Gerakan Perlawanan Islam Hamas mengatakan bahwa sekarang ini bola adadi tangan pemerintah penjajah Israel untuk mengambil langkah-langkah praktismengenai inisiatif kemanusiaan yang diluncurkan oleh pemimpin gerakan di GazaYahya Sinwar mengenai masalah tawanan.
Juru Bicara Hamas Hazim Qasim dalam sebuah pernyataan tertulishari Selasa (7/4/2020) mengatakan “Hamas menguatkan inisiatif pemimpingerakan di Jalur Gaza Yahya Sinwar mengenai inofrmasi soal tentara Israelyang ditawan Brigade Al-Qassam dengan cara Israel harus membebaskan sejumlah tawananlanjut usia wanita yang sakit dan anak-anak sebagai imbalasan agar al-Qassammengambil langkah positif dalam masalah ini.”
Qasim menambahkan “Gerakan Hamas akan menanggapinya secara bertanggungjawab terhadap setiap respons nyata dan konkrit atas inisiatif ini.”
Sebelumnya dalam pernyataan singkat yang dirilis hari Selasakemarin Kantor Netanyahu menyatakan “Koordinator urusan tawanan danorang hilang Yaron Blum beserta timnya bebekerja sama dengan Badan KeamananNasional dan lembaga keamanan siap bekerja secara konstruktif untuk memulangkantentara yang tewas dan yang hilang di Jalur Gaza serta menutup file ini. Merekamenyerukan untuk dimulai dialog dengan segera melalui mediator.”
Baru-baru ini pemimpin Hamas di Jalur Gaza Yahya Siswar meluncurkansebuah inisiatif untuk membebaskan para tawanan Palestina yang sakit orangtua anak-anak dan wanita dari penjara Israel dengan imbalan pihaknya akanmemberikan beberapa konsesi tentang masalah tentara Israel yang tewas atau yanghilang di Jalur Gaza. Namun Sinwar tidak menyebutkan secara detail konsensiyang dimaksud.
Patut dicatat bahwa pada bulan April 2016 Brigade Al-Qassam sayapmiliter Hamas menunjukkan gambar empat tentara Israel: Shaul Oron HadarGolden Abraham Mengistu dan Hashem El-Sayed. Namun Brigade al-Qassam menolakuntuk mengungkapkan rincian terkait dengan mereka tanpa ada harga yang dibayaroleh pihak penjajah Israel.
Untuk memulai negosiasi tidak langsung kesepakatan pertukaran baruGerakan Hamas menyaratkan pembebasan semua tawanan yang sudah dibebaskan dalampertukaran sebelumnya (untuk pembebasan Gilad Sahlit) kemudian ditangkapkembali oleh pihak penjajah Israel.
Pada tahun 2011 gerakan Hamas dan penjajah Israel dengan mediasiMesir mengadakan pertukaran tawanan. Kesepakatan ini mencakup pembebasan lebihdari seribu tawanan Palestina dengan imbalan pembebasan tentara Israel GiladShalit yang ditawan Hamas selama lima tahun di Jalur Gaza. Namun penjajahIsrael menangkap kembali sejumlah tawanan Palestina yang dibebaskan dalam kesepakatanpertukaran tersebut.
Keluarga para tentara Israel yang disandera di Jalur Gaza menuduhpemerintah mereka mengabaikan persoalan anak-anak mereka ini. Mereka mengumumkanserangkaian kegiatan untuk menekan pemerintahnya agar bisa mengakhiri masalahini. (was/pip)