Penderitaan nelayan Palestina Hassan Fadal Bakar (31 tahun) bukanhanya karena kurangnya sumber daya yang dialami oleh seluruh sektor perikanankarena blokade panjang yang dialami Jalur Gaza melainkan juga dikarenakan pendudukanZionis yang menembah penderitaan mereka seperti halnya para nelayan lainnya diJalur Gaza.
Nelayan yang pernah ditawan penjajah Israel dan sudah dibebaskanini ditangkap dan ditawan untuk kedua kalinya oleh pasukan angkatan laut Zionissebelum kemudian dibebaskan kembali. Dia dan banyak rekan nelayannya yang lainmenjadi target diburu dan dikejar angkatan laut Zionis saat mereka mencari matapencaharian mereka di tengah laut.
Meskipun blokade dzalim dan penindasan penjajah Israel berpadu terhadapsektor perikanan dan para nelayan namun upaya mereka untuk terus mencari makanbagi anak-anak mereka di tengah laut tidak pernah berhenti. Kemudian datang krisisvirus Corona yang semakin menambah dan meningkatkan penderitaan mereka danmenimbulkan kerugian parah.
4000 nelayan
Profesi nelayan di Jalur Gaza tidak lagi seperti sebelum terjadiblokade. Profesi yang ditekuni warga Jalur Gaza yang dulu jumlahnya dua kalilipat. Sekarang masih ada sekitar 4 ribu nelayan yang memiliki hampir 1.000perahu nelayan dari berbagai jenis.
Menurut Sindikat Nelayan Palestina para nelayan ini menghidupi lebihdari 50.000 orang. Dengan pembatasan yang diberlakukan pasukan angkatan lautpenjajah Israel terhadap pergerakan nelayan dan area mereka untuk melaut sertametode penangkapan ikan maka sebagian besar kelompok keluarga Palestina yangbergantung pada profesi ini telah jatuh dalam lingkaran kemiskinan.
Secara berkelanjutan pasukan penjajah Israel terus menerus melakukanpelanggaran terhadap para nelayan di Jalur Gaza. Kadang-kadang mereka diburudan dikejar-kejar saat berada di area melaut yang diizinkan kemudian mereka ditembaki.Di kesempatan lain mereka dikejar dan diburu kemudian ditangkap. Dan seringkali mereka diburu dan dikejar kemudian disita perahu dan peralatan yang merekagunakan untuk mencari penghidupan.
Nelayan Palestina Jamal al-Aqraa penanggung jawab sektor nelayandi Perhimpunan Serikat Buruh di propinsi tengah menegaskan bahwa penjajah Israelmempermainkan dan memanipulasi jarak area penangkapan ikan. Dengan merubah-rubaharea jarak yang diizinkan melaut bagi para nelayan Jalur Gaza Meskipun demikianmereka sering mengejar dan memburu para nelaran mereka melaut dan menangkapikan di area kurang dari jarak yang diumumkan secara resmi di media olehpenjara Israel.
Jamal al-Aqraa menuduh Serikat Nelayan Gaza mengabaikan perannyadalam membela para nelayan dan mendukung mereka yang terkena dampak ekonominya.Dia meminta serikat nelayan melakukan tekanan pada lembaga-lembaga pemerintahuntuk mendukung bahan bakar perahu nelayan dan mengetuk pintu-pintu lembagaresmi swasta dan lembaga internasional untuk membantu para nelayan.
Penghasilan terbatas
Sementara itu Zakaria Bakar koordinator komite nelayan diFederasi Komite Pekerja Pertanian mengatakan &ldquoProfesi perikanan belum pulih kembaliseperti yang diseharusnya. Di mana pemasukan nelayan paling banyak hanya 600shekel (170 dolar) sebulan untuk kondisi yang terbaik. Karena produksi ikankurang menurun menjadi kurang dari setengahnya dibandingkan dengan produksi tahun-tahunsebelum 2006 (sebelum ada blokade Israel). Sementara biaya bahan bakar dan spareparts peralatan nelayan meningkat.
Zakaria Bakar menjelaskan bahwa pemerintah kota Gaza sendiri setiaptahun menghimpun pemasukan antara 500-600 ribu dolar dari sektor perikanan sajabelum lagi kota-kota lain di Jalur Gaza namun jumlah yang dihimpun ini tanpa adakompensasi layanan apa pun.
Pandemi korona
Kapten Nelayan Palestina Nizar Ayyash membenarkan bahwa pandemiCorona telah menyebabkan kerugian besar pada sektor perikanan di Jalur Gaza. Paranelayan menderita kerugian besar sebagai akibat dari penghentian puluhanproyek lokal dan internasional pencegahan ekspor ikan ke luar negeri danlemahnya daya beli warga meskipun harga ikan rendah.
Dia menjelaskan bahwa 95% nelayan di Jalur Gaza hidup di bawahgaris kemiskinan ekstrem. Dan 5% sisanya hidup di bawah ancaman pengangguranyang terselubung.
Ayyash menjelaskan bahwa penjajah Israel dengan sengaja membagi-bagilaut berdasarkan area-area yang jaraknya berbeda-beda di bawah kedok yangdisebutnya “langkah-langkah untuk meringankan blokade”. Wilayah pertamamemanjang dari pelabuhan Gaza ke utara sampai Jalur Gaza utara dengan areamelaut sejauh 6 mil. Sedangkan wilayah kedua memanjang dari pelabuhan Gaza kearah selatan Jalur Gaza secara bertahap hingga mencapai area kuning dekat laut daerahAl-Zahra dengan area melaut sejauh 12 mil. Sedangkan area ketiga ke selatanmenuju laut Rafah dengan area melaut sejauh 15 mil.
Pusat Hak Asasi Manusia &ldquoAl-Mezan&rdquo mengutuk eskalasi pelanggaran yangdilakukan penjajah Israel terhadap para nelayan dan perampasan hak mereka untukmendapatkan sumber penghidupan mereka di tengah-tengah kondisi kemanusiaan yangmemburuk dan ancaman yang ditimbulkan oleh penyebaran virus Corona.
Al-Mezan kembali menegaskan kecamannya atas perilaku pasukan penjajahIsrael yang tidak mempertimbangkan kondisi kemanusiaan yang sulit danpenyebaran pengangguran dan kemiskinan di tengah-tengah pandemi Corona. Padahalakses orang untuk mendapatkan makanan yang memadai merupakan salah satu cara untukmemperkuat imunitas tubuh. Alih-alih menjalankan tugasnya untuk memberikanbantuan kepada penduduk dan memberikan bantuan segera penjajah Israel justruterus merampas hak warga untuk mendapatkan sarana penghidupan mereka. (was/pip)