Sekali lagi dengan berbagai alat dan perangkat yang digunakan Israelmembuktikan dirinya jauh dari kemanusiaan. Intelijen penjajah Israelmemanfaatkan pandemi corona dari pintu-pintu yang secara dzahir memberantasvirus ini namun tujuan tersembunyinya adalah agar bisa memata-matai wargaPalestina di  manapun mereka berada.
Yang terbaru adalah kebijakan otoritas penjajah Israel yangmewajibkan para pekerja Palestina memasang aplikasi &ldquomata-mata&rdquo. Otoritaspenjajah Israel menyatakan bahwa semua pekerja Palestina harus mengunduhaplikasi “koordinator” ketika mereka berada di wilayah pendudukan Israel.Dan tampaknya ini adalah alat baru sebagai bagian dari cara yang digunakanpenjajah Israel untuk memata-matai rakyat Palestina yang sudah biasa dilakukan selamabertahun-tahun.
Haaretz: alat mata-mata
Surat kabar Israel Haaretz mengatakan aplikasi tersebutmencakup banyak rincian. Di antaranya adalah lokasi geografis penggunaankamera dan mengetahui tentang file-file yang disimpan pada perangkat selainpenggunaan data detail tersebut untuk tujuan keamanan Israel.
Dalam sebuah surat keberatan yang diajukan oleh Pusat PerlindunganIndividu dan Dokter untuk Hak Asasi Manusia disebutkan bahwa memaksa orang-orangPalestina untuk memasang aplikasi tersebut dengan tujuan untuk mengetahui perizinanmereka adalah “langkah ekstrem dan pelanggaran privasi”.
Surat keberatan ini menegaskan bahwa pemasangan aplikasi ini “merupakancara untuk memanfaatkan realitas yang terjadi saat ini (wabah corona) untuktujuan yang tidak dapat diterima yang memungkinkan keamanan Israel menembusprivasi dan merusak martabat manusia.”
&ldquoKoordinator&rdquo adalah gelar yang diberikan kepada pejabat urusansipil dalam pemerintahan pendudukan penjajah Israel. Menurut banyak laporan dimasa lalu ia dikenal sebagai alat penting dalam sistem pengintai negara penjajahIsrael tugasnya adalah memberikan informasi baru untuk tujuan-tujuan tersebut.
“Koordinator” adalah otoritas yang bertanggung jawab mengeluarkanizin kepada para pekerja serta berkas-berkas dan hal-hal lainnya termasukmasuknya barang ke wilayah Palestina bahkan memberikan izin pembangunan danpembongkaran rumah. Berada di bawah komando militer penjajah Israel. Kantor koordinatordipimpin oleh seorang perwira senior Israel dengan pangkat jenderal.
Sebelumnya otoritas keamanan di Jalur Gaza memperingatkan agartidak mengunakan aplikasi ini di media sosial karena merupakan wajah keamananIsrael yang memanfaatkan kebutuhan kemanusiaan warga untuk mendapatkan izinkunjungan atau perawatan kemudian terjebak dalam kubungan yang berurusandengan intelijen Israel.
Otoritas penjajah Israel berdalih bahwa tujuan dari pemasanganaplikasi ini adalah untuk mengatasi penyebaran virus corona. Terlebih PM IsraelBenjamin Netanyahu sudah memperoleh persetujuan dari Jaksa Agung AvaihaiMandelblit untuk menggunakan sarana teknologi canggih untuk memantau pergerakanpasien Corona dengan memantau ponsel mereka dan sarana teknologi canggihlainnya.
Prosedur baru ini mengizinkan dinas intelijen Israel Shin Bet untukmelacak ponsel orang yang terinfeksi Coronavirus dan orang-orang di sekitarnyadalam 14 hari sebelum didiagnosis untuk memberi tahu mereka melalui pesan teksbahwa mereka harus masuk ke dalam isolasi/karantina.
Ada kemungkinan otoritas penjajah Israel memanfaatkan aplikasi ini bersamaandengan kembalinya puluhan ribu pekerja Palestina ke daerah tempat tinggalmereka di Tepi Barat. Kemudian mengumpulkan informasi keamanan dengan menembusponsel mereka termasuk untuk mendapatkan informasi pribadi rahasia dan bahkankeluarga.
Peringatan
Direktur Jenderal Komisi Independen Palestina untuk Hak AsasiManusia Ammar Duweik sudah memperingatkan agar tidak menggunakan aplikasi inikarena otoritas penjajah Israel menggunakan segala cara yang ada untukmemata-matai orang Palestina tanpa pengawasan. Hal semacam itu harus diperlakukandengan hati-hati dan serius. “Karena itu dapat membahayakan kita atauorang lain” tegasnya.
Duweik mengatakan “Israel biasanya menggunakan undang-undangdarurat Inggris untuk menghadapi orang-orang Palestina. Yang membebaskantangannya menjangkau tingkat keamanan peradilan dan militer untuk menghadapiorang-orang Palestina. Dalam praktiknya tidak ada pencegah atau jaminan dalammengadapi peralatan militer Israel.”
Dia menambahkan “Israel memiliki unit khusus 8000 yang bertugasmengumpulkan informasi tentang warga Palestina melalui alat-alat elektronik. Dansemua prosedur ini berlangsung tanpa jaminan untuk menghormati privasi orangPalestina. Prosedur ini mencakup apa saja yang mereka kerjakan. Israel memilikiberbagai jenis dan macam alat dan ini tidak mengejutkan.”
Dia menjelaskan “Orang Israel mengumpulkan informasi tentangkami dan mereka gunakan untuk memerangi kami memerangi orang-orang Palestinasebagai individu dan keluarganya. Kami tidak tahu bagaimana penjajah Israel menggunakaninformasi ini.”
Mengungkap wajah buruk Israel
Rami Abu Zubaidah peneliti dalam urusan keamanan dan militermengatakan penjajah Israel memperlakukan para pekerja pekerja Palestina yang bekerjadi wilayah Palestina yang diduduki penjajah Israel sejak tahun 1948 secararasis. Ini nampak jelas ketika sejumlah pekerja Palestina di lempar ke pinggirjalan karena terduga terinfeksi virus Corona tanpa diberikan pengobatan danperawatan kesehatan.
Lebih lanjut dia mengatakan “Sebaliknya pasukan penjajahIsrael meningkatkan tindakan militernya yang mengandung dimensi keamanan danspionase. Mereka memaksa para pekerja Palestina mengunduh aplikasi di ponselmereka. Melalui aplikasi ini memungkinkan dinas keamanan Israel untukmengakses apa yang ada di dalam ponsel tersebut mendapatkan informasi danrahasia yang mereka inginkan. Mereka memanfaatkan kebutuhan warga Palestina untukbekerja dan karena kondisi sulit untuk tujuan memata-matai para pekerja karenatakut para pekerja ini dapat melakukan tindakan gerilya atau dimanfaatkan untukmelakukan intimidasi dan menjatuhkan pekerja.”
Dia menyatakan bahwa masalah ini memperlihatkan wajah buruk penjajahIsrael yang merupakan wabah nyata yang diderita oleh rakyat Palestina.(was/pip)