelas merupakan pelanggaran terhadap hukuminternasional.

Menurut Kesepakatan Oslo tahun 1993 antara Organisasi PembebasanPalestina (PLO) dan entitas penjajah Israel bahwa pihak yang memiliki otoritasdi Masjid Ibrahimi adalah pemerintah kota Hebron bukan otoritas pendudukan penjajahIsrael.

Sebelum itu sudah didahului oleh keputusan paling terkenal yangdikeluarkan oleh Menteri Perang Israel Naftali Bennett pada (1-12-2019) yang menyetujuiimplementasi rencana untuk membangun kampung permukiman Yahudi baru di dekatMasjid Ibrahimi di kompleks pasar grosir di Hebron.

Rencana tersebut menyebutkan tentang pembangunan toko-toko komersialbaru sebagai ganti bangunan yang hancur sambil menjaga hak-hak warga Palestinauntuk membangun propeerti di lantai pertama. Sedangkan kampung baru Yahudi atauyang disebut dengan New Jewish Quarter ini akan mencakup kontinum regional yangsaling terhubung antara Masjid Ibrahimi dan kampung Yahudi Abraham Avenue yangdiharapkan akan menggandakan jumlah orang Yahudi di kota Hebron.

Rencana tersebut mencakup penghancuran bangunan pasar untukorang-orang Palestina yang tinggal di kota Hebron dan kotamadya dan membanguntoko-toko baru sebagai gantinya sambil menjaga hak-hak mereka (orang Palestina)pada properti di lantai pertama.

Toko-toko ini dimiliki oleh kotamadya Hebron dan sejumlah pendudukkota. Pasar ini ditutup atas perintah pihak otoritas penjajah Israel setelah terjadi”pembantaian di Masjid Ibrahimi” pada tahun 1994 ketika seorangpemukim Yahudi bernama Baruch Goldstein menembaki para jamaah di MasjidIbrahimi saat shalat subuh pada hari Jumat 15 Ramadhan. Akibatnya 29 jamaah terbunuhdan 150 terluka sebelum jamaah lainnya menyerbu pelaku dan membunuhnya.

Hussam Abu Al-Rab Wakil Menteri Kementerian Wakaf Palestinamenegaskan bahwa rencana ini akan berakibat pada perampasan wakaf dari MasjidIbrahim juga perampasan area dan tanah milik masjid demi kepentingan proyek permukimanyang bertujuan untuk memperketat kendali mereka atas Masjid Ibrahimi.

Dia menambahkan bahwa ini adalah serangan secara nyata dan jelas terhadapkepemilikan eksklusif kaum muslimin baik Masjid Ibrahimi itu sendiri atau wakafyang terkait dengannya yang jumlahnya banyak dan tersebar di sekitarnya dan ditempat-tempat lain di kota Hebron dan lainnya.

Dia memperingatkan bahwa pemerintah penjajah Israel memanfaatkandunia yang sedang sibuk menghadapi pendemi Corona untuk memuluskan kebijakan-kebijakanpermukiman serta memanfaatkan dampak Corona di internal Israel untukmemastikan mulusnya keputusan mereka dengan reaksi minimal.

Dia menegaskan bahwa kementerian wakaf Palestina tidak akan tinggaldiam dalam menghadapi serangan ini. Pihaknya akan bekerja untuk berdiri teguhmelawannya.

Memisahkan jantung kota secara bertahap

Khalil Tufakji menegaskan bahwa keputusan penjajah Zionis untukmendirikan kampung Yahudi baru adalah hasil dari kerja permukiman yangdilakukan secara bertahap selama bertahun-tahun yang bertujuan untukmemisahkan jantung kota Hebron dari sekitarnya di mana kendaraan-kendaraandilarang masuk ke sana. Sedangkan Jalan Syuhada dan Pasar Grosir merupakan intidari konflik di daerah itu. Penduduk di lokasi-lokasi tersebut hidup dalamkondisi terisolasi dan tinggal di antara pos-pos militer penjajah Israel yangberdekatan.

Dia menambahkan bahwa ada 3.400 unit rumah di Kota Tuasepertiganya telah dikosongkan. Begitu juga sebagian besar apartemen kosong adadi daerah yang berada di bawah kendali langsung para pemukim Yahudi.

Juga ada 1.500 toko komersial ditutup selama hampir dua puluh tahun.Sepertiga di antaranya ditutup oleh perintah militer Israel. Yang lain karena intimidasiyang dilakukan para pemukim Yahudi dan larangan aktivitas yang melumpuhkanpasar dan membuat takut para pedagang.

Rencana bertahap sejak 1967

Rencana untuk mengendalikan Masjid Ibrahimi di kota Hebron sudah dimulaisejak pendudukan kota pada tahun 1967 dengan mengambil alih beberapa bangunandi dalam kota dan mengubahnya menjadi perkampungan perumahan untuk orang Yahudi.Mulai dilaksanakan rencana Yahudisasi dengan masuknya 73 pemukim Yahudi ke kotaHebron pada 10 Mei 1968 di mana mereka mendiami Immortal River Hoteldan mereka menyatakan niatnya untuk menetap dengan mendapat dukungan dari otoritaspendudukan penjajah Israel.

Para pemukim pendatang Yahudi mulai membuka ruang lingkuppemerintahan militer. Mereka menuntut didirikannya beberapa kegiatan komersialdan ekonomi di dalam kota terutama di kawasan Masjid Ibrahimi di mana ada gua”Makevila”. Maka mereka mendirikan sebuah restoran untuk pengunjungYahudi dan toko-toko untuk alat keagamaan dan peringatan sebagai pijakan awalmereka untuk menanam koloni-koloni di sekitar Masjid Ibrahimi dan pusat kotatua Hebron.

Pada tahun 1968 pemerintah penjajah Israel menyetujui pembangunansebuah sekolah agama Yahudi di Hebron untuk menarik dan mendatangkan parapendukung dan penyeru Yahudisasi dan permukiman Yahudi. Hal ini mendorong kunjunganterus-menerus para pemukim pendatang Yahudi ke kawasan Masjid Ibrahimi. Mereka mengubahsebagian dari masjid menjadi ruang ibadah (Yahudi) sebagai persiapan tahapawal untuk menguasai masjid dan lingkungan sekitarnya.

Pada bulan September 1968 otoritas pendudukan penjajah Israel mengizinkanpara pemukim pendatang Yahudi untuk mendirikan sinagog di depan MasjidIbrahimi. Ini adalah langkah pertama dalam menciptakan realitas geografisYahudi di dalam pusat kota. Dan pada tahun 1968 juga pasukan pendudukan penjajahIsrael membuka pintu masuk dan jalur baru ke masjid dan mendirikan titik-titikpengawasan militer di sekitar area tersebut.

Koloni-koloni permukiman Yahudi pertama didirikan di dalam kota tuayang berdekatan dengan Masjid Ibrahimi pada tahun 1978 ketika sekelompokpemukim pendatang Yahudi menempati gedung Dabwiya di pusat kota. Para pemukim pendatangYahudi kemudian menyebutnya “Beit Hadassah”. Setelah “Aksi Dabwiya”(serangan oleh warga Palestina) tahun 1980 sebagai reaksi terhadap aksitersebut otoritas pendudukan penjajah israel menghancurkan puluhan rumah.Untuk memperluas koloni permukiman yang memiliki letak strategis dan saat inidihuni oleh 15 keluarga Yahudi.

Pada tahun 1983 pendudukan pwnjajah Israel mendirikan koloniYahudi di dekat gedung Dabwiyya yang dikenal sebagai “Beit Romano”setelah mereka menguasai sekolah Usamah bin Munqidz dengan dalih bahwa sekolahtersebut milik Yahudi. Kemudian ditambahkan lantai lain pada bangunan tersebutdan dirubah menjadi sekolah agama Yahudi.

Pada tahun 1984 pendudukan penjajah Israel mendirikan koloniYahudi baru (Abraham Avenue) di situs arkeologi di Tel Rumeida. Mereka menutuppasar sentral sayuran di Kota Tua. Kemudian setelah itu diserahkan kepada para pemukimpendatang Yahudi untuk mendirikan koloni-koloni baru di samping koloni-koloni lainseperti Beit Hassoun dan Beit Shennerson.

Menurut laporan Komite Rehabilitasi Hebron para pemukim Yahudi mengambilalih 20% dari properti Palestina di jantung kota dan mengubahnya menjadi koloni-kolonipermukiman. Saat ini sekitar 800 pemukim Yahudi tinggal di dalamnya dan secarakontinyu mereka dijaga oleh sekitar 1500 tentara Israel.

Melihat lokasi koloni-koloni ini menunjukkan bahwa mereka beradadi lokasi yang strategis. Menghadap ke kota tua dan beberapa perkampungan dikota Hebron. Koloni-koloni ini terhubung satu sama lain juga terhubungan dengankompleks permukiman Yahudi “Kiryat Arba” lewat kuil permukimantersebut untuk memfasilitasi transportasi ke dan dari sana selain untuk memfasilitasiakses ke Masjid Ibrahimi. (was/pip)

Tautan Pendek:

Copied